- Tersadar

947 91 10
                                    

№¥

Di sinilah haechan berada, di samping brangkar tempat Renjun terbaring lemah dan masih belum sadarkan diri.

Selang infus terpasang apik di lengan kanannya dan juga selang oksigen yang menempel pada hidungnya.

Renjun belum menampakkan tanda-tanda jika sebentar lagi ia akan siuman, dan itulah yang membuat haechan sedari tadi khawatir. Meskipun haechan tau jika kondisi Renjun semakin membaik, tapi tetap saja ia tidak tenang.

Sementara Jisung yang terbaring pada brangkar di samping Renjun itu sudah siuman, dan kini chenle sedang menyuapi Jisung bubur.

Tak lama Mingyu masuk dan berdiri di samping haechan, ia membawakan steak untuk makan malam haechan. Karena atasannya itu sedari jam makan siang sampai sekarang sudah jam makan malam belum juga memasukkan apapun kedalam perutnya.

"Maaf bos, saya bawakan anda makanan. Anda harus makan, anda bahkan melewatkan makan siang anda" Ucap Mingyu sembari meletakkan steak dan juga jus alpukat dalam bungkusan itu di atas nakas.

"Aku tidak ingin makan" Jawab haechan tanpa merubah posisinya, ia bahkan sudah berjam-jam duduk sembari memegangi tangan kiri Renjun.

"Tapi anda harus makan, bagaimana nanti jika tuan Renjun sudah siuman. Justru anda yang sakit" Jelas Mingyu masih berusaha membujuk bos nya itu agar mau makan.

Haechan akhirnya menghela nafas, benar kata Mingyu. Percuma nanti Renjun tersadar jika ia tidak bisa menjaganya karena sakit.

Akhirnya haechan mengambil bungkusan berisikan steak di dalamnya. Lalu mulai memakannya dalam diam.

Mingyu sendiri membungkuk lalu hendak keluar dari dalam ruangan, sebelum haechan memanggilnya.

"Kumpulkan semua mayat yang berjatuhan, lalu kembalikan pada pemiliknya" Ujar haechan dingin dan kembali memasukkan potongan steak selanjutnya kedalam mulutnya.

Mingyu kembali membungkukkan tubuhnya lalu kali ini ia benar-benar keluar dari dalam ruangan.

Jisung dan chenle hanya memperhatikan sedari tadi, mereka juga melihat wajah haechan yang pucat dan seperti tidak ada semangat untuk hidup. Tapi mereka sendiri tidak yakin jika mereka ingin membuat haechan semangat hanya dengan menggunakan kata-kata motivasi.

№¥

Tengah malam, Jam dua sepertinya. Renjun perlahan-lahan terbangun dari pingsannya.

Saat ia membuka matanya, ia langsung menatap langit-langit kamar rawat inap yang saat ini ia tempati. Warnanya putih pucat.

Tapi tangan kirinya terasa berat, dan saat ia menundukkan kepalanya. Terlihat haechan yang menggenggam tangannya dan haechan juga merebahkan kepalanya di sana.

Renjun dengan kesusahan berusaha mengangkat tangan kanannya lalu mengusap rambut halus haechan, ia ingin menangis.

Haechan merasakan usapan lembut pada rambutnya, ia yang merasa terganggu lantas mengangkat kepalanya dengan cepat. Terlihat Renjun yang saat ini dengan wajah pucatnya itu tengah tersenyum sembari menangis menatap ke arahnya.

Haechan lantas langsung berdiri dan menghadap Renjun. Tangannya di genggam erat oleh Renjun, dan Renjun semakin mengencangkan tangisnya.

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang