Season 2 Spesial Chapter

470 63 26
                                    

№¥

Terlihat sekarang sudah jam 4 pagi, namun Haechan belum juga kembali ke mansion.

Haechan menghentikan mobilnya di pinggiran jalan yang sepi, Ia menangis. Bingung harus mencari sang istri dan kedua anaknya kemana lagi.

Haechan juga sudah menghubungi nomor chenle, Jisung dan sunghoon namun jawaban dari ketiga pria itu sama. Mereka tidak tau dimana keberadaan Renjun, Meskipun sebenarnya hanya alibi.

Pintu mobilnya terbuka, Haechan mencoba menetralkan nafasnya, Ia tidak ingin menangis. Ia tidak ingin menjadi sosok yang cengeng, Namun sampai sekarang para bodyguard nya pun belum menemukan keberadaan sosok yang ia cari.

"Kemana lagi aku harus mencari kalian" Gumamnya, Dan tanpa sadar setitik air mata terjatuh dari sudut matanya.

Salah satu lengannya menutup kedua matanya, Di tangan kanannya terdapat sebatang rokok yang masih menyala dan sudah dihisapnya beberapa kali.

"Akkhh!! Brengsek!! Bajingan kau Lee haechan!!" Haechan menendang-nendang dashboard mobil dengan kuat, Ia sangat-sangat marah dan kesal saat ini. Perasaannya campur aduk, Dan jika benar terjadi sesuatu pada istri dan anaknya yang disebabkan oleh musuhnya atau apapun itu, Haechan tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Haechan membuang puntung rokoknya, Lalu menutup pintu mobil dengan kencang, Ia mengendarai mobilnya tak tentu arah dengan air mata yang terus berderai. Baiklah... Haechan mengaku kalah lagi dengan Renjun kali ini, Jika menyangkut tentang keluarganya haechan memang lemah.

Tepat di lampu merah. Haechan tak memperhatikan bahwa lampu kini berganti menjadi warna merah, Ia terus menerobos lampu merah.

Tin Tin!!

Sebuah lampu mobil berasal dari arah kanannya, Haechan menoleh dan membelalakkan matanya kala melihat sebuah truk melintas dengan kecepatan tinggi.

Kedua tangannya yang memegang kendali mobil langsung membanting stir ke arah kiri.

Citt...

Druk!!

Haechan memang tidak tertabrak oleh truk, Namun ia menabrak pohon besar yang berada di arah kiri.

"Arrghh...shh.."

Pusing.

Itu satu hal yang haechan rasakan saat ini, Untung saja lukanya tak terlalu parah.

Kepalanya nampak berdarah karena terkena serpihan kaca mobilnya yang pecah, Begitupun dengan beberapa bagian tubuhnya. Namun rasa sakit ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit hati yang ia rasakan.

Haechan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, Matanya terpejam erat. Ia mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya yang mana sudah tercampur dengan darah di wajahnya.

"Maaf... Aku memang bukan suami yang baik" Gumamnya.. Sebelum pingsan.

№¥

Renjun menggeliat dalam tidurnya, Tiba-tiba saja matanya terbuka dengan perasaan yang tak tenang.

Renjun melirik jam yang menempel di dinding, Waktu menunjukkan pukul setengah 4 pagi.

One Night Stand [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang