BTN 61🌱

10.6K 1.3K 215
                                    


☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥






Beberapa langkah kaki berderap cepat menaiki anak tangga menuju rooftop paling atas Mansion ini.

Pintu didobrak kuat oleh Archer dengan todongan langsung pistol kedepan sana diikuti para pria lain.

"Veronica ... " gumam dengan mata terbelalak Ace begitu menaikan pandangannya.

Dilihatnya sekarang Silas tengah memangku tubuh tak berdaya perempuan itu ala karung beras, bahkan posisinya sudah menaiki tali yang menjuntai dari sebuah helikopter diatas.

"Lepaskan Veronica, Silas! Ini peringatan untuk mu keparat!!!" bentak Demon hendak melesatkan pelurunya namun.

Silas tiba-tiba menoleh lantas menyeringai, "Aku tak segan untuk menjatuhkan perempuan ini jika kalian berani menembaka pistol mainan itu, ah. Hunter-Hunter ... senang melihat kalian berada dalam ke prustasian."

"Jangan bermain-main dengan kami brengsek! Kembalikan Veronica dia tidak memiliki hubungan apapun dengan masalah ini!" nafas Arlon tampak memburu dengan kepalan erat di pistolnya.

"Kau menargetkan orang yang salah Silas, turunkan perempuan itu sebelum kau kubuat menderita!" timpal Jayden dengan mata mulai menggelap.

Angin malam rupanya tak membuat Silas takut kala tubuhnya terayun, ia berdecih, "Apa kalian fikir aku sebodoh itu huh? Baiklah, akan ku kembalikan perempuan ini pada kalian ... dalam bentuk kerangka nya saja."

Tawa pria itu membuat geraman penuh amarah Archer, dengan rahang mengetat dan gigi bergemelatuk ia menurunkan pistolnya kebawah lantas menekuk satu kakinya yang mana ditatap terkejut oleh yang lain.

"Akan kuberikan nyawaku tapi kembalikan perempuan itu, kau menginginkan kematian ku karena dendam masa lalu tersebut kan? Jika begitu bunuh aku sekarang sepuas hatimu," suara Archer terdengar dalam nan berat memandang penuh keteguhan pada Silas.

"Ah, tidak menyenangkan Tuan Archer. Aku ingin bermain-main dengan mental kalian terlebih dahulu, sebelum memandang puas kehancuran seorang Hunters, ups. Aku pergi!" detik itu juga helikopter tersebut melayang pergi.

Sret! Archer meraih pistolnya menembakan puluhan peluru diikuti yang lain, sampai tiba di ujung rooftop tubuh Archer ditahan Aiden.

"Lepas! Akan ku musnahkan si keparat itu! Lepaskan sialan--!"

"Kau ingin mati?! Mustahil mengejar helikopter yang sudah jauh itu kau tidak memiliki sayap bodoh!!!" Aiden mencengkram kerahnya.

"Arahkan semua bawahan yang lain untuk mengejar kemana helikopter itu pergi!" Ace berlalu setelah memberikan telfon pada bawahan lain.

"Daratkan beberapa helikopter yang lain untuk pengejaran malam ini juga! Jangan berhenti sebelum ada panggilan!" sambung Demon mengikuti Ace sebelum yang lain pun ikut turun.

Lain hal dengan mereka, Archer berbelok memasuki ruangan di lantai dua lalu mulai menyalakan komputer di sana.

Mengingat ia memasang beberapa GPS dipakaian perempuan itu Archer menyangka akan mudah menangkap kemana perginya mereka, tatapannya menajam melihat sinyal merah itu melintasi lautan lepas, lalu sebuah jalan hutan yang lebat sebelum tiba-tiba hilang.

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang