NacL: The Lady and Her Secret

22

Di tengah malam yang tenang, saat cahaya rembulan lembut menerangi halaman istana, sebuah kabar buruk datang seperti angin badai yang menghantam ketenangan hati Sokhwie. Utusan kerajaan tiba dengan membawa perintah resmi dari kaisar, mengumumkan bahwa Min Joo telah ditetapkan sebagai istri sah Tae Do. Kabar ini mengejutkan seluruh istana, dan terutama membuat Tae Do berang.

Tae Do meremas gulungan surat titah kaisar yang baru diterimanya, matanya menyala penuh kemarahan. "Apa ini?!" bentaknya keras, suaranya menggema di aula besar istana. Para pelayan yang berdiri di sekitarnya menundukkan kepala, takut menghadapi amarahnya.

Min Hwan, utusan kerajaan yang mengantarkan titah itu, berusaha menjaga ketenangannya meskipun wajah Tae Do menunjukkan kegeraman yang mengancam. "Ini adalah titah langsung dari kaisar, Tuan. Kami hanya menjalankan tugas untuk menyampaikan berita ini."

Tae Do berjalan mendekat dengan langkah berat, nadanya merendah, tetapi lebih tajam dari sebelumnya. "Kaisar menetapkan Min Joo sebagai istriku tanpa izinku? Siapa yang mengatur semua ini?!" giginya terkatup kuat, mencoba menahan amarah yang hampir meledak.

"Ini adalah keputusan yang tidak dapat dipertanyakan, Tuan" Min Hwan berkata hati-hati. "Kami tidak tahu detailnya, tapi Min Joo sendiri telah dipanggil oleh Kaisar. Dia akan tiba di istana ini dalam beberapa hari untuk resmi menjadi istri anda."

Tae Do memandang Min Hwan sejenak, seolah ingin memastikan apakah ada kebohongan yang disembunyikan di balik wajah utusan itu. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke jendela besar yang memperlihatkan langit malam. Pikirannya berpacu ke satu nama yang pasti menyebabkan semua ini, Min Joo.

Sementara itu, di kamar pribadinya, Sokhwie mendengar kabar tersebut dari Xiao, Pelayan Setianya. Perasaan campur aduk menghantamnya. Jantungnya terasa berat, seakan ada beban yang menekan setiap kali ia memikirkan perintah kaisar itu.

"Apakah anda baik-baik saja, Nona?" tanya pelayan dengan suara penuh perhatian, melihat ekspresi resah di wajah Sokhwie.

Sokhwie menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. "Aku tidak apa-apa," katanya dengan suara rendah namun berusaha tegar.

Namun, meskipun kata-katanya berusaha untuk optimis, hatinya tetap dipenuhi keraguan. Apakah Tae Do akan tetap berada di sisinya seperti yang ia janjikan?. Bagaimana mungkin ia bisa menghadapi kenyataan bahwa Min Joo, wanita yang selalu mengganggunya, kini ditetapkan sebagai istri sah Tae Do?. Pikirannya berputar-putar saat ia memandang keluar jendela, melihat bulan yang tampak jauh dan tak terjangkau, seolah menggambarkan situasinya saat ini.

Tak lama setelah menerima kabar itu, Tae Do bergegas menemui Sokhwie. Ketika ia membuka pintu kamar Sokhwie, ia menemukannya sedang duduk di dekat jendela, menatap kosong ke arah luar. Tae Do mendekat, wajahnya terlihat tegang, tetapi penuh kesungguhan.

"Sokhwie," panggil Tae Do dengan lembut namun penuh ketegasan.

Sokhwie menoleh, mata mereka bertemu dalam keheningan yang berat. "Aku mendengar berita itu," Sokhwie berkata dengan tenang, meskipun suaranya menyimpan kepedihan yang tak terucapkan. "Tentang perjodohan Min Joo denganmu."

Tae Do berlutut di hadapan Sokhwie, mengambil tangannya dan menggenggamnya erat. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Min Joo telah berhasil memanipulasi situasi. Aku yakin ini adalah rencana liciknya."

"Aku tahu," Sokhwie menjawab lembut, menatap dalam-dalam ke mata Tae Do. "Kau sudah memintaku untuk percaya padamu, dan aku percaya. Namun, perintah dari Kaisar adalah sesuatu yang sulit untuk diabaikan."

Tae Do menggeleng kuat, ekspresinya marah dan frustrasi. "Aku tidak peduli dengan perintah Kaisar. Aku tidak akan pernah menerima Min Joo sebagai istriku. Hanya kau, Sokhwie. Hanya kau yang akan menjadi istriku."