BTN 59 🌱

12K 1.2K 296
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥











Nafas Veronica tercekat memandang penuh riak takut dalam kelopak matanya akan kedatangan para pria yang sama-sama menampilkan wajah dingin nan bengis nya.

"Kau nampaknya ingin bermain-main dengan kami Tuan Emanuel, ingatlah kau hanya akan membahayakan nyawamu jika masih kukuh pada ucapanmu itu," Archer meraih pistol dari bawahannya, menodongkan langsung ke tubuh Asher.

"Kembalikan milikku atau kubuat tempat ini menjadi kubangan darah milikmu," ujar Demon terdengar berat dan dalam.

Veronica mengepalkan tangannya saat mereka ikut menodongkan senjata berapi itu bersama-sama pada Asher dari segala sisi.

"Kau--"

"Jangan berani-beraninya kalian melukai pria ku!!!" sentakan Veronica berhasil membuat mereka memusatkan pandangan pada perempuan itu.

"Veron?!" panik Asher menahan erangan ia melirik perempuan itu lalu pada wajah ke-enam pria di depan.

Raut wajah tegang dan mengetat mereka memudar begitu orang yang dicari-cari kini berada didepan mata, rasa rindu semakin menyeruak ingin memeluk serta mencium wangi tubuh Veronica untuk mengembalikan kesadaran mereka, perempuan itu tampak sangat cantik bahkan ribuan kali lebih cantik dengan rambut panjang dan tubuh padatnya yang terkesan seksi, sepertinya pria ini merawat miliknya dengan sangat baik.

Kala kaki Archer sudah melangkah lebih dekat satu tembakan dilayangkan Asher hingga menembus tulang dadanya.

"Veronica pergi dari sini!!! Aku tak akan membiarkan kalian menyentuhnya lagi dengan mudah!" desis Asher tak takut kala semua senapan diarahkan padanya, "Apa yang kau tunggu cepat lari aku yang akan menghadang mereka!!!"

"Bagaimana denganmu."

"Jangan pedulikan aku! Pergi sekarang Veronica!"

Veronica benar-benar bingung harus berbuat apa, disatu sisi ia tidak ingin meninggalkan Asher bahkan sudah bersiap mendekatinya sebelum.

"Turunkan senjata kalian," titahan Ace membuat semua bawahan itu menunrunkan senjata mereka, "Sayang, bagaimana keadaan mu? Ayo berhenti membuat diriku cemas."

"Sudah waktunya pulang, kami sudah menemukan mu kemarilah Veronica ku," senyum Arlon, maniknya tampak berembun dengan tangan direntangkan.

"Kau ingin kami menjemput mu dengan cara lembut dan penuh cinta, atau dengan cara kasar dan paksa?" tanya Aiden membuat langkah Veronica mundur dengan gelengan kaku.

"Aku tidak mau tinggal bersama kalian lagi! Jika tujuan kalian hanya ingin membunuhku kalian tidak perlu mengorbankan banyak nyawa tak bersalah ini! Sudah cukup! Apa salahku sampai kalian begitu memburuku segila ini?!" bentaknya dengan suara bergemetar, tatapan takut yang ia layangkan nyatanya mampu membuat para pria itu tertegun.

Duk! Archer menjatuhkan lututnya seakan luka berdarah yang menghiasi kemeja putihnya dibagian dada tak terasa apa-apa.

"Kau salah paham sayang, tidak ada yang mau membunuhmu dan tidak akan ada yang berani melakukan itu," geleng Archer tersenyum lembut meyakinkan perempuan itu.

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang