1 tahun berlalu begitu saja, terasa cepat tapi sangat berarti. Hao yang kini melihat foto keluarga kecilnya di pigura yang baru saja sampai tak hentinya mengembangkan senyum cantiknya. Rasanya benar-benar baru terasa kemarin Hajin dan Harin lahir, tapi anak kembarnya itu bahkan baru saja merayakan ulang tahun pertama mereka minggu lalu. Pigura serta album foto yang baru saja sampai itu adalah foto-foto mereka hari itu.
"Sayang, aku pulang" Hao menoleh kala mendengar suara suaminya yang mendekat kearahnya yang kini masih duduk di sofa ruang tamu.
Hao tersenyum pada suaminya, lalu merentangkan tangannya menyambut suaminya yang baru saja pulang dari kantor.
Hanbin dengan segera memeluk tubuh ramping istrinya yang sangat ia rindukan itu, Hanbin juga menciumi pipi mulus Hao berkali-kali membuat Hao terkekeh merasa geli.
"Bagaimana hari ini? Semuanya berjalan lancar? Kata ayah ada proyek besar nanti?" Hao bertanya saat pelukan mereka mulai merenggang, Hao menatap perhatian pada suaminya ini.
"Hari ini semuanya berjalan lancar, ayah memberiku tanggungjawab untuk mengurus proyek itu" balas Hanbin, membuat Hao mengangguk paham.
"Jangan sampai sakit, mengurus proyeknya pasti berjalan lama."
Hao berkata seperti itu, karena suaminya ini sangat sibuk akhir-akhir ini. Bekerja sambil berkuliah memang bukanlah hal yang mudah, Hao kerap kali mengkhawatirkan suaminya yang seringkali pulang kelelahan karena melakukan dua hal itu secara bersamaan dalam sehari. Tapi Hanbin terus menenangkan istrinya dan berkata jika dia baik-baik saja. Jadilah Hao hanya bisa mengiyakan, Hanbin ini memang kelewat pintar dan hebat sampai bisa bertahan dengan dua kegiatan dalam sehari hingga sekarang.
Hanbin mengangguk, lalu mencuri kecupan pada bibir istrinya. Hanbin menatap sekitar, rumahnya tampak sepi hari ini. Kemana kedua anaknya, yang biasanya membuat rumah berisik? Pedahal Hanbin sudah pulang sangat awal hari ini untuk bisa bermain dengan anaknya.
"Hajin dan Harin kemana?" Tanya Hanbin akhirnya, setelah benar-benar tak melihat eksistensi anaknya.
Hao yang masih berdiri dihadapan Hanbin membalas, "mereka dibawa orangtua ku, mau merayakan ulangtahun Hajin dan Harin bersama katanya. Papa dan mama merasa bersalah karena tidak bisa hadir minggu lalu" jelas Hao pada suaminya.
"Hajin dan Harin juga akan menginap bersama orangtuaku malam ini, apa tidak apa?" Sambung Hao bertanya pada suaminya.
Bukannya ekspresi kecewa yang Hao lihat dari wajah suaminya, melainkan Hao malah melihat senyum seringai terbit diwajah Hanbin yang menatapnya penuh arti.
"Baguslah. Kita bisa menghabiskan waktu bersama malam ini" kata Hanbin yang membuat Hao membola terkejut saat dirinya sudah berada dalam gendongan suaminya yang membawanya kekamar mereka.
"Hanbin! Makan dulu, kau pasti lapar" Hao berusaha menahan suaminya untuk membawanya kekamar mereka.
"Aku sudah makan bersama karyawan lain tadi, lagi pula aku lebih ingin memakanmu."
Bibir sepasang suami istri itu sudah menyatu untuk saling mencumbu, Hao pun akhirnya pasrah dan mulai semakin mengalungkan tangannya pada leher sang suami.
▪︎▪︎▪︎
⚠️🔞 This part contains mature content
Be wise. if you are underage just skip this part
Hanbin turunkan Hao diranjang mereka, lalu Hanbin bangkit untuk menutup gorden kamar yang masih menampakkan matahari yang menyilaukan itu, mematikan lampu kamar dan menggantikannya dengan cahaya tamaram dari lampu tidur. Hanbin juga sudah membuka jas yang dipakainya dan kembali mengukung kesayangannya yang menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only you & me! | Binhao [END]
RomanceWarning! 🔞 bxb, binhao area! Perjodohan antara anak dari keluarga Sung dan Zhang harus terjadi untuk mendapatkan keuntungan bisnis. Perjodohan ini yang juga diharapkan dapat menghasilkan keturunan untuk penerus selanjutnya. Tapi apakah itu akan ber...