04.

1.1K 111 4
                                    




Harusnya Ashel sedikit menunda kepulangannya setelah hangout bersama teman-temannya tadi, bukannya berpikiran buruk pada situasi saat ini tapi kenyataan memang tidak selalu sejalan kan pada akhirnya.

Contohnya saja sekarang, setelah pulang hangout tadi Ashel tak langsung pulang ke rumahnya, tapi ia mampir terlebih dahulu ke minimarket komplek perumahannya. Niatnya hanya membeli beberapa cemilan untuk dibawa pulang, tapi setelah berpikir cukup lama Ashel memutuskan untuk duduk sebentar di depan minimarket sambil menikmati suasana sore hari.

Sebenarnya tak banyak yang dipikirkan Ashel, Ashel cukup menikmati hidupnya saat ini, hidup dengan dikelilingi enam orang saudara dengan beragam kepribadian dan juga dibesarkan oleh kedua orangtua yang bersikap adil kepada masing-masing dari mereka.

Ashel sendiri sudah sangat menerima hubungan keluarga mereka saat ini, tapi terkadang ada pemikiran-pemikiran yang tak seharusnya Ashel pikirkan dan berujung pada Ashel yang meragukan kehadiran Oniel sebagai papa dan anak-anak Oniel sebagai saudaranya.

Tengah asik larut dalam pemikirannya, Ashel dikejutkan dengan kehadiran seseorang disebelahnya,

“mikirin apaan shel?”

“astaga kak Lulu, ngucap salam dulu gitu, gue jadi kaget gini”

“hehe maaf shel, tadi gue liat lo dari jauh makanya gue samperin deh. Ngapain sendirian dis sini kayak orang hilang?”
tanya Lulu penasaran dengan Ashel.

“Cuma nikmatin senja aja kak, kalau di rumah mana bisa tenang gini yak an”

“nikmatin senja atau lagi overthinking tentang keluarga kita?”

Gotcha, Lulu langsung bisa menebak isi pikiran ashel. Mungkin diantara keluarga yang lain Ashel paling tidak dekat dengan Lulu, ya karena memang Ashel sedang hidup di perantauan dan saat Ashel di rumah Lulu masih disibukkan oleh skripsinya. Tapi sebenarnya Lulu sering memperhatikan adiknya tersebut, mungkin bisa dibilang Lulu adalah anak Oniel yang pertama kali menyetujui Oniel untuk menikah dengan Indah.

“jadi lagi mikirin apa? Masih kepikiran tentang papa sama saudara-saudara yang lain?”

Sekali lagi, Lulu menebak dengan benar pikiran Ashel. Ashel cukup terkejut dengan itu, ia kira selama  ini sudah pintar menutupi rasa overthinking nya sehingga tidak ada yang menyadari hal itu.

“kak…itu…”

“gue tau kok shel, gue tau selama ini lo sering kepikiran keluarga kita. Gue tau lo milih kuliah di luar kota biar bisa ngilangin pemikiran-pemikiran aneh lo tentang keluarga kita. Jadi gimana? Udah ilang pikiran negatifnya?”

Ashel mendadak diam, meremas kedua tangannya pertanda dia tidak punya jawaban atas pertanyaan Lulu.

“Shel, bagi gue lo tetap adek gue, antara Lo, Adel, Flora, Olla, Marsha dan Kathrin sama dimata gue. Kalian berenam itu adek gue shel. Dari awal Lo, Marsha dan Kathrin dibawa papa ke rumah gue udah menganggap kalian bagian dari hidup gue, ga pernah sedikitpun ada niatan untuk membedakan kalian. Gue akan berusaha bersikap adil dalam hal apapun itu, baik dalam hal kecil maupun besar.Bukan Cuma gue shel, tapi semua orang terutama papa. Papa itu sayang kita sama rata shel, mungkin lo belum tau karena lo yang hidup di perantauan, tapi papa sering banget nanya lo ke mommy ataupun ke yang lain, kalau telfon papa ga lo angkat atau pesan papa ga lo bales pasti papa udah uring-uringan dan sering ada niatan buat nyusul lo tengah malam”.

Ashel yang mendengar itu hanya bisa menangis, ia tak menyangka akan mendapat penjelasan tersebut dari saudara yang dianggapnya tidak terlalu dekat.

“kak Lulu, maafin gue”

“ga perlu minta maaf, gue Cuma mau lo ilangin pikiran negatif lo dan sadar kalau kita semua itu sayang lo shel” ucap Lulu sambil memeluk sang adik untuk menenagkannya.

Sore itu langit senja menjadi saksi tumpahnya pertahanan Ashel pada sang kakak yang dianggap jauh.






Vote dan comment dong❤

130 vote dan 15 comment aku baru update lagi ya❤

Keluarga Kecil OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang