18

882 88 21
                                    

Setelah semua yang terjadi pada Hao beberapa waktu lalu, sekarang Hao sudah bisa sedikit melupakan kejadiannya walaupun hal itu sangat sulit sekali bagi Hao.

"Apa Hanbin sudah pulang, bi?" Tanya Hao pada bibi pembantu rumah mereka.

Bibi Jeon membalas, "sudah tuan muda, tadi saya lihat tuan muda Hanbin sudah naik ke lantai atas."

"Ah benarkah?"

Bibi Jeon mengangguk, "bibi aku minta tolong untuk lihat kue yang ada di oven, aku mau keatas sebentar" kata Hao yang diiyakan bibi Jeon.

Sekarang sudah pukul 21.00 malam dan Hanbin sempat berpamitan padanya untuk menemui Matthew sebelumnya.

Hao membuka pintu kamar utama, kamar mereka yang sekarang sudah tidak mempermasalahkan lagi untuk tidur sekamar berdua.

Hao dapat melihat Hanbin terduduk dikasur dan bersandar sambil menutup matanya. Kenapa Hanbin tampak murung? Bukankah seharusnya senang karena sudah bertemu kekasihnya kan?

"Hanbin, kenapa?" Tanya Hao saat sudah ikut duduk disamping Hanbin. Hanbin hanya menggeleng masih diposisinya.

Lalu Hanbin bergerak bersandar pada bahu Hao dan menggelamkan wajahnya dileher Hao, Hao yang merasa ada hal yang tak beres dari Hanbin pun semakin mendekat, bahkan mengelus rambutnya.

"Kalau ingin cerita, kau boleh bercerita padaku" tutur Hao masih mengelus rambut Hanbin.

Lama diposisinya Hanbin mulai mendongak menatap Hao, "menurutmu, apa aku seseorang yang baik?" Tanya Hanbin tiba-tiba.

Hao mengangguk, "tentu. Kenapa tidak? Ya walaupun aku awalnya sangat tak menyukaimu, tapi semakin lama aku mengenalmu, kau itu orang yang baik" jawab Hao membalas pertanyaan Hanbin.

"Lalu apa aku kurang baik dalam hubungan? Maksudku usaha ku, apa itu masih kurang dalam hubungan?" Tanya Hanbin lagi, Hao menatap Hanbin dan mulai mengerti apa yang terjadi pada Hanbin.

"Hm.. Matthew ya? Kalian sedang berkelahi?" Tanya Hao tepat sasaran. Hanbin hanya diam. Hao menghela nafas, "semua orang mungkin punya penilaian mereka masing-masing, aku tidak tahu bagaimana Matthew menilainya. Tapi jika kau tanya aku, menurutku kau sudah menjadi seorang kekasih yang baik, aku melihatnya. Aku bisa lihat usaha mu yang berusaha memberi yang terbaik untuk kekasihmu" sambung Hao berkata. Hanbin mendengarkan.

"Lalu kenapa dia berkata seperti itu?"

Hao menampilkan senyum tipisnya, "Ku rasa itu karena Matthew sedang dikuasai rasa marahnya. Siapa saja akan berucap hal yang belum mereka pikirkan secara spontan begitu saja, satu cara yang baik sekarang adalah tunggu dia tenang, baru kalian berbicara lagi" saran Hao.

"Selama kami berpacaran hal ini belum pernah terjadi. Entah kenapa suasana hatinya sedang tak baik tadi, lalu saat aku datang dia malah melampiaskannya padaku dan mengatakan kesalahan-kesalahan ku" Hanbin bercerita masih berada diposisi. Hao masih mendengarkan dengan serius tak lupa mengangguk setiap kata yang keluar dari mulut Hanbin untuk menghargainya.

"Sepertinya dia memang sedang marah karena sesuatu sebelumnya, nanti saat kalian sudah lebih tenang dan baik-baik saja, baru bertanya dan berbicara" ucap Hao menenangkan, Hao mengelus punggung lebar Hanbin.

"Sudah ya? Jangan dipikirkan dulu. Jangan murung lagi, semuanya akan baik-baik saja. Kau menyayanginya kan? Pasti ada jalan untuk kalian" kata Hao yakin.

Hao teringat akan kue yang ia buat tadi, sepertinya sekarang sudah matang. "Oh, tadi aku membuat kue, sepertinya sekarang sudah matang. Mau mencobanya?" Tanya Hao mengajak.

Hanbin mengangguk dan mereka akhirnya keluar dan turun tangga bersama.

"Sudah matang ya bi?" Tanya Hao saat melihat bibi Jeon mengurusi kue nya dan meletaknya dipiring.

Only you & me! | Binhao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang