- Dilecehkan

2.1K 157 5
                                    

№¥

Renjun menatap punggung Jisung yang sedang membuat sirup di dapurnya.

Bagaimana Jisung bisa tau mengenai haechan? Perasaan Renjun tidak pernah bercerita tantang pria yang 11 Tahun lebih tua darinya itu.

"Kau tidak berniat menjelaskan?" Jisung bertanya sembari berjalan menuju sofa yang tengah Renjun duduki.

Ia menghentikan usapan pada anjing kecilnya. Berpikir dengan keras. Apakah ia harus menceritakan semuanya pada Jisung?

"Jika kau belum siap untuk bercerita. Maka aku akan menunggu. Tapi ingat. Jangan merasa jika dirimu itu sendiri" Jisung melirik ke arah leher Renjun.

"Aku sebenarnya sangat penasaran. Di tambah dengan banyaknya memar di leher mu. Kau yakin pria itu tidak melakukan apapun padamu?" Ia duduk di sofa yang berada dihadapan Renjun. Dan lalu meneguk sirup yang baru saja ia buat.

Renjun seketika menutup area lehernya menggunakan kerah piyama tidur yang ia gunakan.

"I-ini bukan apa-apa. Kau tidak perlu khawatir"

"Hah....... Jawabanmu selalu seperti itu. Bisakah kau berkata. Ya. Aku sedang tidak baik-baik saja. Bisakah kau berkata seperti itu?"

"Karena memang kenyataannya begitu!" Renjun memalingkan wajahnya. Tidak mau menatap ke arah Jisung.

Jisung kembali menghela nafas. "Aku akan pulang. Jika kau sudah siap untuk bercerita. Aku akan selalu ada untukmu. Aku akan selalu berusaha untuk menjadi pendengar yang baik agar kau selalu ingin bercerita tentang kerasnya hidupmu padaku" Jisung bangkit kemudian mengusak Surai halus itu.

"Aku pergi!" Jisung keluar dari dalam apartemen Renjun. Dan menutup pintu setelahnya.

Renjun sendiri bingung. Jika ia bercerita pada Jisung. Ia yakin jika sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri itu pasti tidak akan tinggal diam. Mengingat perlakuan haechan yang semena-mena padanya. Tapi di sisi lain Renjun sendiri ingin bercerita. Ia hanya takut jika Jisung berpikir kalau ia tidak mempercayai pemuda tinggi itu. Sehingga lagi dan lagi ia akan mengurungkan niatnya untuk bercerita. Tapi ia tidak ingin Jisung ikut terjerumus kedalam masalahnya.

Lagi-lagi Renjun hanya bisa mengusak Surainya frustasi. Apa yang harus ia lakukan. "Aku akan bercerita ketika aku sudah siap. Aku hanya tidak ingin kau ikut terjerumus kedalam masalah ku. Sudah cukup selama ini aku membebankan dirimu. Aku tidak ingin semakin menyusahkan mu" ucap Renjun gelisah. Tanpa ia sadari. Jisung belum pergi dan mendengar semua yang Renjun katakan. Pemuda itu tersenyum simpul. Lalu beranjak pergi dari sana.

№¥

Renjun dengan telaten mengetikkan sesuatu di atas keyboard di hadapannya. Tangannya dengan lihai menari-nari di antara keyboard dan juga laptopnya. Jujur saja akhir-akhir ini ia memang sangat sibuk. Untuk peluncuran produk baru.

Apalagi ia harus mengerjakan pekerjaannya yang kemarin dan yang kemarinnya lagi saat ia tidak masuk bekerja. Merepotkan.

Tak lama. Saat ia sedang fokus bergelut dengan laptop dan komputer di hadapannya—Sebut saja Siwon—Bos mereka datang menghampiri ruang kerja mereka.

Renjun yang melihat hal itu hanya bisa menahan nafas... Ia tidak menyukai bos nya. Ia akan selalu mencoba untuk mendekati Renjun. Bahkan sampai pernah berani untuk menyentuhnya.

Jisung yang tau lantas menoleh ke arah Renjun yang mulai gelisah ketika Siwon berjalan ke arah mejanya.

"Pagi" Siwon menyapa dan berdiri di belakang Renjun. Namun fokusnya bukan ke arah komputer ataupun laptop di atas meja Renjun. Melainkan punggung sempit itu.

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang