~•~
***
Jam istirahat pun tiba, para murid sudah tidak sabar berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka.
"Rayyan," Panggil Dhita menoleh pada suaminya.
"Ehm?"
"Aku mau izin temanin Khanza ngerjain soal di perpus ya." Dhita tersenyum manis dan berharap suaminya itu mengizinkan.
"Aku temanin," Pundak Dhita pun turun, dia ingin ngobrol santai bersama teman barunya itu, jika ada Rayyan rasanya tidak bebas walaupun yang mereka obrolkan tidak hal yang aneh-aneh.
"Nggak usah, aku cuma bentar kok." Rayyan tampak menimbang, tatapannya lurus ke mata indah istrinya.
Menarik napas sejenak. "Oke boleh. Asal jangan pergi sendirian. Telepon aku kalau mau kemana pun," Pesan Rayyan saat mengizinkan Dhita untuk bersama temannya.
Rayyan tahu Dhita ingin brsosialisasi bersama teman-teman barunya di sini, dia pun tak ingin terlalu mengekang.
Yang terpenting ia akan menjaganya walaupun tidak bisa bersama gadisnya.
"Makasih ya, aku janji kalau masih ada waktu aku nyusul." Ujar Dhita seraya ingin beranjak.
Namun pergerakannya terhenti saat Rayyan mencekal pelan lengannya, ia mengerutkan kening bingung. "Kenapa?" Rayyan menarik sudut bibirnya.
Lalu tangan kirinya menunjuk kearah pipi kanan, memberi kode untuk dicium "Malu," Cicit Dhita pelan.
"Cuma di pipi, Babe. Bukan di bibir, atau mau di bibir?" Godanya menarik turunkan alisnya. Dengan wajah menyebalkan namun sayangnya sangat tampan.
Cup!
Dengan gerakan cepat, Dhita mencium pipi kanan suaminya, lalu beranjak menarik tangan Khanza untuk cepat keluar, dia malu pasti para murid yang masih berada di dalam kelas melihat apa yang di lakukannya tadi.
Rayyan terkekeh pelan, ia mengusap pipinya sendiri. "Gemas." Gumam cowok itu mengusap pipinya.
"Ck dasar bucin-bucin." Decak kesal Lucky.
"Kenapa? Lo mau di sosor juga? Boleh sini," Zaky maju berniat mencium Lucky.
"Najis! Bangsat!" Maki Lucky menoyor kepala Zaky kencang hingga cowok itu terdorong kebelakang.
Bukannya marah, Zaky justru tertawa keras menatap perginya Lucky.
Beralih pada Dhita dan Khanza, kini dua gadis cantik tersebut sudah duduk manis di temani buku fisika di atas meja.
Khanza sibuk mengerjakan tugas fisika yang tak sempat dia kerjakan, sedangkan Dhita hanya menemani sambil membaca novel.
"Ta," Panggil Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð)
Jugendliteratur!𝘗𝘭𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘊𝘰𝘱𝘺 𝘔𝘺 𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR⚠️ ⚠️MENGANDUNG ADEGAN🔞⚠️ !𝘉𝘪𝘫𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢! _________ Rayyan Emmerich Pratama memimpin sebuah geng motor bernama 'Strength' dia terkenal dingin da...