20🔞

2K 87 12
                                    

⚠️🔞 This chapter contains mature content

Be wise. if you are underage just skip this chapter

Hanbin dan Hao sudah sampai di Jepang, negara yang mereka tujui untuk berbulan madu. Mereka juga sudah berjalan-jalan dan makan malam direstoran mahal.

Didalam perjalanan mereka kali ini, Hanbin tentu merasakan hal yang aneh karena Hanbin menyadari Hao yang menjaga jarak darinya. Menggandeng tangannya saja, Hao menolak. Belum lagi Hao yang membalas perbincangannya selama perjalanan seadanya.

Saat sampai dihotel, Hanbin yang sudah tak tahan dengan Hao yang semakin berbeda dari sebelumnya pun segera menarik Hao dan mendorongnya hingga terjatuh diranjang kamar hotel mereka.

Hanbin mengukung Hao dibawahnya, menatap mata Hao yang juga tengah menatapnya.

Detak jantung Hao berdetak cepat karena posisi mereka. Hao dapat melihat mata tajam Hanbin yang menatapnya, Hao segera mengalihkan pandangan tak berani menatap mata itu lebih lama.

"Hanbin menyingkirlah!" Hao berusaha mendorong Hanbin untuk menjauhinya, namun itu sia-sia karena tenaga Hanbin jauh lebih kuat dibanding dirinya. Hanbin menahan kedua tangan Hao diatas kepalanya dengan satu tangan.

"Kau kenapa menjaga jarak dariku? Aku berbuat salah?" Tanya Hanbin penasaran masih menatap intens Hao dibawahnya.

"Ini memang jalan yang harus aku lakukan, karena kau tidak dapat memilih!" Marah Hao menatap tajam Hanbin.

"Maksudmu?"

"Kau mengaku menyukaiku kan? Tapi kau masih berhubungan dengan pacarmu. Kau pikir aku ini apa?" Jelas Hao bertanya.

"Aku atau Matthew yang kau permainkan?"

Hanbin terdiam, "kenapa diam saja Hanbin? Jika kau ingin aku, kau harus bisa melepaskan Matthew!" tegas Hao.

"Namun jika kau memilihnya, bersikaplah seperti biasanya dan bertahan tanpa perasaan untukku selama 2 tahun lagi, kita akan bercerai sesuai perjanjian awal" sambung Hao. Hanbin menggeleng tak ingin.

"Kenapa harus? Bukankah kau memiliki perasaan yang sama denganku?" Tanya Hanbin semakin dalam menatap mata berbinar Hao.

Nafas Hao sedikit tercekat mendengar pertanyaan itu, namun Hao ingin menguji Hanbin, jadi Hao gelengkan kepalanya dan mampu membuat Hanbin melemas.

"Sama sekali tidak ada sedikitpun?"

Hao menjawab dengan tajam, "apa yang kau harapkan Hanbin? Aku akan tetap pada pendirianku tentang perceraian itu. Bersabarlah sampai kau bisa bebas bersama kekasi- ahhh!" Kalimat Hao terpotong saat Hanbin dengan gencar menandai leher putihnya.

"Nggghh! Aahhh! Hanbin apa yang kau lakukan?!" Marah Hao mencoba menghentikan Hanbin, tapi tak bisa karena kedua tangannya masih ditahan Hanbin diatas kepalanya.

"Persetan dengan semuanya, kau milikku selamanya" gumam Hanbin lalu setelahnya menciumi bibir Hao. Jika Hao membuat tembok untuk tetap pada pendiriannya maka Hanbin akan menghancurkan tembok itu agar Hao berubah pikiran.

Hao menutup matanya merasakan ciuman memabukkan itu kembali ia rasakan. Tangan Hanbin yang satunya menganggur sudah membuka baju Hao dan menampakkan tubuh moleknya.

Hanbin menyudahi sesi ciumannya dan beralih pada dada Hao yang selalu menggodanya untuk terus menghisap putingnya. "Aahhh~ sshh! Ah!" Hao hanya bisa mendesah merasakan hisapan kuat dari mulut Hanbin yang sudah memainkan putingnya sampai puting itu memerah terasa perih.

Hanbin melepaskan kedua tangan Hao yang ia tahan tadi, masih berada diatas Hao, Hanbin melepaskan kaos yang ia pakai membuatnya bertelanjang dada juga.

Hanbin juga melepaskan celana Hao dan celananya, setelah mereka sama-sama tak memakai sehelai benang pun, Hanbin kembali mendekat pada wajah Hao. Hanbin kecup bibir yang sudah membengkak karena ulahnya.

Only you & me! | Binhao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang