BAB #11

13 7 0
                                    

Devano yang sudah panik pun memencet tombol darurat yang ada di atas kepala Aurora.

Dokter dan perawat pun sudah datang beberapa saat setelah Devano berhasil menekan tombol darurat saat itu juga Aurora mulai di periksa dengan sangat-sangat cepat, selesai memeriksa kondisi Aurora pun dokter menghampiri Devano.

"Dia dalam kondisi yang sangat kritis"
Ucapkan daftar kepada Devano.

Devano terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia sudah mulai untuk kembali duduk di kursi saat itu juga dia sudah berbicara.

"A-aku baru sadar, kalau aku perlu bercerita perlahan-lahan"
Ucap Devano dengan raut wajah sedih.


Selang beberapa jam akhirnya Aurora sadar.

Perawat sudah mengecek dan memperhatikan Aurora saat Aurora sudah mulai untuk semua saat itu juga dia mulai berbicara.

"Dia sudah mulai untuk bangun.. dia sudah mulai sadar"
Ucap perawat itu kepada Devano dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Aurora bangun dan langsung memegang tangan Devano.

"L-lo ."
Panggil Aurora kepada Devano.

Devano terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia sudah mulai tersenyum sangat-sangat senang saat dia mendengar Aurora mulai memanggil nya.

"Yaa...aku di sini aku sudah sangat lama menunggu mu untuk bangun"
Ucap Devano kepada Aurora.

Aurora menatap wajah Devano dan seraya tersenyum.

"Maaf tapi bolehkah gua tanya, siapa nama lo?"
Tanya Aurora kepada Devano.

Devano hanya terdiam beberapa saat, saat dia meminta permintaan Aurora dan akhirnya mulai membuka suara.

"Namaku adalah Devano Afralio"
Ucap nya kepada Aurora.

"Kamu bisa memanggil ku Devano atau Devan"
Lanjut nya yang mendapatkan anggukan dari sang empu.

"Jadi nama Lo  Devano?"
Tanya Aurora memastikan bahwa itu benar-benar nama nya.

Devano hanya terdiam beberapa saat , setelah dia mendengar Aurora mengulangi kata nama nya.

"Iya kamu benar, itulah namaku"
Ucap nya dengan kepala yang tertunduk.

"Nama Lo ga asing bagi gua"
Ucap Aurora dengan wajah yang sedikit pucat.

Devano sudah sangat-sangat senang, saat itu juga dia tersenyum dan mulai menatap Aurora dengan pandangan mata ya sudah sangat-sangat lembut mulai bertanya mengenai namanya.

"T-tunggu kamu sudah mulai mengenali ku?"
Ucap Devano kepada Aurora.

"Gua akan berusaha untuk mengingat nama Lo"
Ucap Aurora dengan tersenyum.

Devano sudah tersenyum saat itu juga dia duduk di kursi yang dekat dengan kasur Aurora dengan cepat dia mulai berbicara kembali.

"Aku akan senang kalau kamu berhasil untuk mengingat aku , kamu hanya perlu bertahan saja untuk saat ini.."
Ucap Devano semangat.

Aurora hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

Devano sudah tersenyum kembali saat itu juga dia mulai untuk berbicara lagi.

"Tapi...."
Sekelebat saat itu juga Devano sudah terdiam beberapa saat.

"Tapi kenapa?"
Tanya Aurora kepada Devano yang membuat Aurora penasaran.

Devano menggenggam tangan Aurora dengan erat dan mulai berbicara

"Kamu perlu untuk istirahat lebih banyak untuk saat ini, karena kamu belum seutuhnya pulih"
Ucap Devano kepada Aurora.

"Baiklah, kalau begitu, aku akan lebih banyak istirahat"
Ucap Aurora seraya tersenyum ke arah Devano.

Devano tersenyum kembali setelah dia sudah mendengar jawaban dari Aurora dengan tangan nya yang sudah sangat-sangat kuat dan erat memegang tangan Aurora.

"Yaa...kamu harus lebih banyak untuk tidur saat ini, kamu belum sepenuhnya sembuh , aku akan selalu ada di sini saat kamu bangun tidur"
Ucap Devano meyakinkan Aurora.

Aurora mengangguk dan tersenyum kepada Devano.

"Baiklah aku akan segera tidur"
Ucap Aurora dan mulai memejamkan mata Aurora.

Devano sudah tersenyum dengan lembut saat sudah melihat Aurora memutuskan untuk tidur , dia sudah berbicara dengan pelan.

"Saat kamu sudah bangun nanti...aku hanya berharap kalo kamu bangun nanti kamu sudah bisa untuk benar-benar mengingat aku"
Ucap Devano tersenyum dan mengelus-elus puncak rambut Aurora.

DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang