BTN 27🌱

21.2K 2.2K 346
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥







Derit pintu dari sebuah gudang terbuka perlahan, menambah kesan horor bagi seorang pria yang diikat kuat kesebuah kursi dengan mulut dilakban tak berdaya hanya untuk menjerit.

"Mmmm!!!" ronta nya mencoba melepaskan diri.

"Sudah sampai? Cepat sekali," pria bertubuh jangkung melangkah mendekat sembari memasang sarung tangan karet berwarna hitam, "Perlukah aku mengajarimu dengan cara yang kasar? seperti apa yang kau lakukan pada gadisku?"

Pria didepannya mengerang menggeleng ribut kala melihat dirinya mulai mengeluarkan sebuah pisau bedah, ini membuat buncahan bahagia memenuhi hatinya, "Santai saja, aku hanya ingin bermain sebentar."

"Mmmmh!!!" dia menjerit tertahan saat pahanya diinjak oleh sepatu boots hitam pria didepannya walau menggunakan satu kaki.

"Maaf aku tidak bisa mendengarmu? izinkan aku melukis beberapa tanda," ia mengambil sebuah spidol merah dan mulai mencoret wajah pria didepannya dengan kata Fuck di pelipis, K,O di masing-masing kedua pipinya.

Ekspresi santai tadi berubah mengetat penuh geram karena pria ini terus berusaha memalingkan wajahnya, hingga tanpa kata ia tendang kursi tersebut hingga menubruk dinding dengan kuat, dan berakhir jatuh ke lantai.

"Tidak bisakah kau diam bedebah?! Kau tau kesalahan mu apa? Kesalahan pertama mu tidak memberikan pengarahan yang benar pada gadisku, dan kesalahan kedua yang paling fatal adalah ... kau membuat tubuhnya bergetar ketakutan. Sekarang dimana wajah angkuh itu? Mana wajah Kakak kelas yang paling hebat ini? Ayolah tunjukkan, tunjukkan anjing bodoh!"

Keringat sudah membanjiri dada juga leher si pria, sekuat apapun ia menggeleng berusaha melepaskan diri semua hanya akan sia-sia, yang paling tidak pernah ia sangka pria didepannya lebih mengerikan dari monster, walaupun sama-sama mendalami minat pada olahraga Equestrian tapi ia hanya mengenalnya sebagai pria paling bijak, tenang, dan pelatih yang handal.

"Mmmm!!!" erangan itu disambut tawa mencemooh dengan menekan sisi wajahnya menggunakan kaki bersepatu pria itu.

"See? Kau tidak bisa berkutik dihadapan ku, sekarang bagaimana jika kita memulai oprasi kecil dengan membelah tempurung kepalamu, karena otak mu sepertinya memiliki gangguan," suaranya merendah selaras dengan tatapan redup dan gelap itu, ia memutar lihai pisau bedah ditangannya sebelum berjongkok, "Tersenyumlah, apa kau takut? sepertinya iya padahal aku belum memulai apa-apa, apa kau menyesalinya?"

Dia mengangguk ribut berderai air mata, rambutnya dijambak kuat sampai rasanya banyak akar rambut yang tercabut, "Sayangnya penyesalanmu terlambat anjing bodoh, kau sudah membuatku melepaskan topeng asli ku dan jika kau kubiarkan tetap hidup, kau bisa saja menyebarkannya pada orang-orang."

Krieet ... suara pintu yang dibuka membuat keduanya sontak menoleh kebelakang, pria lain dengan tampilan rapih berjalan santai mendekat lalu bertepuk tangan tiga kali dengan senyuman miring.

Hal itu disambut tatapan tajam dari mata emerald pria yang tengah berjongkok tersebut, ia membenturkan kepala si korban yang dijambak nya ke lantai hingga langsung mengeluarkan darah segar, sebelum berdiri berhadapan dengan pria didepannya.

"Senang bertemu lagi dengan mu, masih ingat dengan wajahku? Tuan Muda ... Archer."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang