Ice tidak sedang diam. Dia bekerja, tapi dari rumah. Mumpung bisa dikerjakan di rumah, Ice memilih tetap di rumah, meskipun selama delapan jam penuh, dia akan terhubung langsung ke server, menunggu apabila sewaktu-waktu tenan incarannya menyetujui proyeknya.
Sedangkan (Nama) baru masuk ke kamar. Pipinya belepotan cat. Tangannya juga sama. Begitu pun gaun putihnya. Telah disebutkan sebelumnya, (Nama) akan memiliki pameran seninya sendiri tahun depan. Deadlinenya terbilang masih lama, tapi proporsi pekerjaannya besar sekali. (Nama) menargetkan untuk menyelesaikan dua puluh lukisan saja, karena sisa slotnya, direncanakan diambil dari karya-karya lamanya di bidang surealisme dan digital. Pameran seninya tidak besar, hanya pameran seni reguler dengan sponsor lembaga kebudayaan dan serikat pelukis di Malaysia. Namun, (Nama) benar-benar tidak main-main. Siang dan malam, ia bekerja keras. Tapi sebetulnya, (Nama) menikmatinya, jadi (Nama) tidak banyak memprotes.
Kegilaan dunia terlalu kejam untuk dikonsumsi. Melukis ialah bagian dari persembunyiannya. Otak (Nama) belakangan ini, spesifiknya setelah kematian Blaze, selalu berisik. Meskipun Sang Maestro mengunyah sesuap nasi dengan telur mata sapi dalam hening, tapi pikirannya seramai perempatan lalu lintas; ada banyak suara klakson mobil, tapak kaki penyebrang jalan, persuasi pedagang asongan si sisian lampu merah, penjaja koran, obrolan dari pejalan kaki, dan suara deru mesin mobil besar. Sang Maestro menaknainya sebagai depresi kecil-kecilan, ia tidak menganggapnya terlalu serius, sebab selama melukis, otaknya senyap dan pikirannya terkontrol.
Namun, setiap (Nama) menuliskan marka namanya pada papan kanvas dengan menandatanganinya, kebisingan datang lagi. Suara-suara delusional itu sejujurnya tidak terasa seperti gejala penyakit kejiwaan, melainkan hal lain yang harus dipikirkannya baik-baik, tapi (Nama) juga bingung, memangnya apa? Oh. Firasat. Gejala ini dimulai dari kematian Blaze, tapi Sang Maestro cukup waras untuk menentukan apa dirinya sudah gila atau belum.
Melihat Ice di sana meluruhkan pikiran berisik (Nama) di otaknya. Beruang kutub itu duduk di ranjang tidurnya. Kakinya lurus, dan ia memangku laptop. Ice sama seperti Blaze, dan saudara-saudaranya, Ice sering mengenakan topi dinosaurus aneh. Tapi ketika di rumah, Ice melepas topinya. Rambutnya tergerai bebas, dan sebagian rambutnya yang dilahirkan cacat karena berpigmen warna putih terekspos begitu saja. Cacatnya merupakan seni. Dan kemudian, seni itu diturunkan Blaze pada Frostfire juga. Frostfire sama-sama punya uban artistik di rambutnya.
Si beruang kutub matanya selalu sayu. Beruang kutub tidak senang karena rapat RUPSnya ditunda, lantaran seseorang yang disinyalir memiliki tiga persen saham di perusahaan mereka, penerbangannya dipending atas dasar hambatan klimatologi berupa cuaca buruk. Akibatnya, karena pria itu hakikatnya dispesial-spesialkan oleh jajaran direksi, seluruh rapatnya ikut tertunda.
Sebetulnya, mempresentasikan hasil penjualan mereka pada pemegang saham bukan tugas Ice, tapi Halilintar. Itu jatah kerjanya. Tapi hari ini, Halilintar mau off dulu. Katanya sewaktu kemarin dia pergi ke pusat elektronik Pulau Rintis, Halilintar ditawarkan produk bagus dari salah satu retail, tapi Halilintar mesti menjemput barangnya esok hari—barangnya barang keluaran bulan ini, diproduksinya baru beberapa saja, makanya Halilintar harus mengantri, dan mengikuti gelombang pre-order. Untung, menunggunya hanya satu hari.
Halilintar mangkir dari tugasnya; Halilintar cukup sensitif soal benda elektronik dan dia tidak akan salah memilih. Kemudian, Icelah tumbalnya.
"Ice," (Nama) duduk di tepi ranjang satunya, lalu (Nama) mengintip isi laptop Ice.
Dekstopnya ditutupi oleh beranda Skype dengan meeting code yang error, karena pertemuannya dibatalkan oleh admin.
Memandang pada (Nama), Ice jadi ingat mimpi lanjutannya semalam. Setelah berkenalan dengan si elf yang mengaku bernama (Nama), beruang kutub dan si elf pergi ke iglo di benua beku. Mereka saling bergandengan tangan, dan si beruang kutub menyukai rasanya digenggam. Beruang kutub makhluk penyendiri. Di sepanjang hidupnya, beruang kutub selalu mengasingkan diri dari perbadaban lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ice x Reader | Mr. Ice
Fanfiction|Ice x Reader| Tadi kakaknya, sekarang adiknya.