68

26.8K 3.3K 504
                                    

"Bagaimana?"

"Sangat baik, keadaan tuan muda semakin hari semakin membaik, meskipun masih harus menginap beberapa waktu di Rumah Sakit untuk perawatan intensif. Dan untuk terapi pasca koma juga berjalan sangat baik, tuan muda sepertinya sangat bersemangat untuk berlatih berjalan. "

"Bagaimana dengan cedera kepalanya?" Kamila menatap ke arah Dokter Matt cukup lama, inilah hal lain yang juga dia takutkan, apalagi mengingat jika sebelumnya Zidane beberapa kali terbentur.

"Untuk saat ini, kemajuannya sudah sangat baik dibandingkan seminggu terakhir, Nyonya. Nyonya tidak perlu khawatir, saya sudah mengusahakan yang terbaik untuk tuan muda, jika kondisi tuan muda yang seperti ini ... saya yakin tuan muda akan pulih lebih cepat dari yang saya perkirakan sebelumnya. "

"Saya harap, Nyonya bersama yang lain tetap mendampingi tuan muda Zidane dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini, karena itu sangat berpengaruh. Terlepas dari trauma tuan muda pada tuan Anggara, saya harap Nyonya bisa mengerti, saya hanya tidak ingin jika tuan muda Zidane seperti yang waktu itu, Nyonya pasti faham maksud saya kan?"

Kamila terlihat terdiam sesaat, dia pasti tau hal yang dimaksud Dokter Matt. Saat dia berada di ruangan Zidane bersama kedua putranya, Anggara masuk ke dalam ruangan secara tiba-tiba. Dan ya, respon Zidane sangat ketakutan saat itu, beruntung dirinya berhasil menenangkan Zidane saat itu dengan memeluknya.

"Amnesia Zidane, itu hanya bersifat sementara?"

"Benar Nyonya, itu hanya bersifat sementara. Tetapi, saya sendiri tidak bisa memastikan kapan ingatan itu akan kembali, bisa dalam waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bisa bertahun-tahun, dan ingatan itu juga akan muncul bertahan. Jika tuan muda memaksakannya, saya takut malah akan berefek buruk. "

"Apa itu memungkinkan jika Zidane takut melihat saya?" Mendengar hal itu, Dokter Matt tertegun. "Seperti responnya saat melihat Mas Anggara. "

"Itu yang juga saya takutkan Nyonya. " Helaan nafas berat terdengar. "Jika tuan muda ingatannya pulih dalam waktu dekat, dan tuan muda ingat kejadian yang membuatnya trauma selain pada tuan Anggara, itu akan berakibat fatal dengan kondisinya. Terlebih, peran Nyonya, tuan muda Lian dan tuan muda Feri sangat membantu perkembangan kondisi tuan muda Zidane selama seminggu terakhir ini. "

"Apa yang harus saya lakukan kalau begitu?" Kamila menatap sendu, dia tak siap jika harus berpisah dengan Zidane, terlebih seminggu terakhir ini dia sangat dekat dengannya. "Bagaimana jika ingatan Zidane pulih?"

"Itu sudah menjadi resiko, jika seandainya trauma tuan muda berefek pada Nyonya dan yang lain, semoga saja tidak separah traumanya terhadap tuan Anggara. " Dokter Matt menarik nafasnya panjang.

Dokter Matt sendiri sebenarnya sedikit tau tentang keluarga Zidane, sudah belasan tahun dia bekerja menjadi Dokter pribadi keluarga mereka. Dan yang dia tau, Anggara memang membangun tembok yang tinggi terhadap Zidane dan mungkin juga saudara Zidane yang lain, namun dia rasa Zidane lah yang paling parah. Dan lambat-laun, semua anggota keluarga itu semakin menjaga jarak. Entah apa alasannya.

"Saya tidak yakin, " sahutnya lirih. Kamila sendiri juga sadar, meskipun yang terkesan membangun tembok tinggi paling awal adalah Anggara, tetap saja dia salah karena sempat bersikap dingin dengan putranya.

"Berdoalah yang terbaik Nyonya, saya juga mengharapkan ingatan tuan muda tidak pulih dalam waktu dekat, karena saya takut itu akan mempengaruhi kondisinya. " Dia menatap lamat ke arah Kamila. "Untuk mental tuan muda sendiri, saya sudah berbincang dengan psikolog yang Nyonya katakan waktu itu, dan kita tinggal menunggu hasil. Saya juga akan berbincang banyak nanti, agar mental tuan muda juga segera berangsur membaik. "

Transmigrasi Mantan Santri? [Otw terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang