14.

1.6K 60 1
                                    

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~








***

Rayyan bersama ketiga sahabat dan juga Dhita sebagai wanita satu-satunya di tempat itu, baru saja selesai melakukan kewajiban sebagai seorang muslim, yang di mana mereka baru selesai sholat shubuh, dan Dhita tentu bangga sebab suaminya menjadi imam untuk mereka.

"Bangun woy! Udah pagi. Sekolah-sekolah!" Teriak Lucky membangunkan Anggota Strength yang masih tidur di ruang tamu dan tengah.

Mendengar teriakan itu mereka terbangun, duduk seketika lalu melihat jam dinding menunjukkan pukul enam pagi, masih sempat jika pulang dan bersiap-siap.

Kini Darren, Zaky dan Lucky sudah rapi duduk di ruang tamu menunggu ketua mereka, beruntung anggota inti Strength selalu memiliki seragam cadangan di markas, jadi jika tak pulang mereka bisa langsung berangkat, walaupun tak membawa buku, tak masalah yang terpenting menunjukkan muka di hadapan guru.

"Masa kita pergi kesekolah aku kayak gini? Kamu udah pake seragam, aku nggak!" Ketiga cowok yang sibuk dengan ponselnya kini mengarahkan pandangan ke tangga.

Di mana pagi-pagi, sudah melihat perseteruan rumah tangga ketua mereka.

"Nanti kita bisa beli sayang," Ucap Rayyan mengikuti langkah Dhita di belakang.

"Beli terus, mentang-mentang banyak duit. Yang kemarin juga masih bisa, main buang-buang aja!" Gerutu Dhita yang kesal pada suaminya, Rayyan menghela napas pasrah

Bagaimana Dhita tidak kesal, sejak selesai sholat tadi dia sudah mengajak cowok itu pulang, tapi malah tidak mau.

Alasannya jauh kalau harus pulang dulu, mereka akan telat.

"Bisa kalah juga si bos," Kekeh Lucky berbisik pada Zaky.

"Ssst diam!" Zaky.

"Terus kalau kita berangkat dari sini, tas sama semua keperluan sekolah ada di apartemen, kita belajarnya gimana Rayyan." Greget Dhita menghentakkan kaki menatap suaminya kesal.

"Zak, siapin minuman sama snack dong, ada film real action. Sayang kalau nggak di tonton," Seloroh Lucky terkekeh geli.

"Lo pikir bioskop." Balas Zaky menoyor kepala Lucky.

Rayyan menghampiri Dhita, menarik pinggang sang istri. "Masih pagi sayang. Jangan marah-marah, kamu ingat kan hari ini guru lagi ada meeting. Mereka membebaskan kita untuk datang atau nggak, karena hari ini nggak ada pelajaran."

Lucky dan Zaky kompak menepuk keningnya. "Njirlah Kok gue lupa sih!" Kata Zaky.

"Lo biasanya ingat. Jangan-jangan lo lupa juga?" Memicingkan matanya pada Darren.

"Mau ngeprank kalian." Jawab Darren santai, padahal dia pun lupa, namun demi harga dirinya Darren berbohong.

"Oh iya ya, lupa aku." Dhita memanyunkan bibir sambil menepuk jidatnya.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang