BTN 36 🌱

17.1K 1.9K 180
                                    


☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥








"Aarghh!!! Keparat! Kenapa semuanya bocor ke publik!!!" makian terus dilontarkan Ashton sembari melempar dan menghancurkan tiap barang di Mansion.

Perselingkuhan nya terkuak oleh media, bahkan kini puluhan wartawan memadati gedung kerjanya sampai hal yang paling membuat dia murka semua kerjasamanya dibatalkan karena mereka tidak ingin terkena imbas dari masalah.

"Sayang apa yang kau lakukan?!" terkejut Rihana kala baru pulang dari acara perkumpulan nya, ia dekati dengan panik sang suami, "Kau kenapa?! Apa ada yang terjadi?!"

"Kau," tunjuk Ashton tanpa segan menampar wanita itu hingga terjatuh, "Ini semua pasti ulahmu! Ini perbuatan mu jalang!!! Kau hewan sialan!"

"A--apa ... apa salahku?! Akh!" rambutnya di cengkram Ashton yang kini menekuk lutut nya, "Lepas ... kumohon."

"Kau bertanya apa salahmu? Kau tau jika aku selingkuh dan membeberkan nya pada media untuk membuatku malu?!" sentakan nya membuat tubuh Rihana tertegun, "Lihat sekarang! Karena tindakan bodohmu aku harus membatalkan semua proyek yang ku jalin dengan perusahaan lain! Semuanya karena kau sialan!"

Entah kenapa otak Rihana langsung terhubung pada kejadian malam itu, dimana ia hampir menampar Veron namun ditahan oleh pria berkuasa yang tak lain adalah Asher, apa semuanya ada hubungan dengan pria itu?

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?" desis Ashton menampar nya lagi hingga membuat sudut bibir Rihana robek dengan pipi lebam, "Apa ini ada hubungannya dengan Veronica anak tidak tau diri itu? Jawab!"

Wanita itu menahan ringisan dengan kepala terangkat menatap wajah mengetat Ashton, "Iya, aku yang melakukan nya, aku yang menyebarkan semua berita itu."

Terkurung diruangan yang gelap ini membuat Veron mengusap-usap kedua bahunya kala rasa dingin mulai menusuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkurung diruangan yang gelap ini membuat Veron mengusap-usap kedua bahunya kala rasa dingin mulai menusuk.

Gadis itu berhenti mondar mandir memilih duduk kembali disebelah Demon yang tengah bersandar di dekat lemari.

"Kapan kita keluar? Tuan lihat sepertinya hari mulai gelap aku takut kita benar-benar bermalam disini," racau Veron rasanya ingin menangis saja, "Apa Tuan tidak kedinginan?"

Pria yang masih santai sembari bersedekap dada itu menggeleng, "Tidak terlalu, apa kau kedinginan?"

"Sedikit, Huaaa aku ingin keluar! Orang iseng mana yang mengunci pintu sembarangan tanpa melihat dulu kedalam!" kesalnya menghentakan kaki dengan kepala belakang dibenturkan pada lemari.

"Hei hentikan kau akan--!" Demon bergerak cepat menarik tubuh Veron ke dekapan kala melihat sebuah bola voli jatuh dari atas lemari menimpa kepalanya, "Ah ... kau tidak apa-apa?"

Veronica terkejut melihat bola itu menggelinding kedepan, ia langsung melepas pelukan cepat, "Tuan aku yang harusnya bertanya Tuan tidak apa-apa?! Yaampun maafkan aku! Aku kira tidak ada bola yang disimpan diatas sana. Mana yang sakit biar ku usap dan ku jampe-jampe."

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang