24.

707 33 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...
.
.
.
.
.






~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





***

Cup!

Cup!

Cup!

Seorang wanita cantik terbalut selimut tebal, tidurnya merasa terusik saat dia di hujami ciuman lembut yang berulang kali di wajahnya, dengan terpaksa wanita itu membuka mata.

Hal pertama saat matanya terbuka, wajah tampan dengan senyum manisnya kini dia lihat.

"Rayyan, kok kamu di sini? Kalau ada yang lihat gimana?" Cowok itu malah tersenyum melihat wajah panik wanitanya.

"Nggak akan sayang," Ujarnya lalu mencium pipi kiri sang istri. "Mereka sibuk bantu guru cari kayu bakar."

"Terus Khanza sama Monik?"

"Ikut." Jawab Rayyan singkat.

Kini cowok itu merengkuh pinggang Dhita, menyembunyikan wajahnya di dada wanitanya. "Kangen," Adu Rayyan dengan manja.

Dhita terkekeh, mengusap surai suaminya dengan lembut. "Kangen? Kan aku nggak kemana-mana," Balas Dhita lembut.

"Tapi kita nggak bisa tidur bareng, aku kangen." Sontak Dhita tertawa pelan, ya ampun kenapa cowok yang katanya kejam ini berubah hello kitty.

"Cuma sehari,"

"Kita di sini bakal dua hari sayang," Beritahu Rayyan.

"Nggak apa-apa, kita kan cuma pisah waktu tidur aja. Lainnya juga aku pasti sama kamu terus," Ray tak menjawab, ia masih asyik menduselkan wajahnya di dada sang istri.

"Udah ah, ntar kamu kebablasan. Bahaya nanti," Cegah Dhita saat tangan kekar Rayyan mulai aktif menjamah tubuhnya.

Dhita berusaha menarik tubuh Rayyan, meskipun sulit ia berhasil karena Rayyan sepertinya yang mengalah.

Kini keduanya saling pandang, Dhita tersenyum sambil mengusap pipi kanan Rayyan. "Keluar yuk, sebelum ada yang lihat." Ajak Dhita lembut.

"Cium dulu," Pinta Rayyan.

Dhita mengulum senyum manis, ia menangkup wajah Rayyan lalu memberi ciuman mulai dari kening, mata, kedua pipi, hidung, dagu dan yang terakhir bibir.

Dan seperti biasa, saat Dhita mencium bibir Rayyan pasti akan menahannya, hingga wanita itu kehabisan napas.

"Thanks you babe," Ucap Rayyan serak terbawa suasana.

Dhita hanya menganggukkan kepala, Rayyan lebih dulu bangun. Setelah itu menarik pelan istrinya untuk duduk.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang