BAB #10

11 7 0
                                    

Aurora hanya mengangguk seperti orang linglung.

Devano sudah melihat Aurora yang terlihat sangat-sangat bingung, saat itu juga Devano mulai menggerakkan tangan nya untuk membantu Aurora duduk.

"Ceritakan semuanya tentangku"
Ucap Aurora kepada Devano untuk menceritakan semua tentang diri Nya.

Devano Hanya bisa terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan mulai berbicara dengan pelan.

"Dari mana aku harus memulai... Kalau aku ingin menceritakan tentang kamu"
Ucap Devano bertanya kepada Aurora.

"Ceritakan saja apa yang kamu ingin ceritakan tentang aku"
Ucap Aurora kepada Devano.

Devano terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia sudah mulai mengusap-usap kepalanya dengan pelan, dan saat itu juga dia mulai berbicara.

"Uhmm, kita pertama kali bertemu saat kita SMA , saat itu kamu menolong ku dan dan di saat itu juga lah aku langsung jatuh cinta sama kamu, saat pertama kali kita bertemu"
Ucap Devano malu-malu.

"Terus? Ceritakan lagi!"
Ucap Aurora meminta Devano untuk menceritakan lagi cerita yang berkaitan dengan Aurora.

Devano sudah sedikit tertawa saat itu juga dia sudah berbicara kembali.

"Kita adalah pasangan paling romantis di sekolah, aku sangat-sangat menyayangi kamu di saat itu"
Ucap Devano.

"Selain itu?"
Tanya Aurora kepada Devano karena tingkat penasaran nya semakin tinggi.

"Kita sudah bersama semenjak kelas 12 sampai sekarang...saat ini kita sudah berkuliah di universitas yang sama"
Jelas Devano kepada Aurora.

Aurora hanya mengangguk mengerti dan meminta Devano melanjutkan ceritanya lagi.

Devano tersenyum saat itu juga, dia mulai berbicara kembali namun ini sudah terlihat lebih dalam saat itu juga dia bercerita dengan pelan.

"Di setiap liburan kita selalu bersama, menghabiskan waktu bersama"
Ucap Devano tersenyum kepada Aurora.

"Terus?"
Ucap Aurora semakin di buat penasaran oleh Devano.

Devano terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya dia kembali berbicara dengan kepala yang sudah mulai tertunduk dan terus-menerus menatap bagian selimut.

"Kita selalu bersama saat itu, tapi suatu saat terjadimasalah besar"
Ucap Devano tersenyum pahit.

"Masalah besar?"
Tanya Aurora menatap Devano karena rasa penasaran yang begitu besar.

"Ya...suatu masalah besar... Masalah besar yang membuat kita terpisah jauh saat itu"
Ucap Devano yang masih tertunduk.

Devano kembali terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia kembali untuk berbicara.

"Kita berdebat waktu masalah besar itu, masalah yang membuat kita terpisah saat itu, tapi..."
Ucap Devano mengantung perkataan nya.

"Tapi apa?"
Tanya Aurora ke Devano saat Devano mengantung perkataan nya.

"Aku terus mencari kamu , terus-menerus sampai akhirnya kita bertemu kembali"
Ucap Devano kepada sang empu.

"Benarkah? Kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingat nya"
Ucap Aurora memukul-mukul kepalanya yang membuat nya nyaris pingsan.

Devano terlonjak dan dengan segera ia sudah mengehentikan Aurora untuk memukul-mukul kepalanya sendiri saat itu juga dia berbicara dengan pelan.

"Hentikan! J-jangan kamu memukul kepala kamu sendiri ... Kamu bisa pingsan"
Ucap Devano khawatir kepada Aurora.

Wajah Aurora yang sudah sangat-sangat pucat , karena mengingat sedikit memori yang ada, Aurora yang tidak mampu lagi terjatuh lemah ke pelukan Devano.

Devano dengan sigap menangkap Aurora dan sedikit memeluk Aurora.

"Kamu gapapa? jangan membuatku takut"
Ucapnya yang takut, dia takut kalau terjadi apa-apa kepada Aurora.

Devano terdiam beberapa saat setelah melihat Aurora yang pingsan , dia sangat-sangat panik dan mulai berbicara.

"Tunggu.... tunggu kamu baik-baik saja kan?"
Ucap Devano dengan suara yang gemetaran.

"J-jangan tertidur"
Lanjut nya.

DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang