BTN 54 🌱

11K 1.2K 319
                                    

☻ᴴᵃᵖᵖʸ ᴿᵉᵃᵈᶦⁿᵍ❥









Entah kenapa perasaan Veronica mulai gelisah, kunyahan makanan terakhirnya sebelum kembali meminum obat terlihat memelan, terlebih ia merasa jahat karena memberikan harapan palsu pada Falleo, Akaska, dan Kaiden yang menanti jawabannya.

"Ayah, apa menurutmu aku terima saja cinta ketiganya? Aku merasa tak enak melihat wajah sedih mereka saat memutuskan pulang tadi," tanpa melihat ekspresi Asher yang tengah membuka obat ke telapak tangannya untuk Veronica.

Pria itu memejam sekejap dengan tarikan nafas diam-diam, ia lantas menarik kursi untuk duduk disebelah ranjang, "Minumlah dulu obatnya."

"Ah, iya. Baiklah," dengan patuh Veron meminum pil itu, "Tidak enak, seandainya ada obat yang manis."

"Ada-ada saja, tapi obat paling baik memang selalu terasa pahit tapi kepahitan itu akan menyembuhkan mu lebih cepat," Asher berdiri mengumpulkan rambut Veronica untuk ia ikat, "Biar aku mengikatnya, kau terlihat tidak nyaman."

"Boleh, aku masih bertanya-tanya kemana Ace dan Jayden? Sejak pagi tadi keduanya menghilang sampai sekarang."

"Perlu ku carikan mereka?" tawar Asher dibalas gelengan kepala Veron, "Mungkin sebentar lagi keduanya sampai, jangan biarkan fikiran negatif mempengaruhi dirimu."

Tak lama setelah ucapan Asher pintu terbuka menampilkan dua manusia yang membuat Veronica mencarinya sejak tadi, mereka mendekatinya dengan senyuman seolah tak terjadi apapun.

Refleks Veron merangsak cepat guna mendekat dengan meninggalkan tangan Asher yang hendak merapikan anak rambutnya, "Kalian kemana saja? Ace, wajahmu kenapa di plaster? Apa ada yang terjadi pada kalian?"

Ace menikmati sentuhan jari di luka pipinya itu, "Aku baik-baik saja sayang, tadi hanya tergores duri bunga mawar ditaman, Aku berniat membawanya untuk mu."

"Astaga ceroboh sekali, kau tidak kenapa-napa kan Jay?" bukannya menjawab pria yang anehnya tampak lebih tenang sedari tadi menjatuhkan kepala dibahu Veronica, memeluk perut gadis itu, "Hei? Apa yang terjadi? Kau aneh sekali Jay, tidak mereog seperti biasa."

Asher merasa ada yang mencurigakan dilihat dari memar dipergelangan Jayden, melihat Ace mengecup bibir Veronica ia langsung memalingkan wajahnya.

"Veronica, kami sangat mencintaimu, sangat. Sampai rasanya ingin ku utarakan beratus-ratus kali," suara Ace terdengar melemah, ia lalu tersenyum menangkup sebelah wajah kecil gadisnya, "Kita jalan-jalan sebentar mau?"

"Untuk apa?"

"Kami memiliki kejutan untuk mu," balas Jayden anehnya ikut menawarkan senyum.

Veronica akhirnya setuju, sekarang berasama ketiga pria itu ia berjalan di Koridor. Asher ingin sekali bertanya tapi ia memilih bungkam sejak tadi dengan mengikuti mereka dari belakang.

"Kalian akan membawaku kemana?"

"Hanya lobby bawah sayang, tidak perlu khawatir," ucap Ace mengecup atas rambutnya, "Kami mencintaimu."

Veronica mengerutkan alis bingung karena sejak tadi mereka tidak absen mengucapkan hal serupa, hingga kala melewati sebuah ruangan dengan pintu terbuka lebar.

"Stop! Berhenti dulu," sela Veronica saat tatapannya terjurus ke dalam, netranya membulat seketika menyadari siapa yang terbaring diatas brangkar dengan keempat pria berdiri disebelah ranjang itu, "I--Ibu ... itu Ibu."

"Ah, seharusnya kau tidak perlu sungkan padaku Nyonya Ashton. Kami melakukannya juga semata-mata karena kau adalah Ibu dari Veronica," suara Archer terdengar memasuki gendang telinga Veron yang kini berada diambang pintu.

Back To Normal (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang