01.

2.8K 64 1
                                    

~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~









***

Rayyan dan Pak Fateh sedang sarapan bersama, seperti biasa tak ada obrolan mereka sibuk dengan sarapannya masing-masing. Walaupun mereka Anak dan Ayah, namun keduanya jarang sekali ngobrol. Mereka akan bicara jika di antara keduanya ada perlu, dan Rayyan sudah biasa akan hal itu.

Mungkin faktor seperti ini juga yang membuat Rayyan lebih betah di markas, ketimbang di rumah.

Tak ada yang bisa di ajak ngobrol ataupun bercerita, selama ini Rayyan lebih memilih menyelesaikan masalahnya sendiri, kalau pun memang dia tidak bisa. berulah dia meminta bantuan Papanya.

Saat keduanya asik menikmati sarapan, tiba-tiba ponsel Pak Fateh berdering.

Beliau mengangkat telepon tersebut, Ray awalnya tidak tertarik. Namun ketika sang Papa mengatakan jika mereka akan segera kesana, membuatnya mengerutkan kening.

"Kamu hari ini izin, biar Papa yang izinkan. Sekarang kamu ganti baju dan ikut Papa, hari ini kamu harus menikah." Ucap Pak Fateh santai.

"Aku nggak mau!" Tolak Ray lantang.

Pak Fateh yang sudah berada di anak tangga, menoleh pada putranya. "Silahkan kamu menolak. Tapi motor kesayangan kamu dan semua fasilitas yang Papa berikan. Akan Papa ambil lagi, dan kamu Papa kirim ke luar negeri," Ray mengumpat dalam hati.

Dia tidak mau jika harus pergi ke luar negeri, Ray tak mau meninggalkan teman-temannya.

Dengan berat hati dan sangat amat terpaksa, Rayyan menuruti keinginan Papanya. Dan hari ini statusnya bakal berubah menjadi suami, ia tertawa dalam hatinya.

Bisa-bisanya, umurnya yang masih 18 tahun harus sudah menjadi seorang suami, yang bahkan dia tidak tau seperti apa calon istrinya nanti.

Pukul 10 pagi beliau bersama Rayyan dan sekretarisnya bernama Herry pergi ke kota Bandung, kota di mana tempat kelahiran Pak Fateh dan juga bersama temannya yang saat ini sedang butuh bantuan.

Pak Fateh lahir di kota Bandung, hingga lulus kuliah barulah beliau ke Jakarta hingga dia menjadi orang sukses.

Pak Fateh dan Pak Fauzi adalah teman satu sekolah, susah senang mereka lewati bersama.

Fateh ingat betul, dulu Fauzi pernah menolongnya ketika dia hampir celaka, waktu itu beliau ingin menyebrang jalan. Namun karena terburu-buru hampir saja dia tertabrak sebuah mobil.

Jika bukan karena Fauzi menariknya mungkin saat ini dia sudah tidak ada di dunia.

Tapi karena menolong dirinya, Fauzi lah yang celaka. Terlalu kuat menarik tubuh Fateh. Fauzi terhuyung kebelakang dan ternyata ada sebuah selokan besar, dan karena hal itu Pak Fauzi mengalami gagar otak karena sangking kerasnya benturan di bagian belakang kepalanya.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang