11.

1.4K 101 2
                                        






Parkiran kampus sudah terlihat sedikit sepi, hanya ada beberapa motor dan mobil yang terparkir sedikit tidak rapi. Marsha masih setia menunggu seseorang yang menjanjikannya untuk pulang bersama. Bukan Flora, Lulu ataupun Olla, ketiga saudara Marsha sudah terlebih dahulu pulang atas permintaan Marsha.

“Menggggggg, maaf ya lama nunggunya”

“gapapa kak Zee, aku nunggunya ga begitu lama kok”

Orang yang ditunggu Marsha itu adalah Zee, kakak tingkat beda jurusan dan merupakan teman seperbalapan Olla dan Adel.

“yuk meng kita jalan, kamu mau langsung pulang atau gimana meng?”

“aku ngikut kak Zee aja, asalkan nanti kalau pergi main atau kemanapun pulangnya ga boleh lewat dari jam Sembilan kak Zee”

“oke meng, kita ke mobil dulu ya, nanti baru kita pikirin mau kemana”

Dua sejoli tersebut berjalan beriringan menuju parkiran tempat mobil Zee terparkir, setelah sampai di sebelah mobil, Zee membukakan pintu mobil penumpang untuk Marsha,
“hati-hati meng, ntar kepalanya kejedot”

“iya kak Zee”.

.
.
.
.

Sudah cukup rasanya memutari kota dengan mobil kesayangan Zee, mobil tersebut berhenti di sebuah restoran yang cukup mewah untuk kantong mahasiswa,
“makan dulu yuk meng, udah waktunya makan malam nih”

“oke kak Zee”.

Zee membuka pintu pengemudi dan berlari ke arah pintu penumpang,

“makasih ya kak Zee, aku jadi ga enak ngerepotin terus”

“ga ngerepotin sama sekali princess”.

Berjalan berdampingan memasuki restoran dan diarahkan oleh pelayan ke arah meja yang ternyata sebelumnya sudah dipesan Zee.

Waiters datang membawakan buku menu untuk mereka,
“silahkan kakak, mau pesan apa?”

“kamu mau pesan apa meng?”

“aku samain kayak kak Zee aja deh”

“yaudah mas, yang ini dua, trus minum yang ini dua” ucap Zee pada sang waiters sambil menunjuk menu yang diinginkannya.

Tak menunggu berapa lama pesanan merekapun datang, saat makan tak ada yang bersuara diantara mereka, sampai akhirnya,

“meng, itu belepotan”

“hah sebelah mana kak Zee?”

Zee mengarahkan tangannya kea rah sudut bibir Marsha, lalu menghapus noda makanan tersebut,
“di sebelah sini meng”

“eh eh makasih kak Zee”, Marsha yang mendapat perlakuan mendadak dari Zee cukup dibuat salah tingkah.

Suasana yang tadinya hening jadi makin hening karena kecangguangan keduanya,

“udah selesai meng?”

“udah kak Zee”

“mau langsung pulang?”

Marsha melihat sekilas jam pada handphonenya “boleh kak Zee, udah hampir jam Sembilan”.

.
.
.
.
.

Mobil yang membawa Zee dan Marsha tepat berhenti di depan gerbang rumah mewah miliki bapak Oniel dan ibu Indah,
“makasih ya kak Zee dan maaf udah ngerepotin kakak”

“sama-sama meng, aku ga ngerasa direpotin kok”

Hening… lagi…sampai…

“HEH AJIJOY LO BAWA KEMANA ADEK GUE”

“KENAPA MALAM BANGET LO ANTERIN KAKAK GUE PULANG AJIJOY”

Tamat sudah Zee malam ini, dia lupa kalau keluarga Ondah memiliki dua preman yang dipelihara. Zee taky akin bisa pulang dengan selamat mala mini.



Vote dan comment nya dong❤❤

Keluarga Kecil OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang