- Menghampiri

1.9K 156 0
                                    

№¥

Dan kini Renjun sudah sampai di kantornya. Namun ia belum menemukan sahabat tiang listriknya itu. Sepertinya belum datang.

"Bos kemarin menanyakan keberadaan mu padaku" Renjun menoleh. Nah si tiang listrik baru saja sampai.

"Kemana kau kemarin tidak masuk ke kantor?" Tanyanya lagi sembari menatap Renjun dengan tajam.

Renjun menoleh pada Jisung "Aku tidak mood untuk masuk ke kantor kemarin" ucapnya dan lalu membuka laptop miliknya.

"Kau berbohong. Ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Dan lagi. Sekarang panas kenapa kau menggunakan syal?" Jisung memicingkan matanya. Berkata jika ia tidak percaya dengan apa yang sahabat kecilnya itu katakan.

Renjun kelabakan. Ia lantas menoyor kepala Jisung dengan tatapan sinis nya. "Terserah kau. Aku tidak perduli. Dan bisakah kau kembali ke meja mu?!"

"Ck! Dasar kudanil pendek!"

"Ck! Tikus kejepit!"

Setelahnya Jisung menjauh dan duduk di meja nya sendiri.

Saat sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Ponsel Renjun bergetar. Menandakan jika ada seseorang yang meneleponnya.

Renjun tak mengenali nomor itu. Akhirnya ia angkat siapa tau penting.

"Halo dengan Renjun di sini"

Renjun tak mendapat jawaban dan hanya terdengar helaan nafas dari balik telepon sana.

Renjun menjauhkan ponselnya sembari mengernyit heran. Menatap ponselnya dan ternyata masih tersambung dengan panggilan itu.

"Halo. Ada yang bisa di bantu?"

"Malam nanti aku akan menjemputmu"

Renjun membelalakkan matanya. Dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia berpikir sebentar.

"Jangan membuatku marah dengan cara membual tentang menjemput ku! Karena sampai kapanpun aku tidak akan mau!" Ucap Renjun dengan kesal.

"Kau tidak bisa menolak"

"Kau tidak dapat mengatur diriku seperti itu! Diriku adalah milikku! Dan bukan milikmu!"

"Dirimu. Tubuhmu. Semua tentang mu itu milikku" Renjun menahan nafasnya mendengar haechan berbicara seperti itu. Demi apapun ia kesal setengah mati.

"Siapa bilang?! Jangan pernah temui aku lagi dan jangan pernah hubungi aku lagi!" Setelah itu Renjun menutup panggilannya dan menaruh ponselnya dengan sedikit di banting.

Ia memijat pangkal hidungnya. Lalu menyesap kopinya yang masih terasa hangat.

Jika tau akan memanjang seperti ini. Renjun lebih memilih untuk tidak pernah melakukan one night stand itu sampai kapanpun.

Bahkan saat malam itu haechan sendiri yang berkata jika ia menyebut malam panas itu sebagai one night stand lalu kenapa sekarang ia yang memaksa Renjun untuk mau ikut tinggal bersamanya. Dan berkata semua tentang Renjun itu adalah miliknya. Gila!. Perlu Renjun tegaskan sekali lagi semua tentang dirinya itu adalah milik dirinya. Dan tidak ada yang berhak kecuali ketika ia sudah menikah nanti.

Sementara haechan hanya orang asing yang melakukan malam panas dengannya. Lalu langsung mengatur hidupnya seperti itu.

Tak lama ponselnya kembali berdering. Dan ternyata haechan kembali meneleponnya. Renjun tak menggubris dan memilih untuk melanjutkan pekerjaannya. Renjun sengaja Men-Silent ponselnya agar ia tidak terganggu dengan panggilan haechan yang masuk dengan bertubi-tubi.

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang