- Sex

3.5K 173 1
                                    

№¥

Kini. Renjun sudah pasrah. Dengan sudah tidak terbalut pakaian apapun. Ia menatap sayu pria tampan di atasnya. Baju keduanya sudah berserakan di lantai.

Haechan sedari tadi berusaha mati-matian menahan nafsunya. Ia masih ingin memperhatikan wajah si mungil di bawah kukungannya. Mata sayu yang mencoba untuk terbuka. Nafas tak beraturan dengan Bibir bengkak dan lecet karena ulahnya. Wajahnya yang memerah bahkan sampai ke telinganya. Sungguh pemandangan yang sangat sexy menurutnya.

Haechan beralih mengambil sesuatu di dalam laci yang berada di samping tempat tidurnya. Ia mengeluarkan sebuah rantai. Melilitkan sebagian pada pergelangan tangan Renjun yang kanan. Dan lalu pada pergelangan tangan lainnya.

Lalu haechan menggantungkan rantai itu pada pinggiran kasur. Sehingga kini kedua tangan Renjun terikat di atas kepalanya.

Renjun sudah tidak bisa melawan lagi. Ia bilang ia sudah benar-benar pasrah dengan pria gagah di atasnya yang siap menggagahinya malam ini.

Haechan kembali mengambil sesuatu. Dan itu adalah sebuah lilin berukuran besar. Lilin itu sudah menyala. Dan haechan dengan cepat langsung menuangkan lelehan lilin panas itu ke atas tubuh Renjun yang sudah naked.

"Akhh... Tuann hhh... Itu menyakitkan shh.." Renjun merasakan panas di bagian dada hingga perutnya ulah haechan.

Haechan menyukai. Ia menikmati saat-saat wajah tersiksa Renjun. Bahkan haechan berani bersumpah jika Renjun berbeda dengan Jalang  yang sudah pernah ia tiduri. Renjun hanya merintih tanpa memberontak. Dan haechan yakin jika Renjun belum pernah melakukan seks dengan siapapun.

Selesai dengan acara menuangkan lelehan lilin pada tubuh Renjun. Ia beralih mengambil sebuah cambukan. Dan langsung menyambuk tubuh Renjun dengan kuat. Lagi-lagi. Renjun hanya bisa merintih. Permainan haechan memang kasar tapi Renjun menyukainya.

Selesai dengan acara pembukaan yaitu Menyiksa Renjun. Ia langsung meraup bibir mungil membengkak itu dengan brutal. Tidak membiarkan sedikit bagian saja dari bibir si mungil yang tertinggal.

Renjun dengan senang hati membuka mulutnya. Haechan langsung melesakkan lidahnya masuk. Dan langsung saja mengobrak-abrik isi mulut Renjun.

Ia kembali melepaskan ciumannya. Membuat untaian Saliva panjang yang akhirnya terputus dan mengenai dagu pemuda itu.

Renjun berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Ia tidak menyangka jika haechan akan sangat menuntut prihal ciuman.

"Aku tanya sekali lagi. Apa kau sadar?" Tanya haechan dengan nafas yang sama memburunya seperti Renjun.

Renjun mengangguk cepat. "Ahh... Aku sadar.. tuanhh ngghh..." Haechan dengan jahil mencubit puting yang sudah mencuat itu. Minta dipuaskan.

"Sebutkan data lengkap dirimu?"

"H-ahh... Huang Renjun.. usia hhnh.... Usia ku.. dua puluh dua tahun akhh... Aku aku adalah seorang. Seorang p-pegawai di salah satu shhhh.... Kantor!"

Haechan mengangguk. Berarti Renjun memang masih sadar. Ia tidak ingin jika partner sex nya tidak sadar dan melupakan kejadiannya begitu saja..

"Siapa nama ku?"

"Tuan—Tu-ahh! Tuan..Lee haechan!" Ucapnya susah payah menahan rangsangan yang haechan buat. Ketika pria itu memainkan penis nya dengan cara menekan menggunakan lututnya.

"Baik. Kau sadar. Karena aku tidak ingin melakukan hubungan sex dengan seseorang yang sedang mabuk. Aku ingin mereka mengingat siapa partner sex mereka saat itu"

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang