- Kebetulan

921 99 17
                                    

№¥

Pagi ini sudah ada keributan di dalam kamar haechan, Tentu saja karena haechan yang berkata jika ia akan memindahkan Renjun sementara waktu ke sebuah tempat.

"Bukankah sudah kukatakan aku tidak mau?!" Bentak Renjun lagi.

"Aku tau, aku pun tidak ingin jauh-jauh darimu. Tapi bukankah kau tau jika aku dan Chanyeol sedang tidak baik-baik saja, kuharap kau mengerti" Jawab haechan sembari berusaha untuk dapat menggenggam tangan Renjun. Karena sedari tadi anak itu selalu menepis tangannya jika ia hendak menggenggam salah satu tangan Renjun.

"Jika kau beralasan tidak bisa menjagaku ataupun menjamin keselamatan ku selama aku di sini, lalu untuk apa kau membawaku kemari? Jika begitu aku akan kembali ke apartemen dan kau tidak perlu mengkhawatirkan ku lagi. Aku bisa menjaga diriku sendiri" Jawab Renjun sembari bertumpu pada pembatas balkon, ia menatap langit agar air matanya tidak jatuh.

"Bukan seperti itu—

"Lalu seperti apa? Jika kau sudah tidak ingin denganku lagi maka katakan saja, Tidak perlu membual perihal menitipkan ku untuk menjaga keselamatan ku. Basi" Renjun mengeluarkan unek-unek nya langsung, Ia sudah muak diperlakukan seperti seseorang yang benar-benar lemah. Renjun memang lemah, tapi ia tidak selemah itu. Dan untuk menjaga dirinya sendiri Renjun masih mampu, karena sedari awal yang membawanya untuk terjerumus kedalam semua masalah ini  adalah haechan.

"Lalu apa yang harus ku lakukan agar kau percaya padaku? Katakan" Haechan kini sudah berdiri di samping Renjun, kedua tangannya memegang pundak Renjun dan berusaha agar pria kecilnya itu mau menghadap ke arahnya.

"Jika kau berkata Chanyeol akan menyakitiku, maka dari itu kau memintaku untuk pindah sementara waktu. Maka akan aku lakukan, tidak perlu kau repot-repot untuk mengirim ku kesana-kemari. Karena aku sendiri bisa menjaga diriku, Aku tidak selemah itu. Aku bisa pergi ke rumah orang tuaku—

—Lagi, Jika memang itu yang kau takutkan. Lalu untuk apa kau memperkerjakan puluhan anak buah di mansion ini? Jika hanya sekedar menjaga orang seperti ku saja mereka tidak mampu?" Ucap Renjun, ia beralih menatap haechan. Dengan mata yang sudah mengeluarkan air.

Haechan seketika langsung memeluk Renjun dengan erat, "Bukan ini yang kuinginkan. Aku tidak menginginkan ini! Aku hanya ingin terus berada di samping mu! Hiks! Aku ingin kau yang menjagaku! Aku tidak ingin kemanapun! Maka jika kau sedang kesusahan aku akan membantumu! Hiks! Tapi bukan begini caranya!!" Renjun berteriak nyaring sembari menangis, Kedua tangannya sibuk memukuli punggung haechan dengan sekuat tenaga. Toh itu semua tidak akan membuat haechan merasa kesakitan.

"Jika kau sudah bosan denganku, Maka pulangkan aku pada kedua orang tuaku! Hiks! Dan jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku! bukankah itu yang kau inginkan?!!" Dan lagi, yang menjadi samsak kemarahan Renjun ialah dengan cara mengigit pundak haechan. Kedua tangannya mencengkram erat punggung haechan, ia benar-benar kesal saat ini dan butuh pelampiasan.

"Bahkan ketika aku mengembalikan mu kepada orang tuamu sekalipun, itu tidak akan mengurungkan niat orang-orang yang ingin berbuat jahat padamu, karena mereka tau. Kelemahan ku terdapat pada dirimu. Sekalipun tuhan yang akan mengambil nyawamu nantinya, aku akan meminta Tuhan untuk menggantinya dengan nyawaku. Karena aku tak bisa. Aku tak Bisa membayangkan bagaimana jadinya hidupku tanpa kehadiran dirimu setiap harinya" Ucap haechan dan memeluk tubuh ringkih itu semakin erat, menciumi pucuk kepala si manis dengan mata tertutup. Haechan tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Renjun, tidak akan pernah.

Renjun menangis semakin kencang di dalam pelukan haechan, Bagaimana ia yang dulu mengemis cinta pada Jeno. Tapi justru sekarang ia mendapatkan seseorang yang benar-benar mencintainya, Ia bisa merasakan bagaimana menjadi Jeno, yang ia cintai sepenuh hati namun malah melukainya tanpa henti.

Haechan menitikkan air matanya, Ini yang menjadi alasannya sedari dulu ia tidak pernah ingin meresmikan hubungannya dengan siapapun. Karena memiliki hubungan dengannya hanya akan membuat pasangan nya merasa sakit setiap waktu, Tapi ia harus bagaimana sekarang? Ia sudah tidak bisa lepas dari Renjun. Renjun lah satu-satunya orang yang sudah berhasil meluluhkan hatinya, Lalu ia harus bagaimana? Ia juga sakit. Ketika harus melihat Renjun menangis setiap waktu karenanya.

"Maaf... Maafkan aku, Aku memang sesosok bajingan... Maafkan aku karena sudah dengan lancang berani masuk kedalam hidupmu... Maafkan aku karena kedatangan ku di dalam hidupmu hanya membuat hidupmu menjadi keruh semakin harinya. Maafkan aku,, maafkan aku" Ucap haechan sembari memberikan kecupan bertubi pada kening si manis, Ia sudah berusaha semampunya untuk menahan air matanya. Tapi kenapa ketika di dekat Renjun ia selalu menjadi sosok yang begitu lemah?

№¥

Dan akhirnya setelah perdebatan panjang, Renjun akhirnya mau meskipun sedari tadi pria manis itu tidak berkata sepatah katapun. Atau untuk sekedar bertanya 'kau akan membawaku kemana' Renjun sendiri tidak bersuara, haechan yakin jika Renjun masih marah padanya. Ia tidak peduli, asalkan Renjun mau untuk ia pindahkan sementara waktu.

Mereka kini sampai di sebuah rumah berlantai dua, Rumah yang indah dan terdapat kolam berenang di depannya. Renjun sendiri tidak tau ini rumah siapa.

Dan yang membuatnya senang adalah karena rumah ini sangat dekat dengan pantai, Renjun suka itu.

Renjun keluar dari dalam mobil, Mingyu membantu untuk mengeluarkan koper dari dalam bagasi yang mana berisikan beberapa potong pakaian Renjun dan juga barang-barang yang sekiranya Renjun perlukan.

Renjun melepas kacamata hitam yang ia gunakan sedari di dalam mobil, Bukan apa-apa. Renjun hanya malu karena matanya sembab.

Di sampingnya terdapat haechan, yang sedari keluar dari dalam mobil masih setia untuk merangkul pinggangnya.

Tak lama dari dalam rumah yang tak Renjun ketahui milik siapa, Keluar dua orang laki-laki. Tapi Renjun enggan melihatnya dan memilih untuk memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Oh, Kalian sudah sampai. Selamat datang bos" Salah satu dari dua pria yang baru saja keluar dari dalam rumah langsung berbicara dan membungkukkan tubuhnya sekilas.

Renjun merasa tak asing dengan suaranya, begitupun dua pria lainnya yang merasa tak asing dengan perawakan Renjun.

Dan tepat saat Renjun memalingkan wajahnya. Matanya terbelalak, dua orang yang saling bertatapan itu sama-sama terkejut.

"Renjun?"

"Jeno?"

Satu fakta yang harus kalian tau, Jika Jeno adalah mantan anak buah haechan satu tahun lalu. Dan Jeno resign dari pekerjaannya itu dengan beralaskan jika ia akan segera menikah dengan Jaemin, Haechan sendiri belum mengetahui jika sosok mantan yang pernah Renjun ceritakan padanya itu adalah Jeno. Ataupun Jeno yang belum tau jika kekasih dari mantan atasannya itu adalah mantan pacarnya.

Haechan sendiri tidak membiarkan Jeno resign dengan cuma-cuma, haechan menyukai kinerja Jeno. Dan jika Jeno ingin keluar dari pekerjaannya, maka Jeno harus siap jika sewaktu-waktu haechan ingin meminta bantuannya. Setidaknya sekali seumur hidup.

Jeno sendiri terkejut ketika mendengar haechan berkata jika ia memiliki kekasih, karena selama bertahun-tahun lalu Jeno berkerja dengan haechan. Belum pernah bos nya itu meresmikan hubungannya dengan seseorang seperti ini.

Apalagi yang menjadi pasangan haechan adalah seseorang yang dulunya pernah Jeno sia-siakan.

№¥

To Be Continued.

Nah kan rumit kek kisah cinta gua, hehe 99x

Story'By-Hesa

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang