BTN 11 🌱

26.7K 2.3K 139
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥








Masih dengan mata penat yang berusaha terbuka lebar, Veronica pagi sekali sibuk dikejutkan oleh ketukan berkali-kali dipintu kamarnya karena perbuatan Aiden.

Pria itu tersenyum kikuk masih dengan piyama coklatnya dan rambut rapih yang sedikit berantakan khas bagun tidur, "Ya Tuan? Maaf aku baru terbangun."

Aiden mendekat merapihkan rambut berantakan Veronica, bibir plumpy Veronica yang lembut dan penuh membuat Aiden menelah ludah, "Maaf membangunkan mu Veron, aku membutuhkan bantuanmu."

Veronica menggaruk pipinya, "Tidak apa-apa bagus juga Tuan membangunkan ku, aku sepertinya tidur terlalu larut sampai tidak sadar sudah pagi, Tuan meminta bantuan apa?"

"Pasangkan bola lampu di kamarku," jawabnya membuat Veronica menaikan alisnya jadi hanya ini? Ah sudahlah melihat senyum tidak enaknya Veronica tak bisa menolak.

"Baiklah," gadis itu keluar menutup pintunya dan berjalan bersama Aiden ke kamar samping kiri, "Memang lampu di kamar Tuan padam?"

"Tidak, aku hanya ingin merubah lampu berwarna putih itu jadi merah, mungkin akan bagus karena dinding di kamarku berwarna hitam. Apa kau baik-baik saja Veron?" Aiden bertanya seperti itu karena melihat Veronica kerap meringis menggerakan leher dan lengannya seolah pegal.

"Selera Tuan unik sekali berbeda dengan kepribadian Tuan yang hangat, tubuhku sering pegal saat bangun tidur Tuan, mungkin karena aku terlalu banyak fikiran," Veronica mengedikan bahunya tak acuh masuki kamar pria itu.

Aiden diam sejenak di luar sampai pintu kamar di sebelahnya terbuka menampilkan sosok Demon yang sudah rapih, Aiden menarik sebelah sudut bibirnya dengan decihan samar memutuskan untuk masuk mengabaikan tatapan dingin pria itu.

Demon memijit pangkal hidungnya, "Apa yang sudah kulakukan."

Diposisi Veronica, kini gadis itu naik keatas dua kursi yang disusun oleh Aiden, "Tuan pegang kursinya dengan baik aku takut ketinggian, baiklah kita ganti lampu indah ini sekarang."

"Aku dibawahmu Veron, lakukan dengan cepat," jawab Aiden memegang kaki gadis itu, "Veron, kenapa kau selalu mengenakan pakaian kebesaran seperti ini?"

"Entahlah Aku hanya merasa nyaman, karena tidak mengenakkan jika memakai pakaian terlalu ketat, tubuhku cukup berisi akhir-akhir ini Tuan aku juga pendek diantara yang lain," jawab Veronica dengan mata berfokus pada kegiatannya tanpa tau kekehan Aiden, "Apa itu lucu? Tuan mengejek ku? Ah sepertinya aku harus mulai diet."

"Tidak Veron, tubuhmu menggemaskan cocok untuk dipeluk jangan diet," pujinya mengusap kaki gadis itu dengan lembut.

"Tuan pegang saja ujung kursi nya jangan kaki ku, itu geli," ucap Veronica mencoba menjauhkan kaki nya dari pegangan Aiden.

"Jangan mundur nanti kau bisa terjatuh Veron," Aiden menahan nya kembali dengan cengkraman lembut.

Veronica mendumel dalam hati, ia makin memepetkan kaki nya ke ujung, "Tuan ayolah ini sudah--AAAA!!!"

"Veron!!!"

Diluar, pintu kamar Aiden yang terbuka menarik atensi Ace, pria yang hanya berjubah kimono tidur berwarna gelap di tubuh shirtless nya dengan bawahan celana kolor pendek, tak lupa kacamata di wajah tegas itu, "Tidak biasanya pria itu membiarkan pintu kamar privasi miliknya terbuka, apa ada sesuatu?"

Ace berjalan berpura-pura lewat hanya untuk melirik, namun langkahnya terhenti dengan mata terbelalak lebar sampai melepas cepat kacamata nya kala melihat pemandangan dimana Aiden memangku tubuh Veronica sembari menatap kursi yang sudah terjatuh ke lantai, "APA-APAAN KALIAN INI SIALAN?! MENCOBA BERBUAT MESUM DIPAGI HARI?! VERON!"

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang