BTN 45 🌱

17.7K 2.3K 774
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥






Semua mata dari pengendara lain tampak kagum mencuri-curi pandang pada sebuah limousine berwarna hitam dengan kapasitas mewah, yang dikawal oleh beberapa mobil dibelakangnya.

Asher si pemilik semua itu hanya duduk santai didalam, bersama asistennya kala mobil berhenti di lampu merah.

"Tuan, jadwal keberangkatan kita harus diundur beberapa jam karena faktor cuaca yang menghambat, apa tidak apa-apa? Atau kita pakai saja helikopter?" ujar sang asisten memperlihatkan layar ipad nya.

Asher mengetuk jari jemari diatas pegangan sofa mobil, "Tidak perlu, kita tunggu saja lagipula ini hanya meeting biasa."

Ya, tidak ada hal penting di dunia ini yang menurut Asher harus dilakukan terburu-buru. Ia mendengus lantaran setiap undangan pen jamuan dirinya hanya dijadikan sebagai keuntungan bagi perusahaan mereka yang ingin dikenal banyak khalayak.

Sang asisten menggeleng dengan senyuman kala melihat gantungan kunci hamster yang selalu menggantung diikat pinggang sang Tuan.

Seperti jimat saja, gadis itu merubah wajah tak berekspresi Tuan tigapuluh persen sedikit lebih baik karena gantungan tersebut.

"Tuan, maaf keluar dari pembahasan. Bukankah itu gadis mu?" tunjuk asisten yang lain membuka jendela.

Manik Asher tampak hidup dengan kerutan halus melihat di seberang sana Veronica tengah berjongkok meraih sesuatu yang jatuh kebawah lubang air pembuangan trotoar, ditemani seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki.

"Berhenti di sana," tegasnya, mobil akhirnya berhenti dan terbuka membiarkan pria dengan jas formal itu keluar mendekat.

"Susah sekali, meow bertahan sebentar ya tanganku terlalu pendek untuk mengambilnya," gumam Veron susah payah, ya dirinya rela berhenti sejenak dengan helm masih terpasang hanya untuk membantu seorang anak laki-laki yang kehilangan kucingnya.

"Aku harus bagaimana ... Kakak tolong Mimi aku takut air disana semakin tinggi ... Mimi akan hanyut," tangis bocah bersurai coklat itu mengusap-usap mata yang sudah berlinang, "Kakak--"

"Ada apa? Veron apa yang kau lakukan?" basa basi Asher membuat mereka menoleh seketika mendengar suara maskulin itu.

"Ayah?! Aku sedang berusaha mengambil anak kucing milik anak ini yang jatuh ke lubang, tapi tanganku terlalu pendek aku takut kucingnya semakin tenggelam dibawah sana," tunjuk Veron masih berusaha, bahkan anak laki-laki itu mundur merasa takut dengan aura milik Asher juga orang-orang yang mengikuti si pria.

Asher melepas kacamata dan jasnya lalu memberikan pada sang asisten yang saat ini tengah mengelilingi mereka seolah melindungi.

"Biar aku yang melakukan nya, seragam mu bisa kotor," Asher menarik Veron agar berdiri menepuk-nepuk celana pendek juga seragam putihnya, "Tunggu sebentar."

Ia menggulung lengan kemeja nya lalu menekuk lutut untuk menjulurkan lengan kekar itu masuk.

Meow! Meoww! Anak kucing itu mengeong kala sudah terselamatkan.

"Huaaa Mimi! Terimakasih banyak Tuan! Akhirnya Mimi selamat. Terimakasih juga Kakak kau sudah mau menolongku," senangnya memeluk sang kucing berwarna orange.

Veron mengangguk tersenyum mengusak rambut bocah itu sambil merendahkan tubuh sedikit, "Jangan membiarkannya berkeliaran di jalanan lagi, resiko tabrakan bisa lebih parah terjadi pada kucing di jalanan terutama untuk mu, bermain di taman bermain jangan disini apalagi tanpa pengawasan orang tuamu."

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang