BAB #5

12 7 0
                                    

Aurora pun masuk kedalam rumah dan berjalan menuju ke kamar sambil memainkan handphone.

Devano sedang duduk santai di ruang tamu saat Aurora masuk kedalam rumah.

"Dia baik-baik saja..."
Batin Devano lega saat melihat Aurora hanya asik dengan handphone nya saja.

Aurora tidak memperdulikan sekitar,
Aurora mulai menutup pintu dan berjalan menuju ke kamar.

Devano akhirnya menghela nafas lega saat Aurora tidak memperdulikan keberadaannya, saat Aurora hendak masuk ke kamar dia dengan cepat bangun dari sofa.

"Jangan pergi ke kamar dulu"
Devano memanggil Aurora sebelum masuk ke kamar.

Aurora mencari sumber suara dan mendapatkan Devano yang sudah bangun dari sofa.

"Apa lagi?"
Tanya Aurora memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Buka kan baju mu..."
Devano berjalan mendekati mu.

"Aku ingin tahu, kamu sedang memakai apa sekarang.."
Lanjut Devano dan sudah dekat denganmu.

"Lo gila ya!"
Ucap Aurora seraya mendorong tubuh Devano, dan berlari  ke kamar segera ia mengunci pintunya.

Devano sedikit tersandung dengan dorongan Aurora tapi ia cepat bangkit lagi.

"Sayang... Buka pintunya!"
Devano mulai mengetuk-ngetuk pintu kamar Aurora dengan agresif.

"Mending Lo sekarang pergi, Lo lupa kalau kita sudah putus"
Teriak Aurora berusaha mengusir Devano dari rumah nya.

"Tidak,sebelum aku tahu kalau kamu tidak berselingkuh!"
Ucapnya dengan nada yang sedikit keras.

"Bukakan pintunya sekarang!"
Lanjut Devano yang semakin agresif dengan ketukan-ketukan kerasanya.

"Lo yang selingkuh?!"
Teriak Aurora dari dalam kamar.

Devano terdiam beberapa saat dengan tuduhan Aurora, saat itu juga Devano semakin keras dengan ketukan-ketukan kerasanya.

"Aku ingin membuktikan kalau kamu memang tidak berselingkuh malam ini"
Ucap Devano memperkeras ketukan pintu nya.

"Terserah gua, lagian kan kita sudah putus"
Ucap Aurora yang bersikeras tidak ingin membukakan pintu nya intuk Devano.

"Aku ingin tahu kalau kamu tidak berselingkuh di saat aku berselingkuh"
Devano sangat kesal saat Aurora terus-menerus menolak untuk membukakan pintu kamar.

"Dasar cowo gila?!"
Teriak Aurora dari dalam kamar.

Devano mulai hilang kesabaran dengan sikap Aurora saat itu, dia terus-menerus mengetuk pintu dengan keras nya.

"BUKA PINTUNYA"
Ucap Devano hilang kesabaran nya.

Devano hanya merancau marah di awal sebelum akhirnya dia melemparkan satu pukulan ke pintu.

"BUKA... PINTUNYA"
Ucap Devano dengan sangat-sangat keras.

"Gak, pergi"
Ucap Aurora yang sedikit takut oleh ke agresifan Devano.

Devano semakin frustasi saat terus-menerus di usir dari rumah, kepala nya sudah mulai pening dia ingin masuk ke dalam.

"Aku akan masuk bahkan kalau harus dengan cara paksaan"
Ucap Devano yang masih kekeh ingin masuk ke kamar Aurora.

"Lo gila?!!"
Teriak Aurora yang semakin ketakutan.

"Aku sudah gak memperdulikan kalau aku terlihat gila selama ingin tahu apa yang sedang kamu lakukan malam ini!"
Devano hanya terus memukul pintu dengan keras ia sangat ingin tahu apa yang sedang Aurora lakukan malam itu.

"Kita sudah putus, jangan ikut campur urusan gua"
Ucap Aurora tegas dan berjalan ke arah ruang ganti dan mulai mengganti pakaian nya, tanpa memperdulikan gedoran pintu dari Devano.

DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang