10.

1.3K 107 4
                                        









Kathrin sangat bersyukur bahwa hari ini dia sakit, diberi kelonggaran oleh sang papa untuk tidak berangkat sekolah sungguh anugrah terindah untuk Kathrin.

Saat ini ia tengah bermalas-malasan di ruang tengah, memangku cemilan dan menikmati tayangan chibi Maruko-chan di layer televisi, sungguh nikmat sekali, jika Adel tau pasti akan iri.

“ahhhh kalau sakit tiap hari pasti seru nih, ga perlu ke sekolah dan bisa malas-malasan tiap hari”, Monolognya sambil meregangkan otot tangan yang terasa kaku. Melihat penampilan Kathrin sekarang sangat tidak menggambarkan Kathrin seperti biasanya.

Memakai hotpans yang tertutup oleh baju kebesaran dengan krah baju kelonggaran, memegang satu kaleng cemilan asin dan tidak ketinggalan remahan makanan yang hinggap di sudut bibirnya. Paling penting sekali, KATHRIN BELUM MANDI SEJAK PAGI TADI, PADAHAL SAAT INI SUDAH HAMPIR JAM MAKAN SIANG, eww Kathrin.

“dek, ga mau mandi kah? Ini udah siang loh” Tanya sang mama yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

“ntar aja ma, adek kan lagi sakit mah, jadi ga dianjurkan untuk mandi”.

Indah yang gemas dengan jawaban bungsu tersebut hanya bisa geleng-geleng kepala “kata siapa sih itu?”.

“kata Maruk…..”

“Assalamualaikum, papa pulang. Papa bawa Gita untuk makan siang di rumah”

Ucapan Kathrin terpotong karena kedatangan sang papa dan temannya.

“Waalaikumsalam, eh Gita. Apa kabar Git?”

“baik Ndah, anak-anak mana?”

“lagi pada sekolah sama kuliah. Cuma ada Kathrin di rumah soalnya lagi sakit” jawab Indah.

“oh gitu, trus sekarang Kathrinnya mana Ndah?”

“Lah iya, Kathrin mana sayang?” Oniel ikut menimbrung percakapan dua orang tersebut karena ia ikut penasaran si bungsu tidak kelihatan dari tadi.

Melihat ke arah ruang tengah tempat Kathrin sedari tadi disibukkan oleh tontonannya tapi Bagai disulap, ruang tengah tersebut mendadak bersih dari semua jenis sampah, bahkan wujud Kathrin pun sudah tak terlihat.

“tadi Kathrin masih di ruang tengah loh nonton Chibi Maruko-chan, kok sekarang hilang ya”

“yaudah biarin aja sayang, mungkin Kathrin lagi di kamarnya” ucap Oniel menjawab kebingungan sang isteri.

Melihat dua sejoli tersebut membuat Gita merasa sedikit iri, pasalnya diumur yang sudah sebaya Oniel dan Indah, Gita masih belum menemukan pasangan yang cocok untuknya.

“yahh iri ya lo jomblo, kasian banget kalau pulang ga ada yang nungguin di rumah”

“diem Niel” oke, mode kulkas gita sepertinya sudah Kembali lagi.

“udah ah Gitanya jangan diganggu terus, mending kalian bersih-bersih terus makan siang”

“iya sayangku cintaku” jawab Oniel lalu mengecup kening sang isteri.
Lagi-lagi, kasian Gita.

.
.
.
.

Oniel dan Gita sudah duduk manis di depan meja makan, menunggu Indah menyelesaikan semuanya.

“Kathrin kok ga keliatan dari tadi ya Niel?”

“kayaknya anak bungsu gue sakitnya makin parah deh, habis ini gue cek deh ke kamarnya”.

Keasikan mengobrol Oniel dan Gita sampai tidak sadar kalau semua hidangan sudah terletak di meja makan,
“udah dulu ngobrolnya, kita makan siang duu”

“iya sayangku”

“oke ndah”

“kalian makan duluan aja ya, aku mau manggil Kathrin dulu ke kamarnya”

Baru saja Indah beranjak dari kursinya, sebuah suara mengintrupsi Langkah ibu tujuh anak tersebut,

“ga perlu mom, aku udah turun nih”.

Indah yang berdiri berhadapan langsung dengan tangga cukup tercengang dengan perubahan penampilan sang putri, dapat dilihat sekarang Kathrin mengenakan dress selutut, rambut  rapi, dan polesan make up tipis di wajahnya. Sangat berbeda dengan penampilan Kathrin beberapa menit yang lalu.

“siang pa, siang kak gita”

“siang anak papa, manggil teman papa nya sopan dong sayang”

“kak Gita masih keliatan muda kok pa, jadi masih cocok dipanggil kakak. Iya kan kak Gita?”

“iya Kathrin, saya terserah kamu saja”.

Indah yang melihat itu hanya bisa diam dan bergelut dengan pikirannya

ni anaknya kerasukan apa?”





Vote dan comment nya dong❤

Keluarga Kecil OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang