03

667 66 7
                                    

"Namaku Sung Hanbin, panggil saja Hanbin. Namamu?" Hanbin dan Hao duduk bersampingan dikursi taman rumah sakit, Hao menoleh dan menjambat tangan Hanbin yang sudah diulurkan barusan.

"Zhang Hao, panggil saja Hao" Hanbin mengganguk pelan, "jadi benar kau asli China?"

Hao melepas jabatan tangannya dengan Hanbin seterusnya mengganguk, "bahasa koreamu juga sangat lancar."

"Karna ibu ku asli korea jadi aku dan adikku diwajibkan untuk belajar bahasa korea sejak kecil" balas Hao, Hanbin lagi-lagi hanya mengganguk.

Setelahnya hening kembali melanda keduanya.

"Disini kita sama-sama dipaksa menikah oleh kedua orang tua kita, kau bersedia?" Hanbin yang tidak tahan dengan keheningan pun langsung berbicara pada intinya.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, sudah banyak cara ku lakukan untuk membatalkan perjodohan ini, akhirnya hari ini aku menyerah dan pasrah saja, walaupun nanti aku membantah keinginan mereka aku juga akan terus seperti ini dan pastinya dimasa depan aku akan dipaksa lagi dengan keinginan lain yang aku sendiri tidak setuju sama sekali."

Hanbin menghela nafas ternyata bukan hanya dirinya saja yang berusaha membatalkan perjodohan ini. Nasib nya juga sama dengan Hao.

"Ayo turuti keinginan mereka dan bercerai sekitar 3 tahun kedepan" Hao berucap membuat Hanbin terkejut, bukannya bagaimana dia hanya tidak ingin mempermainkan suatu ikatan pernikahan.

"Aku yakin kau pasti ingin kebebasan dan aku semakin yakin setelah aku dan kau menikah pastinya aku maupun dirimu akan bebas asalkan dengan kata saling menjaga, tentunya nanti orangtua mu ataupun aku akan percaya begitu saja" Hao menjelaskan dengan sulit dikarenakan engan untuk mengatakan kata "KITA".

Hanbin diam untuk memahami ucapan Hao barusan, "bagaimana jika aku atau dirimu yang tidak sengaja saling jatuh cinta di masa depan nanti?" Hanbin bertanya membuat Hao tersenyum tipis seperti meremehkan pertanyaan Hanbin barusan.

"Itu tidak akan terjadi" jawab Hao dengan yakin.

"Kau tidak ingin membuat pernikahan ini berhasil?" Hao menatap Hanbin yang berada disampingnya lalu menggeleng lemah.

"Aku yakin kau punya tipe ideal untuk pasangan mu, begitu pun juga aku. Jadi pikir ku itu akan sia-sia saja."

"Kita akan tinggal seatap nanti, kau yakin dengan perkataanmu barusan?" Hao menjadi bingung dengan pertanyaan-pertanyaan Hanbin.

"Maksudmu?" Tanya Hao tidak paham dengan maksud Hanbin.

"3 tahun itu tidak sebentar Hao dan kita akan tinggal berdua selama 3 tahun itu, ku pikir mustahil tidak ada perasaan yang tumbuh" jelas Hanbin, Hao mulai memahami maksud dari Hanbin setelahnya mengganguk.

"Aku mengerti. Tapi cobalah untuk jangan membiarkan itu terjadi."

Hanbin mengganguk "baiklah, jangan salahkan aku jika itu benar-benar terjadi. Kita sudah membicarakannya sekarang."

"Lalu... kau setuju dengan rencana ku?" Hao bertanya untuk memastikan.

Hanbin mengganguk, "Jika tidak ada perasaan yang tumbuh kita akan bercerai dimasa itu, tapi jika ternyata sebaliknya... kita harus membicarakannya terlebih dahulu" usul Hanbin yang langsung diangguki Hao.

"GEGEE!" teriakan dari arah belakang terdengar di telinga keduanya, mereka menoleh mendapati seorang remaja berambut blonde.

Itu Ollie bersama dengan seorang gadis, ia menghampiri kakaknya dan calon kakak iparnya itu.

"Kau mewarnai rambutmu?" Hao mulai mengintrogasi adiknya yang sekarang sudah berada dihadapannya dengan senyuman yang tidak bisa diartikan.

"Kau iri ya?! Haha mengaku lah~ gege kan tidak dibolehkan mewarnai rambut oleh mama" goda Ollie pada Hao.

Only you & me! | Binhao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang