Serpihan 25 (a)
Haruskah aku pergi? Atau adakah alasan untukku tinggal? –Luhan-
Beijing – 22.22 CST
Pegangan tangannya melemah, dan seketika itu juga gelas yang berada di genggamannya jatuh ke tanah. Terpecah belah diikuti suara riuh gelas pecah. Pintu yang tadi hanya terbuka sebagian, kini terbuka lebar. Menampilkan raut khawatir sang Ayah pada anak semata wayangnya yang secara tidak sengaja mendengar semua pembicaraan rahasia itu.
“Luhan…” Ayahnya berkata histeris saat melihat pandangan kosong anaknya. Luhan pun tersadar dari lamunannya. Buru-buru ia berjongkok untuk menjumputi pecahan gelas di depannya. Dengan sigap Ayahnya melarang.
“Berhenti di situ. Ayah yang akan memanggilkan pembantu untuk membersihkannya. Kau bisa terluka jadi menjauh dari sana sekarang juga.” Ayah Luhan berkata tanpa jeda. Kekhawatiran seketika melandanya saat Luhan masih saja berdiri di tempatnya sekarang.
Ayahnya langsung berjalan mendekat. Ia menggiring anaknya untuk menjauh dari pecahan gelas itu. Tapi Luhan langsung menepis tangan Ayahnya yang melingkar di pundaknya. Ia memandang Ayahnya nyalang.
“Pergi dari EXO?” Luhan bergumam pelan pada sang Ayah. “Kenapa?”
Ayahnya memandang iba pada sang anak. Dia tak pernah membayangkan dampak dari rencananya akan sehebat ini.
“Luhan...”
“Kenapa, Yah?” Luhan memotong perkataan Ayahnya.
Ayahnya memandang Luhan lama, sebelum akhirnya ia mengucap satu alasan yang ada di pikirannya. “Karena kau tak punya alasan untuk tinggal. Gadis yang kau sukai sudah menikah. Jadi tak ada alasan untukmu untuk tetap tinggal di Korea, Luhan.”
***
Seoul – 07.21 KST
Sehun sibuk menata sedikit barangnya ke dalam koper untuk ia bawa pergi ke Beijing. Setela mendengar Luhan dipulangkan ke rumah karena sakit, pikiran Sehun tak dapat tenang. Meski sibuk dengan kopernya, Sehun masih menyempatkan diri untuk menjawab telepon pagi yang datang dari Via.
“Oppa, apakah benar jika Hyunbi itu temanmu?”
“Hmm.. Kenapa?” Sehun menjawab asal sambil terus fokus dengan barang-barang yang akan dibawanya.
“Seberapa dekat?” kembali terdengar suara Via dalam telepon. “Dia teman SMA ku.” Jawab Sehun cepat.
“Oppa… Apa kau tahu jika Hyunbi temanmu itu sedang dekat dengan salah seorang sasaengmu?” Sehun seketika menghentikan gerakan tangannya saat Via mengatakan kalimat tadi. “Aku tak bermaksud untuk menjelekkan temanmu, tetapi dari rumor yang beredar, sasaeng tersebut tengah melakukan hal kotor untuk mendapatkan rahasia tentangmu darinya. Apa itu benar?” Via yang tak sadar akan ekspresi tegang yang Sehun tunjukkan pun masih saja melanjutkan ocehannya.
Dengan gerakan cepat, Sehun menoleh ke arah jendela kamarnya yang masih tertutup gorden. Ditinggalkannya acara berbenahnya karena Via. Secara perlahan, ia berjalan menuju jendela, sambil terus mendengarkan ocehan dari gadis itu.
“Apa rahasia yang Hyunbi ketahui tentangmu? Apakah sesuatu yang buruk? Haruskah aku menghentikannya untuk melindungimu? Aku punya banyak bantuan untuk melakukan itu karena aku sekarang adalah seorang—“
Sehun menyibak gorden jendelanya kasar, “Jangan pernah berfikir untuk melakukannya.” Katanya tajam nan dingin sambil menatap Via yang tengah bersandar di jendela kamar miliknya. Via terdiam, bahkan belum sempat untuk menyelesaikan ocehannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [EXO]
FanfictionAda dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar kaca. Sasaeng fans, tahu semua sisi itu. *** "I'm Miranda Savia. Not Miranda Kerr. But, i'm sexier than your miranda, Oppa." Dan Sehun hanya...