- Tragedi

842 77 12
                                    

№¥

Malam ini mereka semua sedang berada di meja makan dan makan bersama, Tak jarang woozi melemparkan candaan yang berhasil membuat mereka semua tertawa. Tak terkecuali haechan yang hanya memperlihatkan kekehan kecil.

Suasana makan malam itu begitu hangat, Haechan seperti merasakan sesuatu yang berbeda dengan sekelilingnya. Sebelum bertemu Renjun, Ia selalu makan sendiri. Tertidur sendiri dan sangat jarang tertawa atau bahkan tersenyum samar, Tapi lihatlah setelah kedatangan Renjun kedalam hidupnya. Semua berubah drastis, Semua terasa lebih manis. Haechan seperti dipertemukan dengan jati dirinya yang sebenarnya. Seperti diperlihatkan jika jati dirinya yang asli itu harusnya yang seperti ini.

"Kalian terlihat semakin harmonis" Ujar Mingyu dengan seribu keberanian, Meskipun di dalam hatinya menjerit. Bodoh kau Mingyu, Mengapa kau berkata seperti itu!!

Ya tentu saja ia berani berkata seperti itu karena saat ini sedang ada Renjun, Jika saja Renjun tidak ada. Tidak mungkin Mingyu ingin menyerahkan nyawanya secara cuma-cuma pada haechan.

Namun bukan tatapan tajam yang haechan perlihatkan, Melainkan tatapan datar seperti biasanya.

Renjun terkekeh mendengar penuturan Mingyu, Terlihat wajahnya yang pucat.

"Tentu saja. Kalian tidak berniat mencari kekasih?" Tanya Renjun, Berusaha mengompori yang lainnya.

"Mereka? Mencari kekasih? Tidak perlu, aku akan menikahkan mereka berempat" Jawab haechan disertai tawa oleh yang lainnya, Tak terkecuali empat orang lainnya yang bergidik ngeri mendengar candaan haechan. Tidak lucu menurut mereka.

№¥

Keesokannya, Kini terlihat haechan dan Renjun yang sedang berjalan bergandengan tangan di dekat taman.

Langit senja menjadi penghantar keduanya yang sibuk menyusuri jalan setapak yang ramai oleh orang-orang.

Banyak stand makanan yang berjejer sepanjang jalan, menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Renjun juga sudah membeli banyak makanan. Contohnya es krim, Udang dan gurita bakar, mochi, Roti goreng dan masih banyak lagi. Genggaman tangannya itu kini sudah penuh dengan kantung belanjaan.

"Bagaimana kalau kita duduk di sana? Kaki ku pegal" Ucapnya mengadu pada haechan, Perihal kakinya yang akhir-akhir ini sering pegal dan sedikit bengkak. Mungkin karena pengaruh kehamilannya.

Haechan mengangguk, Keduanya berjalan menuju kursi taman yang mana dibelakangnya terdapat air mancur.

Keduanya mendudukkan tubuh di sana, Renjun langsung bernafas lega. Kemudian meminum es Americano yang ia beli tadi.

"Kemari" Haechan mengangkat satu kaki Renjun dan meletakkan pada pahanya, Kemudian dengan perlahan ia memijat kaki itu yang memang terlihat sedikit bengkak dan membiru di beberapa bagian.

"Kenapa setelah hamil aku terlihat jelek?" Gumam Renjun mengutarakan isi hatinya, Benar. Setelah hamil memang tubuhnya terlihat lebih besar daripada sebelumnya, Lebih tepatnya bengkak. Bahkan pipinya pun kian membesar seiring dengan besarnya perut Renjun.

"Itu karena faktor kehamilan mu, Kau tidak terlihat jelek sama sekali. Dan kau terlihat semakin lucu"

"Kau berbohong" Lalu Renjun memakan udang bakarnya dengan sangat lahap.

"Apa aku pernah berbohong?"

Renjun terdiam, Mencoba mengingat-ingat kejadian-kejadian sebelumnya. Benarkah haechan tidak pernah berbohong padanya?

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang