Marsha Nabila

854 73 0
                                    









“Matcha, Meng”




Merasa dirinya dipanggil Marsha menghentikan langkahnya ke arah kantin untuk menyusul Flora yang tadi mengabarinya. Marsha membenarkan letak kacamatanya seraya menunggu orang tersebut datang menghampirinya dengan napas yang tidak teratur dan keringat yang menetes di area wajahnya.

Dengan rasa peka yang tinggi, Marsha memberikan sebuah sapu tangan yang biasanya selalu dibawa kemanapun.
“usap dulu keringatnya Zee, terus atur dulu napasnya ya” ucap Marsha sambil memberikan sapu tangan dengan bordiran huruf M disudutnya.
Zee menerima sapu tangan pemberian Marsha tersebut lalu mengusap keringatnya. Kembali mengingat tujuannya untuk menemui Marsha saat ini.

“Meng, tolong sampein ke Olla sama Adel kalau duit hasil balapannya semalam masih sama aku ya meng, soalnya dari tadi aku hubungin mereka tapi ga direspon meng”.

Marsha tidak begitu terkejut dengan ucapan Zee tersebut, karena Marsha tau kelakuan dua saudara tirinya itu, walaupun semalam Marsha dengan jelas melihat Olla dan Adel sudah memasuki kamar untuk tidur sehabis isya, tapi ternyata mereka berdua masih sempat untuk kabur dari rumah.
“iya Zee nanti aku sampein ke mereka ya, aku duluan ya Zee soalnya mau nyamperin Flora ke kantin”
“iya Meng, Hati-hati ya meng” ucap Zee pada Marsha, sebelum beranjak pergi Zee menyempatkan untuk menepuk halus kepala Marsha dua kali, seperti kebiasaannya semenjak mulai dekat dekat dengan saudara tiri Olla tersebut.

ih, kok dada aku mendadak detaknya ga karuan gini ya, apa pertanda aku sakit jantung ya”.





Vote and Comment Juseyo

Keluarga Kecil OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang