☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥
Langkah kaki Asher terayun menuju taman dengan membawa dua burung merpati cantik, ia sempat berhenti menatap kedepan dimana punggung seorang gadis terduduk dikursi rodanya, pagi ini dirinya, Jayden dan Ace membawa Veronica keluar guna menghirup udara pagi.
Senyum Asher terulas singkat memilih kembali mendekati gadis yang sibuk dalam lamunan, keterdiaman Veronica semakin menjadi bahkan saat pagi sekali dirinya mendatangi ruang rawat seperti biasa.
Veronica hanya duduk terdiam sebelum merengkuh dirinya dan mengeluarkan tangis kecil, apa ini semua karena perbuatan Hunter lagi? Kalau begitu dirinya menyesal memberi mereka kesempatan untuk berbaikan dengan gadis ini.
Belum lagi masalah yang diperbuat Silas disetiap sarang para Mafia lain, membuat Asher harus menghadiri perkumpulan sesering mungkin untuk mengatasi kesalahpahaman mereka jika kehancuran yang terjadi bukanlah salah dari keluarga Hunter.
"Ayah? Kau darimana saja?" Veron terhenyak merasakan usapan di rambutnya, Asher berjongkok disebelah gadis itu, "Untuk apa membawa merpati putih itu?"
"Ini? Ini untuk menghilangkan kesedihan dan rindumu," katanya memberikan satu merpati ketangan Veron untuk dipegang, "Anggap saja ini adalah semua kesedihan dalam dirimu, apa kau mau menggenggam terus merpati ini sampai esok? jika kau terus menggenggamnya kau juga yang akan merasakan ketidaknyamanan bukan?"
Veronica terdiam menatap merpati nya, dengan sengaja ia mencengkram hewan itu hingga berontak mencoba melepaskan diri, "Iya, aku kasian terhadapnya."
"Apa yang harus kau lakukan sekarang?"
"Melepaskannya?" Veron menoleh disambut senyum Asher.
"Benar, kita harus melepaskannya dan jangan pernah menggenggamnya lagi terlalu lama. Sama dengan kesedihan dalam dirimu, kau harus melepaskannya. Biarkan dia pergi, mengikhlaskan sesuatu memang bukan perkara mudah tapi mempertahankan nya juga akan membuatmu merasa tak nyaman," jawaban Asher membuat Veronica tertegun, "Jangan memendamnya terlalu lama, kau boleh merindukan pria itu. Tapi tidak dengan menyiksa dirimu sendiri, kau bilang pria bernama Nolan itu identik dengan warna putih? Sekarang sebutkan harapan terakhir mu untuknya lewat merpati ini, jika kau sudah merelakan dia pergi maka lepaskan segera."
Asher ada benarnya tapi entah kenapa Veron yang merasa tak rela, bukankah ia egois? Kesedihannya selama ini bisa saja membuat Nolan tak tenang.
Dengan perlahan ia tertunduk dengan mata terpejam, melihat itu Asher ikut melakukan hal serupa.
Aku harap, kau benar-benar hidup bahagia di sana Nolan. Maafkan aku karena tidak bisa menjaga boneka darimu dengan sebaik mungkin, kau adalah teman dan cinta pertamaku di dunia ini. Ya, aku mencintaimu kuharap kau mendengarnya, aku sudah mengikhlaskan mu pergi Nolan.
Batin Veronica tersenyum kecil membuka kelopak matanya lalu menoleh pada Asher yang masih memanjatkan harapan.
Bahkan ia salfok saat pria itu berdoa sesekali mengusap lembut bulu merpati di pangkuannya.
Tolong, jika memang Veron hanya ditakdirkan sesaat sebagai putriku. Jangan biarkan perasaan ini semakin besar setiap harinya, buat aku mengikhlaskan semua dan beri hidup bahagia untuk nya dengan pria manapun, yang lebih baik dalam menjaga dan mencintainya. Aku senang bisa menjadi bagian terpenting dalam hidup gadis ini, aku sudah merelakan walau hanya sebagai Ayah, aku akan menjadi Ayah terbaik dalam menjaga dan mencintainya.
"Sudah?" Asher membuka matanya bertanya pada Veronica, gadis itu mengangguk, "Baiklah, kita lepaskan ini secara bersama-sama. Ingat, semua harapan yang disimpan disini harus kau relakan dan jangan pernah mengingat nya lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Normal (Ending)
Fantasy(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ 𝘇𝗼𝗻𝗮 𝗥𝗲𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲𝗛𝗮𝗿𝗲𝗺 ☠︎︎! _______ Ayyara Veronica hanyalah gadis dengan kultur wajah biasa saja, sifatnya ju...