BTN 25 🌱

23.9K 2.4K 258
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥








Acara drama kacau, semuanya tak sejalan dengan latihan yang mereka lakukan sesuai naskah dan semuanya adalah salah ke-enam pria yang kini berdiri didepan Veronica yang tengah menenggelamkan kepalanya diatas meja kelas.

"Veron sudahlah itu bukan masalah besar yang perlu dikhawatirkan, tidak apa-apa kita bisa mencoba lain kali," hibur terus Falleo sembari mengipasi tubuh lemas Veron dengan buku, "Kau sudah seperti icecream yang meleleh di musim panas."

"Benar, lagipula kita sudah berusaha dan penampilan kita tadi benar-benar bagus. Kedatangan para pria ini juga berhasil membuat mereka kagum karena pangerannya ada--ada banyak," sambung Akaska tersenyum kaku menatap ke-enam pria yang tak lepas menatap lekat gadis itu.

Agaknya mereka juga merasa bersalah karena menghancurkan semua acaranya, lebih bersalah karena setelahnya Veronica tampak kecewa.

"Mau ditaruh dimana muka gue sekarang ... nyesel gue ngafalin siang malam dialog nya kalau berakhir kaya gini, ikan sepat ikan tongkol gue udah muak!!!" teriakan penuh frustasi itu membuat mereka terkejut, sampai Archer mengusap kepala Veron, "Akankah ini jadi lebih buruk lagi Tuan? Kenapa kalian tiba-tiba muncul."

"Maaf telah mengacaukan semuanya, apa kau kecewa pada kami?" tutur Archer terdengar penuh sesal sampai membuat Akaska terdiam menatap interaksi mereka, "Kami hanya berusaha membantumu karena pemeran pangeran dari kelas kalian menghilang."

"Tapi tidak sebanyak--ah sudahlah," pasrah Veron.

"Kau seharusnya beruntung karena aku telah membuang-buang waktu ku menjadi pangeran di drama kekanak-kanakan kalian," lanjut Ace menggelitik tengkuk Veron hingga gadis itu bangkit kegelian dengan wajah tertekuk, "Kau lihat kan tanggapan mereka tadi? Mereka tidak mempermasalahkan apapun bahkan diantaranya ada yang terkagum-kagum, karena apa? Karena untuk pertama kalinya dalam sejarah para putra hunter mau ikut memerankan drama tersebut."

"Ayolah ini tidak terlalu buruk sweetie, mereka menyukai persembahan kita apalagi jika dilanjutkan sampai kau menikah dengan ku--"

"Tidak sampai aku yang lebih dulu menikahinya," potong Jayden pada Arlon yang mendatarkan ekspresi wajah, "Bukankah begitu honey?"

"Honey? Apa maksud nya Jay?" Kaiden muncul dari pintu masuk mendekati mereka, ia menatap penuh tanya Jayden yang tampak santai, "Apa maksud dari panggilan mu itu? Sejak kapan kalian sedekat ini?"

"Jangan hiraukan dia Kai, kau dan kalian bawa saja pasangan kalian ini jauh-jauh dariku," jawab Veron malas, kemudian memegang tangan Akaska, "Aku minta maaf atas kekacauan pentas kelas kita ini, harusnya kau yang menjadi pemeran utama tapi semuanya malah melenceng jauh."

"Tidak Veron, ini semua bukan salahmu. Yang dikatakan mereka juga benar jika drama yang kita tampilkan tidak lah buruk, mereka menyukainya tidak perlu menyudutkan dirimu sendiri," senyum Akaska terlihat manis membuat kelegaan dihati Veron, "Aku senang mendapatkan peran figuran seperti itu, andai drama tadi diteruskan sebelum tirai ditutup mungkin akan ada peperangan demi merebutkan penyihir sepertimu."

Gak salah si Archer suka sama ni cowok, emang cantik plus manis mana tubuhnya kurus kaya cewek dibandingkan sama gue yang cewek tulen, dengus Veron membandingkan tubuhnya dengan mereka.

"Apa sekarang kau mau memafkan kami?" tanya Arlon memecah pikiran Veron, pria itu mengapit pipinya mengangkat wajah Veron, "Sayang sekali polesan make-up di wajah cantikmu harus dihapus lagi, kau cantik seperti seorang gadis."

Veronica tertegun sejenak, ia berdehem memalingkan wajahnya, "Jangan berucap konyol Tuan, aku hanya pria biasa bukan wanita. Namanya juga make-up aku yakin jika Akaska, Falleo atau Kaiden juga diberi polesan sedikit mereka akan terlihat cantik seperti seorang gadis."

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang