BAB #16

11 6 0
                                    

Aurora mengangguk dan mulai berbicara.
"Kaya nya keputusan gua buat mutusin Lo itu sudah benar"
Ucap Aurora.

Devano terdiam beberapa saat dengan kepala sangat-sangat tertunduk , dia sendiri merasakan rasa sakit
"Y-ya aku setuju saja denganmu"
Ucap Devano pasrah.

"Baiklah mulai detik ini kita putus"
Ucap Aurora dengan air mata yang terus mengalir.

Devano menatap Aurora, rasanya dia ingin sekali mengusap air mata yang berjatuhan ke pipi Aurora.

"Tentu...tentu saja aku sangat tahu kalau hal ini adalah hal ini adalah hal yang terbaik untuk kamu"
Ucap Devano pasrah dengan keadaan.




Satu tahun berlalu , Aurora yang tidak pernah bertemu dengan Devano lagi karena aku sudah pindah dari kampus itu.

Aurora yang berjalan tak memperhatikan jalan hanya fokus ke ponselnya tak sengaja menabrak seseorang
"Maafkan aku".

Devano sudah terlihat sangat sangat terkejut setelah berhasil untuk berhasil terpaku lama.
lama dengan mata sudah sangat sangat terbuka sangat sangat lebar setelah berhasil untuk berhasil mengusap kepala sendiri setelah berhasil untuk merasakan kekejaman yang sangat sangat sakit.

"kamu?"
Tanya Aurora memastikan.

Devano sudah menoleh ke arahnya setelah berhasil mendengar suaramu
"Ya..."

"kamu Devano?"
Tanya Aurora memastikan sekali lagi.

"Ya, aku memang benar-benar Devano"
Ucapnya meyakinkan Aurora.

"bagaimana kabarmu?, apakah kamu sekarang sudah memiliki pasangan?"
Tanya Aurora basa-basi.

Devano sudah terlihat berdiri dengan kepala sangat sangat tertunduk lama di tanah setelah berhasil untuk berhasil menunjukkan kalau sekarang sudah saat sekarang... Setelah berhasil untuk berhasil berbicara dalam kondisi yang baik-baik saja
"Aku baik-baik saja saja... Dan... Aku belum... belum ada pasangan...".

"mengapa?"
Ucap Aurora dan duduk di kursi yang berada di sekitar taman.

Devano sudah terlihat duduk dengan kepala sangat sangat tertunduk
"Semua... semua perempuan yang aku dah kenal... sudah sudah semua tidak tertarik saja dengan aku...".

"apa alasan mereka?, mengapa mereka tidak tertarik denganmu?"
Ucap Aurora menatap mata sang mantan kekasih.

Devano hanya mampu untuk terdiam selama beberapa saat setelah berhasil untuk menunjukkan kalau dia sendiri tidak tahu
"Aku sendiri tidak tahu juga... aku tidak tahu mengapa... semua... perempuan yang aku dah kenal  pada akhirnya tidak tertarik dengan aku... semuanya hanya tertarik dengan... dengan..."
Ucap nya memotong ucapannya.

"dengan apa?"
Tanya Aurora penasaran.

Devano hanya mampu untuk terus terdiam selama beberapa saat dengan kepala sudah sangat sangat tertunduk lama di tanah setelah berhasil menunjukkan kalau dia sendiri sudah tahu kalau sekarang yang dimaksud Devano adalah
"Dengan pria lain".

Aurora menepuk pundak Devano dengan pelan sebagai tanda bahwa Devano harus semangat.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia juga terlihat akan ikut tersenyum meskipun hanya sedikit saja setelah berhasil untuk berhasil menerima sentuhan tangan Aurora di pundak sendiri
"Terima... terima kasih..."

"sama-sama"
Setelah itu Aurora hanya terdiam.

Devano terdiam dengan kepala sangat sangat tertunduk lama di tanah setelah berhasil mengusap bagian bagian wajah sendiri setelah berhasil untuk berhasil menunjukkan kalau mungkin saja kalau dia sendiri akan terus saja dengan kepala sudah terlampau sangat sangat dalam
"K-k-kau... bagaimana kondisi... kondisimu?".

Aurora tersenyum lebar menatap Devano
"Aku baik-baik saja".

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sudah terlihat akan ikut tersenyum sangat sangat kecil setelah berhasil untuk berhasil menerima jawaban Aurora
"Baiklah... baiklah... kalau begitu aku senang".

Devano yang hendak menanyakan kepada Aurora bahwa Aurora sudah mempunyai pasangan atau tidak.

Devano terdiam dengan kepala sangat sangat tertunduk lama
"Aku penasaran dan ingin tahu... tahu kalau kamu sudah mempunyai... pasangan belum...".

DEG


DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang