BTN 38 🌱

17.9K 1.9K 276
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥














"Veron pelan-pelan!!!"

Nolan begitu takut memejamkan mata erat-erat juga tangan kian memeluk pinggang Veron yang asik mengayuh sepeda kencang, keduanya memilih berjalan-jalan di taman setelah membeli ice cream, sampai Veron berinisiatif membawa Nolan menggunakan speda yang disewakan disana.

"Pegangan yang erat ini akan menyenangkan Nolan tenang saja aku berjanji tidak akan membawamu jatuh!" teriak Veron mengulas tawa saat angin dihari yang mulai sore ini menerpa wajah mereka, "Apa kau masih takut?! Didepan ada jalan menurun!"

"Iya--tunggu apa?!" panik Nolan terbelalak, benar saja didepannya hanya terlihat langit Oranye dan semakin didekati pemandangan sungai dan jembatan mulai terlihat, "Aaaa!!! Veron pelan kan sepedahnya aku takut! Itu sangat terjal Veron!"

Merasa tangan pemuda itu bergetar Veron akhirnya memilih mengerem dan berhenti disisi, "Nolan? Maaf aku terlalu bersemangat membawamu berjalan-jalan menikmati sore sebab kita jarang meluangkan waktu, apalagi seminggu kedepan aku akan disibukan oleh perlombaan di sekolah."

Usapan Veron membuatnya mengangkat kepala dengan wajah sembab, "Jangan menangis ya, baiklah kalau kau takut, kita pulang saja dan berjalan-jalan di taman lagi."

"Jangan!" sela Nolan menggeleng meremat sisi seragam Veron, ia tidak mau melihat wajah sedih gadis ini, "Aku ingin melihat sungainya, ayo turun kesana."

"Tidak akan takut?" balas Veron tersenyum geli kala pria itu menggeleng patah-patah, "Baiklah peluk perutku dengan erat, tidak ada yang perlu di takutkan Nolan. Ketakutan tidak akan bisa dihilangkan tapi harus kita hadapi, sekarang nikmati angin dari laut yang segar ini dengan melihat pemandangan sunset nya, satu lagi."

Veron memakaikan headset bluetooth ke telinga Nolan lalu mulai menyetel lagu dari ponselnya yang sudah diperbaiki, "Pakai ini jika kau tidak menyukai suara anginnya, siap?"

Nolan menyentuh headset itu kemudian mengangguk tegas menguatkan dirinya, "Siap! Ayo--! Aaaaa!!! Veron anginnya kuat sekali aku takut terbang!"

"Tenang saja! Lepaskan ketegangan itu kau tidak akan terjatuh aku berjanji!" sahut Veron kala sepeda mereka mulai melaju kencang dijalan menurun ini, "Buka matamu dan lihat kedepan!"

Nolan perlahan membuka sedikit kelopak matanya, sampai ia dibuat terkagum pada pemandangan dibalik punggung Veron, bibirnya menyunggingkan senyum tanpa sadar den pelukan dipinggang Veron mulai lepas.

"Indah sekali ... ini sangat menakjubkan Veron!" serunya, boneka dan sketchbook miliknya disimpan di keranjang sepeda.

"Sudah kubilang ini tidak menakutkan!" tawa Nolan terdengar ceria sampai merentangkan tangannya membiarkan angin menerpa rambut mereka, "Nikmati hari ini Nolan, nikmati dengan senyum mu."

Setelah sampai di tengah jembatan besar itu Veron menuntun Nolan untuk duduk ditepi karena jembatan ini hanya memiliki pembatas berupa tiga kawat sebesar pergelangan tangan saja karena minim pengendara yang lewat hingga kaki mereka dibiarkan menggantung dari jarak setinggi ini.

"Untung orang-orang disini pada waras, kalau engga udah jadi jembatan keramat karena banyak yang bundir dengan bebas disini," gumam Veron, ia melirik Nolan yang begitu berbinar menatap langit yang mulai tenggelam, "Bagus kan? Apa aku kata ini menyenangkan, aku juga baru tau tempat ini dari internet. Disini sepi dan menenangkan."

Nolan melepas headset nya, "Iya sangat indah, setiap kali aku melihat langit, aku selalu ingat denganmu tinggi namun tidak bisa kugapai."

"Sudah kubilang aku ini angin dan kau bunga Dandelion. Sudahlah aku memiliki tantangan, jika kau bisa membuka tutup botol minuman ini aku akan mengabulkan keinginan mu," Veron memberikan satu botolnya pada Nolan.

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang