BAB #20

11 6 0
                                    

Aurora menatap mata Devano
"Kamu sudah ingin pulang?".

Devano  menganggukkan kepala nya dan tersenyum
"Karena sudah malam aku harus pulang".
Ucap Devano mengelus-elus puncak rambut Aurora.

Aurora mengangguk dan berdiri di samping devano
"Mari ku antar keluar".

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri menatap Aurora dengan lekat
"Tidak perlu Kau jangan banyak melakukan Kegiatan yang banyak, cukup istirahat"
Ucap Devano.

"apakah kamu tidak suka, kalau aku mengantar mu keluar untuk pulang?"
Tanya Aurora cemberut.

Devano menatap Aurora dengan wajah tersenyum lebar
"Tidak...aku suka"
Ucap nya menghela nafas panjang.
"Percuma saja karena.."
Ucap nya memotong ucapannya.

"karena nanti apa?"
Tanya Aurora sedikit kesal.

Devano  sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sedang dalam posisi sudah berhasil untuk berhasil membuat Aurora penasaran
"Hanya saja... aku ingin untuk ingin lebih dekat lagi saja..."
Ucap nya memotong ucapannya
"Tetapi nanti lagi saja oke?"
Tanya Devano Aurora memastikan.

Aurora Hanya mengangguk pasrah dan ingin masuk ke dalam rumah
"Baiklah, sampai jumpa lagi".

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sekarang belum mampu untuk pergi dari sini
"Tunggu"
"Tunggu dulu..."
Ucap nya yang berusaha untuk memberhentikan Aurora
"Jangan... Pergi".

"apa?"
Tanya Aurora.

Devano sudah menunjukkan dalam ekspresi wajahnya kalau sekarang dia sendiri sedang dalam posisi belum berhasil berbicara
"Aku ingin s untuk ingin lebih dekat saja..."
Ucap Devano
"Terutama... saat kita belum jadi suami istri..."
Lanjut nya.

Aurora mencubit hidung nya dengan gemas
"Katanya tadi mau pulang,sayang sudah malam ga enak sama tetangga"
Ucap Aurora gemas sendiri.

Devano menundukkan kepalanya beberapa saat
"Maaf, karena aku ingin lebih dekat denganmu , kamu tahu kenapa karena nanti di saat kita nikah kita akan merasa canggung"
Ucap Devano.

"iya sayangkuu"
"Besok lagi ya, sekarang kamu pulang dulu"
Ucap Aurora yang membujuk Devano.

Devano tertunduk
"Baik,aku akan pulang saja, tapi..."
Ucap Devano memotong ucapannya
"Karena aku ingin meminta hanya satu saja"
Pinta Devano kepada Aurora.

"meminta apa sayang?"
Tanya Aurora gemas sendiri di buat nya.

Devano tersenyum beberapa saat
"Apalagi, bukan sesuatu yang penting , tapi aku hanya minta , sebelum aku pulang, sebelum kita berpisah"
Ucap Devano tersenyum malu.

"cepat beritahu aku ,Kamu mau apa sayang?"
Tanya Aurora gemas kepada Devano.

Devano tersenyum malu-malu kambing kepada Aurora
"Hanya ingin cium dan peluk".

Aurora tersenyum pasrah dan membentang kedua tangan supaya Devan memeluk Aurora
"Sini peluk".

Devano pun memeluk Aurora dengan erat dan setelah itu mencium kening Aurora.
"Terimakasih"
Ucap Devano.

"yaudah sekarang pulang ya"
Ucap Aurora melambaikan tangan nya kepada Devano.

Devano memegang tangan Aurora Dan mulai
"Ya…Besok kita bertemu Tapi tunggu… dulu…
Aku ingin lebih dekat saja denganmu Tidak lama... tidak lama"
Bujuk Devano.

Aurora mendengus kesal dan mencubit pipi nya
"Berapa jam? Apakah kamu ingin menginap di sini?"
Tanya Aurora.

Devano kembali tersenyum
"Boleh, kalo kamu mengizinkan"

Aurora mulai mencium bibir Devano dan memeluk nya erat
"baiklah, kalau begitu sana pulang"
Ucap Devano manja.

Devano pasrah
"Baiklah".

"baiklah, sampai jumpa sayang"
Ucap Aurora melambaikan tangan dan devano pun pulang.









Satu bulan berlalu, di hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua.
hari itu, hari yang paling penting dalam waktu yang sangat lama dalam hidupnya sendiri
“Jangan lupa, kita akan saja menikah hari ini kita akan menjadi satu keluarga ”
selama masa ini, dia sendiri sudah sangat sangat sangat tidak sabar untuk hari ini.

Aurora tersenyum menatap wajah Devano yang tak berhenti senyum
"Aku tidak akan lupa sayang" .

Devano sendiri sudah sangat senang
“Aku sangat sangat sangat berharap kita akan menikah dengan lancar hari kita ini akan sangat penting"

Aurora pun mulai masuk keruangan hias pengantin begitu juga dengan Devano.

Aurora pun keluar dari ruangan hias mengenakan pakaian pengantin dan tersenyum,

Aurora pun keluar dari ruangan hias mengenakan pakaian pengantin dan tersenyum,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)



















setelah itu ada salah satu perempuan memanggil ku karna hijab Kabul akan di mulai
Aku pun pergi ke tempat hijab Kabul dan bertemu dengan Devano.

Hijab Kabul pun di mulai.
"Bagaimana sudah siap?"
Tanya penghulu kepada Devano dan mendapatkan anggukan dari dia, mereka mulai berjabatan tangan.

"Saya nikahkan dan kawinkan Devano bin Devan dengan Aurora binti zergan, dengan maskawin seberat 20 gram dan uang sebesar 100jt rupiah di bayar tunai"
Ucap sang penghulu.

"Saya terima nikan dan kawinnya Aurora binti zergan dengan maskawin seberat 20 gram dan uang sebesar 100jt rupiah dibayar tunai"
Dengan satu kali tarikan nafas ia berhasil mengucapkan kalimat skral itu.

Setelah hijab Kabul selesai, mereka berdua pun pergi ke pesta pernikahan kita berdua
Di sana Aurora yang di dampingi ayahnya untuk menghampiri Devano.

Devano sendiri sekarang sudah sangat senang melihat hari yang sangat penting… melihat hari yang akan membuat Aurora sendiri menjadi miliknya sendiri saja
“Aku sudah sangat sangat senang ,Karena hari ini akhirnya kamu akan menjadi milik aku  saja…”.

DEVANO DAN AURORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang