09.

1.7K 54 4
                                    

٭٭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

٭٭




***

Rayyan sama sekali tidak beranjak dari duduknya, cowok itu setia menemani Dhita yang kini tengah tertidur pulas.

Setelah minum obat, gadis itu merasa mengantuk dan tak butuh waktu lama sudah terlelap. Apalagi sentuhan tangan Rayyan yang terus mengusap kepalanya, membuat rasa kantuk gadis itu semakin terasa.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Rayyan merotasikan tatapannya dari Dhita ke pintu tersebut, di sana ada seorang gadis yang tengah menunduk lalu menghampirinya.

"Maaf Kak, ini seragamnya." Kata gadis itu,  memberikan pesanan Rayyan berupa seragam baru untuk Dhita.

"Thank." Ucap Rayyan datar, tanpa melihat lawan bicaranya, gadis yang notabene nya adalah adik kelas, hanya menganggukkan kepalanya lalu keluar dengan langkah cepat.

Gadis itu mendapat perintah dari Darren untuk mengambilkan seragam dan menyuruhnya mengantar seragam itu pada Rayyan yang berada di UKS.

Darren sendiri mendapatkan pesan dari Rayyan saat dirinya tengah sibuk mencari pelaku penyekapan Dhita, tanpa membantah Darren pergi ke ruang koperasi dan menyuruh seseorang yang kebetulan ada di sana.

Rayyan mengusap pipi Dhita, berniat membangunkan gadis itu, lagi pula Dhita sudah cukup lama tidurnya. Rayyan takut istrinya itu kelaparan. "Dhita bangun.." Panggilnya sangat pelan. "Wake up babe.." Lanjut Rayyan semakin mengusap pipi gadis itu.

Dhita menggeliat kecil, perlahan matanya terbuka. Ia diam sejenak mencerna apa yang tengah terjadi.

Usai nyawanya sudah terkumpul dan dia ingat semuanya, Dhita menghela napas panjang. "Udah nggak pusing?" Tanya Rayyan dengan nada rendah.

Dhita hanya menggeleng. "Syukurlah." Rayyan merasa lega.

Cup!

"Sekarang bangun, ganti seragamnya." Perintah Rayyan usai mendaratkan kecupan di pipi kanan Dhita.

Dhita bangun menerima seragam tersebut, selang beberapa detik, Dhita mengerutkan kening. "Kamu kok masih di sini? Aku mau ganti baju," Rayyan menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa? Ganti ya tinggal ganti." Jawab Rayyan enteng.

Dhita mendengus kesal. "Kamu keluar dulu, aku malu lah kalau kamu di sini." seringai terbit di wajah tampan Rayyan.

"Kita udah halal, kamu telanjang di depan aku aja nggak masalah, malah dapat pahala."

Plak!

"Enteng banget tuh mulut! Udah ah sana.. Ih Rayyan jangan ngeselin deh!" Sungut Dhita usai menggeplak lengan suaminya cukup kencang.

𝐑𝐚𝐲𝐲𝐚𝐧 𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲 (Lêê Jêñð) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang