01

2.3K 108 2
                                    


"Aku tidak ingin menikah!" Protes sang anak pada ibunda nya.

"Cukup ikuti kemauan papa kamu Hao, jangan banyak protes" sahut sang ibu yang sedang duduk bersampingan dengan anaknya.

"Aku masih berumur 18 tahun! Aku tidak ingin menikah sekarang!"

Diruangan kamar berwarna cokelat muda dengan campuran warna putih itu hanya diisi suara perdebatan antara ibu dan anak.

Orangtua nya akan menjodohkan Zhang Hao, anaknya, ke salah satu anak teman dekatnya yang juga rekan bisnis sang ayah.

"Papa sama mama mau menjualku? Begitu?" Tuduh Hao dengan suara ditenangkan tapi didalam dirinya menahan amarah nya.

"Bukan begitu Hao! Papa sama mama ingin ada yang menjagamu-" belum sempat sang ibu menjelaskan Hao sudah menyela.

"Selama ini Hao dijaga dan dididik bibi wendy, kenapa sekarang harus dengan pernikahan? Cih." Hao berdecih mengingat jika dirinya dan sang adik hanya dirawat asisten rumah tangga, sementara orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka. Pernah juga orang tuanya tidak pulang selama 2 tahun lamanya yang menyebabkan sang adik terus menangis saat itu, dikarenakan umurnya masih 7 tahun.

"Hao, mama ingin kamu mandiri-" lagi dan lagi Hao menyela.

"Selama ini aku sudah mandiri tanpa kalian, ma! Berhenti bersikap seolah-olah kalian lah yang mendidik ku?! Pulang saja hanya menggambil berkas yang ketinggalan" kesal Hao.

Sang ayah yang sedari tadi mendengar dibalik pintu kamar putra nya sudah tidak bisa menahan amarahnya dan membuka pintu kamar putranya dengan kasar yang membuat kedua orang yang berada disana menoleh terkejut pada sang ayah.

"Jaga ucapan mu Zhang Hao!!" Marah sang ayah.

"Aku begini juga karena kali-"

Plak!

Suara tamparan dari sang ayah tepat pada pipi mulus Hao. "PAPA KERJA JUGA UNTUK KALIAN! SEKARANG APA SUSAHNYA MENURUT?!" bentak ayah Hao setelah menamparnya.

Beberapa detik hening sehingga akhirnya ayahnya kembali berujar "Nanti malam kita berangkat ke korea, barang-barang mu akan dikemasi bibi wendy" sambung ayah Hao setelahnya keluar dari kamar putra sulung nya diikuti sang ibunda.

Hao memegangi pipi kiri nya yang terasa panas setelah ditampar sang ayah, ini kali pertamanya ditampar.

Adiknya, Ollie. Melihat semua kejadian itu bahkan saat ibu dan ayahnya keluar dari kamar kakaknya dia bersembunyi dibalik dinding dan kembali melihat kakaknya diambang pintu sebelum akhirnya menghampiri kakak nya yang sudah terduduk dilantai kamar.

Suara isakan menggema diruangan itu hingga Ollie memeluk kakak satu-satunya itu mengusap pelan punggung kakaknya.

Hanya itu yang dapat Ollie lakukan untuk menenangkan kakaknya, belum berani membuka suaranya.

Ollie ingat bahwa tadi pagi orang tuanya pulang, dia sangat senang mengetahui hal itu. Tapi saat tahu apa tujuan orang tuanya kembali itu membuat Ollie sangat marah pada ibu dan ayahnya.

▪︎▪︎▪︎

"Bunda? Ayah? Kalian kembali?" Tanya lelaki yang sedang menuruni anak tangga saat melihat ibunda dan ayah nya berada diruang makan rumahnya.

"Ahh sayang, kenapa bangunnya kesiangan? Sini makan siang dulu" bunda nya tersenyum pada putra satu-satunya yang sedang menuruni tangga.

Sung Hanbin, lelaki itu berjalan menghampiri meja makan dan duduk dihadapan orang tuanya.

Ini adalah moment langka keluarga 'Sung' yaitu makan bersama di satu meja.

"Hanbin mau apa? Biar bunda ambilkan" bunda nya menggambil piring meletakkan nasi beserta lauk pauk yang baru saja dimasakkan sang ibunda.

Only you & me! | Binhao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang