BAB #17

8 6 0
                                    

Aurora hanya tersenyum dan menggelengkan kepala
"Belum, aku belum memiliki pasangan".

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sudah terlihat akan ikut tersenyum sangat sangat sangat kecil setelah berhasil untuk berhasil menerima jawaban Aurora saja
"Lama juga ya...".

Aurora hanya tersenyum
"Kamu juga gitu, jadi jangan mengejekku".

Devano menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sudah terlihat... akan ikut tertawa setelah berhasil untuk berhasil menerima perkataan Aurora.
"Baiklah, baiklah"
"Aku tidak akan mengejekmu..".

Lima bulan Mereka pun sekarang semakin dekat.

lima bulan lamanya... hanya waktu saja... waktu yang hanya akan saja akan membuat hubungan Devano dengan Aurora menjadi lebih dekat lagi.

Suatu hari Devano berkunjung ke rumah Aurora
"Ada apa?"

Devano terdiam dengan kepala sangat tertunduk lama di tanah setelah berhasil berbicara dalam posisi sudah sangat sangat dekat sangat sangat dekat dengan Aurora

"Aku ingin saja mengunjungi... mengunjungi rumahmu saja...".

"baiklah, mari masuk"
Ajak Aurora untuk masuk kerumah.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sudah terlihat akan ikut tersenyum sangat kecil ketika dia sendiri sudah akhirnya berhasil melakukan apa saja yang sudah lama... lama ingin dia lakukan lagi sejak lama
"Ah... baiklah...".

"kamu mau minum apa?"
Tanya Aurora pada Devano.

Devano duduk dengan posisi kepala sangat tertunduk lama di tanah setelah berhasil memberikan balasannya setelah berhasil untuk berhasil mengendik kepala dalam posisi sudah sangat dekat sangat dekat dengan Aurora
"Aku ingin..."
Ucap nya berpikir
"Minum teh..."
Karisma pun mengangguk kan kepala nya dan mulai menyajikan nya.

Aurora anya mengangguk
"Baiklah, tunggu sebentar aku akan membuatkan nya untukmu".

Devano terdiam untuk beberapa saat setelah berhasil menerima balasannya
"Ah... baik saja... aku akan menunggu saja...".

Teh pun sudah jadi, dan Aurora memberikan nya untuk Devano
"Silahkan di minum".

Devano menerima teh yang sudah siap dari tangan Aurora sendiri dengan kepala sangat sangat tertunduk lama
"terima kasih..."
Devano sudah membawa teh sendiri ke mulut sendiri untuk minum sendiri.

"bagaimana rasanya?"
Tanya Aurora pada Devano.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah terlihat tersenyum sangat kecil setelah berhasil untuk berhasil menikmati teh yang sudah ia nikmati
"Enak saja..."

"terimakasih atas pujian mu"
Ucap Aurora.

Devano  sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah terlihat akan ikut menatapmu dengan kepala sudah sangat
"Ah... aku yang harus saja mengatakan terimakasih..."
Ucap Devano
"Pujian ini... memang seharusnya saja milikmu saja..."
Lanjut Devano.

"baiklah, baiklah"
Ucap Aurora tersipu malu.

Devano menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah terlihat akan ikut tertawa setelah berhasil membuat Aurora tersipu malu
"Kamu itu selalu saja malu, ya...".

"apaan si"
Ucap Aurora dengan memukul pelan pundak nya.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah kembali lagi ke dalam kondisi biasa setelah berhasil menerima pukulan- pukulan di pundak dia
"Jangan memukul pundak aku..."
Ucapnya dengan wajah yang pura-pura kesakitan.
"Sakit tahu..."
Ucapnya hendak tertawa.
"Apalagi kalau kamu yang melakukan..."
Lanjut Devano.

"emang sakit ya?"
Tanya Aurora.
"Perasaan aku ga kenceng mukul nya"
Ucap Aurora cemberut.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri terlihat akan ikut tertawa setelah berhasil membuat Aurora cemberut

"sakit... sakit kok..."
Ucap Devano
"Tapi aku tahu kalau kamu gak pernah akan mengenai saya dengan pukulan yang keras..."
Godanya kepada Aurora.

Aurora tersenyum lebar, dan Aurora hanya diam sambil menunggu Devano meminum tes sampai habis.

Devano kembali lagi dalam posisi sebelumnya
" kamu tidak ingin... minum teh juga...?"
Tanya Devano.

Aurora hanya menggelengkan kepala
"Tidak, kamu saja".

Devano menunjukkan ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah terlihat akan ikut tersenyum sebelumnya
"Yakin ?"
Tanya Devano memastikan
"Kau tidak ingin... minum teh yang sudah kamu sajikan sendiri?"
Tanya Devano.

"apakah kamu berfikir aku akan meracunimu?"
Tanya Aurora yang sedikit memalingkan wajahnya.

Devano menunjukkan ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah terlihat akan ikut tertawa setelah berhasil menerima perkataan Aurora sendiri
"Tidak sih... aku tahu kalau kamu bukan orang seperti itu dan tidak akan berpikir untuk melakukan sesuatu yang akan merugikan... aku"
Ucapnya percaya diri.

Aurora hanya mengangguk.

Devano menunjukkan ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sudah kembali lagi ke dalam posisi sebelumnya
"Selamat... selamat menikmati teh."

"iyaaaaaaa, selamat menikmati"
Ucap Aurora kepada Devano seraya tersenyum.

DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang