Serpihan 26 (c)

6.6K 466 8
                                        

Serpihan 26 (c)

Untuk pertama kalinya, aku lebih peduli orang lain dibanding dirinya. Dan karena itu, aku melewatkan waktuku untuk mencegahnya pergi dariku. - Xiumin-

Hospital - 22.00 KST

"Anda hanya boleh mengantar sampai sini." Salah seorang suster mencegat langkah Kai yang masih tetap ingin bersama dia. Ia pun hanya bisa menghela nafas pasrah tatkala pintu pembatas antara dirinya dan Krystal menutup. Dalam hatinya, diam-diam terselip doa keselamatan baginya.

Kai mengambil duduk di kursi depan ruang UGD tersebut. Ia tak memiliki niat sedikit pun untuk melangkah lebih jauh lagi dari sana. Dirinya tak dapat tenang.

"Bukankah ini keterlaluan?" Sebuah suara berat menyapa pendengaran Kai. Dirinya mendongak dan mendapati Sehun tengah menatapnya geram.

"Seluruh dunia tahu jika Krystal kekasihku. Bukankah yang kau lakukan tadi terlalu berlebihan?" Kai tersenyum sinis mendengarnya. Dalam hatinya sempat ia membodohi dirinya sendiri atas apa yang ia lakukan malam ini, namun ia tak menyesal sama sekali.

"Pergilah. Sebentar lagi para wartawan akan ke sini untuk meliput berita. Aku tak punya alasan yang bagus untuk dikatakan jika kau masih ada di sini dan bertingkah melebihi batas." Sehun mengakhiri pembicaraan sepihaknya tersebut dengan nada dingin yang kental.

Kai kembali tersenyum sinis mendengarnya. Dengan sigap ia berdiri dan menantang Sehun tepat di manik matanya. "Jika kau ingin berakting sebagai kekasihnya, beraktinglah dengan baik." Kata Kai tak kalah dingin.

"Melebihi batas? Bukankah dirimu yang melebihi batas?" Kai menatap tajam mata Sehun. "Bertingkah bagai kau adalah yang paling sengsara di dunia ini. Itu memuakkan, Sehunna..." Tangan Kai bergerak perlahan bagai tengah membersihkan noda di jas yang tengah Sehun kenakan. "Kau bahkan terlihat lebih rendah daripada sampah di depanmu ini." Bisiknya pelan tepat di telinga Sehun.

Sehun langsung saja menepis tangan Kai dan mendorongnya menjauh. Alhasil, Kai jatuh tersungkur setelah sebelumnya bahunya terantuk kursi di belakangnya. Kai tak menunjukkan ekspresi terluka sama sekali. Ia malah kembali menunjukkan senyum sinisnya saat kembali mendengar Sehun berbicara sok tajam.

"Jauhkan tangan kotormu itu dariku."

Kai kembali berdiri dan berjalan mendekati Sehun. "Apa kau sekarang takut, Sehunna?" bisiknya kembali di telinga milik Sehun. "Kenapa aku mendengar suaramu bergetar saat kau berbicara?"

Kai menjauhkan bibirnya dari Sehun. Kembali menepuk pundaknya pelan saat mendengar suara riuh dari luar. Sepertinya benar jika wartawan telah datang. Kai pun memutuskan untuk pergi dari sana.

Langkahnya sempat terhenti sebentar. Dan Sehun dapat mendengar dengan jelas kalimat terakhir yang laki-laki itu lontarkan padanya. "Yang membuat Krystal seperti itu, tak lain dan tak bukan adalah keluargamu sendiri. Jika mereka tak memperkerjakan artisnya bagai kerja rodi, mungkin kau tak perlu untuk menghadapi ratusan wartawan itu sekarang."

Kai menoleh sebentar ke arahnya sebelum menyelesaikan kalimatnya. "Bukankah kau takut dengan kerumunan yang menyerbumu?"

***

Changsa - 21.45 CST

"Mama... Ada apa?" Lay menyapa Ibunya yang tengah duduk di balkon lantai dua dan menyeruput secangkir the herbalnya. Dirinya sempat terheran mengetahui Mama nya memanggilnya malam-malam.

"Duduklah." Mamanya menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya. Lay pun menuruti permintaan sang Mama.

"Kapan kau akan pulang ke Korea?" Mamanya langsung mencecarinya dengan sebuah pertanyaan yang sebetulnya tidak perlu karena ia sudah pernah mengatakannya jauh-jauh hari.

Sasaeng Fans [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang