Sejak Tae Do memberikan kebebasan, Sokhwie merasa lebih percaya diri. Hubungannya dengan Tae Do semakin erat. Dia sering berada di kamar Tae Do, menceritakan buku-buku yang dibacanya. Tae Do selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, sering kali terpesona oleh wawasan dan kecerdasan Sokhwie.
Malam telah larut, angin sejuk berhembus pelan melalui jendela yang setengah terbuka di kamar Tae Do. Cahaya bulan menyusup masuk, memberikan pencahayaan lembut pada ruangan yang didominasi oleh nuansa gelap dan mewah. Di tengah ruangan, duduklah Sokhwie di kursi kayu yang nyaman, dengan sebuah buku di tangannya. Tae Do menatapnya dengan mata penuh perhatian.
Sokhwie dengan semangat membuka halaman buku itu, matanya berbinar saat mulai bercerita. "Saya baru saja menyelesaikan sebuah buku tentang sejarah dinasti sebelumnya, Tuan," katanya dengan antusias. "Ada bagian yang menarik tentang bagaimana mereka mengelola sistem irigasi untuk mencegah kekeringan. Tuan tahu, mereka menggunakan teknologi sederhana namun sangat efektif..."
Sokhwie melanjutkan penjelasannya, suaranya lembut namun penuh semangat. Setiap kata yang diucapkannya memancarkan kecintaan dan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan. Tae Do mendengarkan dengan seksama, kepalanya sedikit miring seolah-olah menyerap setiap kata yang keluar dari mulut Sokhwie. Ia terpesona oleh pengetahuan Sokhwie, bagaimana gadis itu dengan mudah menguasai topik yang kompleks dan menjelaskannya dengan cara yang begitu menarik.
"Tuan," Sokhwie memanggil, menyadarkannya dari lamunan singkat. "Apakah Tuan mendengarkan?"
Tae Do tersenyum tipis, mengangguk. "Aku selalu mendengarkan, Sokhwie. Cara kau menjelaskan sesuatu membuatku merasa sedang berada di tempat kejadian. Kau memiliki bakat yang luar biasa."
Sokhwie tersipu, sedikit membuang pandangannya. "Terima kasih, Tuan" katanya pelan. "Saya hanya senang membaca dan belajar. Itu memberi saya perasaan seperti bisa pergi ke tempat-tempat jauh tanpa meninggalkan istana."
Tae Do mengamati wajah Sokhwie yang memerah, senyum kecil di bibirnya tak bisa disembunyikan. Ada sesuatu yang menenangkan tentang saat-saat ini, ketika mereka berdua bersama, jauh dari kebisingan dan masalah luar. Di dalam kamar ini, dunia seolah hanya milik mereka berdua.
"Apa kau pernah berpikir untuk menulis sesuatu, Sokhwie?" tanya Tae Do tiba-tiba, membuat Sokhwie menoleh dengan kaget. "Kau memiliki banyak pengetahuan dan wawasan. Aku yakin tulisanmu akan sangat berharga."
Sokhwie terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Tae Do. "Saya tidak pernah memikirkan itu, Tuan. Sejujurnya, saya tidak yakin ada yang ingin membaca apa yang saya tulis."
"Aku ingin," jawab Tae Do cepat, matanya menatap langsung ke mata Sokhwie. "Kau memiliki cara pandang yang berbeda. Setiap kali kau bercerita, aku merasa belajar banyak hal baru. Dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik jika lebih banyak orang yang mendengarkanmu."
Sokhwie terharu dengan kata-kata Tae Do. Hatinya bergetar lembut, merasa dihargai dan diakui. Baginya, kata-kata Tae Do bukan hanya pujian kosong.
"Terima kasih, Tuan," ucap Sokhwie akhirnya, dengan senyum lembut. "Saya akan mempertimbangkan saran Tuan."
Namun, meskipun momen-momen kedekatan mereka sering diisi dengan percakapan mendalam dan penuh makna, kedekatan mereka tidak selalu disambut dengan baik oleh orang-orang di istana. Beberapa dari mereka, seperti Min Joo, merasa terganggu dengan kehadiran Sokhwie di sisi Tae Do. Mereka melihat Sokhwie sebagai ancaman, seorang gadis biasa yang perlahan-lahan mendapat tempat khusus di hati pemimpin mereka.
Di luar kamar, Min Joo sering kali berdiri di balik dinding, mendengarkan percakapan mereka dengan rasa cemburu yang membara. Dia menggigit bibirnya, wajahnya memerah karena marah setiap kali mendengar tawa ringan atau percakapan hangat dari dalam kamar Tae Do. Bagi Min Joo, perhatian yang diberikan Tae Do pada Sokhwie adalah bukti bahwa kedudukannya terancam. Meskipun dia adalah salah satu yang paling dekat dengan Tae Do, kehadiran Sokhwie membuatnya merasa tidak aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
NacL: The Lady and Her Secret
Historical Fiction#23 (090617) in Historical Fiction #28 (100617) in Historical Fiction Kisah cinta antara Putri Hwang Sokhwie dan Ketua pasukan Namul, Kim Tae Do. Siapakah yang jatuh lebih dahulu dalam hasrat memiliki seutuhnya!!. Bagaimana kisah cinta antara TaeHwi...