05

882 80 1
                                    

Hari yang paling ditunggu oleh semua orang, terlebih kedua keluarga yang akan menyatukan kedua anak mereka untuk menjadi pasangan yang diharapkan bertahan untuk selamanya.

Walaupun semua diawali dari hasil perjodohan, kedua keluarga berdoa didalam hati mereka agar keduanya dapat saling jatuh cinta nantinya.

Tamu undangan sudah banyak menunggu, Hanbin sudah berdiri gagah dengan tuxedo putihnya yang melekat.

Setelah beberapa saat penantian, mereka akhirnya dapat melihat calon pengantin lainnya yang berjalan mendekat. Zhang Hao tampil sangat cantik dengan tuxedo yang sama dengan Hanbin dengan aksesoris lainnya yang melekat membuat Hao menjadi tambah sangat cantik sekarang.

Mata cantiknya seolah berbinar memaparkan cahaya dan Hanbin yang sedari tadi menanti kehadiran Hao tak dapat mengalihkan pandangannya dari Hao yang diantar oleh sang ayah.

Saat sudah dihadapan Hanbin, Ayah Zhang memberikan tangan anaknya yang tadi ia tuntun untuk digenggam Hanbin.

"Papa percayakan anak sulung papa ini padamu, Hanbin. Tolong jaga dia dengan baik" peringat ayah Zhang yang diangguki Hanbin. Setelahnya ayah Zhang turun dari sana dan duduk disamping ibu Zhang untuk menyaksikan prosesi pernikahan yang akan berlangsung.

Janji suci sudah keduanya ucapkan. Mereka sudah menjadi sepasang pasangan seutuhnya sekarang.

"Cium! Cium!" Sorakan dari tamu undangan begitu meriah pada dua orang yang sedang saling menatap dalam diam.

Namun Hanbin dapat melihat Hao melotot tanda tak setuju untuk menggabulkan permintaan orang-orang.

"Tunggu apalagi Hanbin? Cium istrimu" sahut ayah Sung melihat anaknya masih diam diposisi.

Hanbin menanggapi dengan senyum palsunya, dibawakan dirinya mendekat kearah Hao. Kedua tangan Hao sudah digenggam erat oleh Hanbin yang semakin mengikis jarak.

Terpaan nafas Hanbin dapat Hao rasakan dengan itu Hao segera memejamkan matanya erat.

Cup!

Tepukan tangan terdengar meriah setelah menyaksikan pengantin yang baru saja sah itu.

Hao kembali membuka matanya, ia dapat merasakan Hanbin mengecup dahinya tadi.

Syukurlah ternyata Hanbin mencium dahi dan bukan lah bibirnya, hati Hao menjadi sedikit tenang. Senyumnya ia kembangkan untuk melihat sekitar.

Ternyata begitu banyak orang yang berbahagia dengan pernikahan mereka, tidak seperti dua orang yang sudah sah menjadi pasangan malah menunjukkan senyum palsu mereka. Keduanya sama sekali tidak senang dengan pernikahan mereka sendiri.

"Tidak bisakah tanganmu melepas pinggangku?" Bisik Hao tepat disamping telinga Hanbin.

"Tahanlah sampai acaranya selesai, bukankah kita harus berpura-pura bahagia dengan pernikahan ini?" Bisik balik Hanbin pada Hao.

"Hanbin! Astaga keponakanku sudah menikah saja!" Bibinya Hanbin datang mendekat kearah mereka.

Hanbin dan Hao kompak tersenyum kearah bibi itu. "Oh? Hai bibi, terima kasih sudah datang dipernikahanku."

Bibinya Hanbin tersenyum mengganguk, "oh astaga, istrimu sangat cantik sekali! Aku sangat iri dengan kulit putihmu itu sayang" puji bibinya Hanbin pada Hao.

Hao semakin memamerkan senyum cantiknya, "terima kasih, bibi."

"Bagaimana rasanya menikah dengan Hanbin? Kau bahagia?" Tanya bibi itu lagi.

"Tentu, aku sangat bahagia! Hanbin pasti akan memperlakukanku dengan baik!" Hao berkata dengan tangan yang menepuk pelan bahu lebar Hanbin mesra.

"Astaga kalian begitu serasi, semoga kalian selalu berbahagia. Ekhem dan cepatlah memberi keturunan" kata bibi dengan kalimat akhir dipelankan untuk memperingati keduanya.

Only you & me! | Binhao [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang