BTN 52🌱

14.7K 1.7K 161
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥








Ace dan Jayden dibuat uring-uringan mencari keberadaan Veronica yang dibawa keluar oleh Asher tanpa sepengetahuan mereka dari ruangan.

"Ini semua adalah salahmu, jika kita tidak bertengkar aku bisa tau kemana pria tua itu membawa Veron," sembari berjalan mengedarkan pandangannya Ace masih menggerutu pada Jayden, "Sekarang aku kehilangan jejaknya."

"Sial, pria licik itu pasti menghabiskan banyak waktu berdua dengan Veronica. Lihat betapa angkuhnya dia hanya karena Veron lebih dekat dengannya," dengus Jayden, mereka berjalan bersisian dengan langkah agak cepat, "Itu dia!"

Mendapati punggung Asher yang tengah bertanya pada seorang suster didepan segera keduanya dekati.

"Maaf Tuan besar, aku tidak menemukan Nona Veronica disekitar koridor ini sejak tadi," ucap suster itu.

Asher menghela nafas resah dengan satu tangan berkacak pinggang dan tangan lain mengusap air wajahnya, "Sebenarnya kemana kau Veron, baiklah kau boleh pergi."

Ia sudah mencari-cari disemua tempat dan lorong tapi tak ditemuinya wujud gadis dengan kursi roda itu, bahkan Asher menghentikan banyak suster hanya untuk bertanya apa mereka melihat Veronica.

"Kemana Veron?! Kau menghilangkannya?!" serobot Ace.

"Veron memang hilang saat aku berniat membawa sarapannya, sampai sekarang dia tidak kutemukan."

Ace sudah menarik kerah Asher dengan nafas memburu dan tatapan elangnya, Jayden malah sibuk menghirup panjang udara disekitar dengan mata terpejam.

"Aku mencium aromanya."

Alis Ace naik sebelah mendengar itu, "Aroma? Aroma kentut maksud mu?"

Jayden membuka matanya dengan ekspresi datar pada Ace "Bukan bodoh! Aroma tubuh Veronica, tak jauh dari sini."

Jayden berjalan lebih dulu, Ace melepas kasar cengkraman tangannya lalu menunjuk wajah Asher seolah memperingati sebelum mengikuti langkah Jayden.

"Haruskah aku mengikuti dua bocah itu? Kuharap tebakannya benar," Asher memilih ikut.

Benar saja, di sebuah ruangan anak-anak terlihat punggung Demon. Archer, Aiden dan Arlon yang berdiri disana, begitu ketiganya dekati mereka ikut mengerjap kecil mendengar suara merdu dan alunan musik sederhana dari perempuan didalam.

Itu Veronica! Tanpa dia tau saat sibuk menghibur anak-anak dengan nyanyiannya ada ketujuh pria dewasa yang juga menonton dari belakang.

"Kakak bisakah mengajari kami cara menari seperti Cinderella?"

Celetukan dari salah satu anak membuat ketujuhnya merasakan sesak, apalagi mendengar jawaban lirih Veronica, mereka kemudian saling melemparkan pandangan seolah berkomunikasi lewat mata lalu dibalas anggukan Archer.

Pria itu mengetuk pintu disamping yang sudah terbuka, "Ekhem, pangeran berkuda sudah datang!"

Ucapan diselingi senyum menawan itu sukses menarik atensi mereka terutama Veronica, mereka berjalan masuk.

"Kami akan menjadi pangeran untuk putri-putri cantik ini," senyum Aiden langsung saja membuat kedua anak perempuan mendekatinya.

"Anak-anak apa kalian akan menolak pesona pangeran dari kerjaan es ini?" Jayden mengedipkan sebelah matanya, langsung saja kedua anak perempuan lain berlari mendekat.

"Woah! Rambutnya seperti gula kapas!" binar salah satu anak pada Arlon.

Pria itu menyisir rambut depannya kebelakang dengan penuh pesona, "Ingin menjadi pasanganku? Tuan putri kecil?"

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang