Serpihan 27 (d)

7.4K 531 26
                                    

Serpihan 27 (d)

Semua pilihan ada di tanganmu. Bagaimana masa depan akan terjadi, tergantung dari jalan yang kau pilih sekarang. Jadi jangan pernah menyalahkan orang lain jika semua berjalan tak sesuai rencana. -The Writer-

07.11 KST

Wanita paruh baya itu meletakkan secangkir teh hangat ke hadapan Via dengan hati-hati. Setelah itu, ia tersenyum hangat pada Via yang sejak kemarin terus saja memandangnya datar. "Berhenti memandangku seperti itu seakan kita dekat." Kata-kata tajam yang Via katakan langsung menghapus senyum yang ada.

"Aku tidak melakukan apapun sekarang karena Ricky. Dia sudah banyak menolongku." Ucapnya singkat. Via meraih cangkir yang ada di hadapannya dan menenguk teh itu pelan. Ia kembali memandang wanita di depannya setelah meletakkan teh nya kembali. Memandangi wanita itu dengan kadar kerinduan yang coba ia tutupi.

"Kau merawat anakmu dengan baik." Katanya lirih. "Ricky tumbuh menjadi anak yang baik." Via langsung menunduk dalam saat tangisannya tiba-tiba pecah. Ia tak dapat lagi membendung segala perasaan yang menyelimutinya sekarang. Bahagia dan kecewa bercampur aduk menjadi satu. "Itu menandakan jika kau ibu yang baik karena anakmu tumbuh dengan baik."

Tangan wanita itu bergerak maju. "Jangan sentuh aku." Via berkata tajam saat wanita itu mencoba untuk memeluknya. "Aku takut jika aku tak bisa melepasmu." Via berdiri dari duduknya dan berlari pergi dari sana.Wanita paruh baya itu juga ikut menangis dalam diam.

Langkah Via tiba-tiba terhenti saat ia mendengar suara riuh dari depan rumah. Ia bisa mendengar Seunghwan tengah mengumpat marah pada seseorang.

***

Sehun mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah akibat pukulan tak terduga yang Seunghwan layangkan. Setelah pencarian lama untuk menemukan tempat Via berlndung, bukannya mendapat sambutan hangat, ia malah mendapat pukulan dari manager nya.

"Hyung, wae geurae-yo?" tanyanya bingung. Seunghwan hanya memandang Sehun penuh kemarahan. Ia kembali menarik kerah Sehun dan memaksanya berdiri di hadapannya.

"Jika kau terluka. Jika kau ada masalah. Jangan pernah membuat masalah lain untuk mengatasinya. Tak ada yang mengajarimu untuk menjadi lelaki brengsek." Seunghwan berbisik tajam dan menekan satu persatu kata yang ia ucapkan. Kemarahannya memuncak hanya karena melihat wajah Sehun yang muncul di hadapannya.

Seunghwan melepas cengkremannya di kerah Sehun. "Pergi..." ucapnya ketus. Dirinya kembali masuk ke dalam rumah Ricky tanpa menghiraukan Sehun yang sepertinya tak mengerti apapun. Ia kesini hanya untuk bertemu Via. Namun tiba-tiba Seunghwan memukulnya tanpa sebab yang jelas.

Bukan. Bukan tanpa sebab. Sehun hanya belum mengetahui sebab itu.

Seunghwan melangkah masuk tanpa menghiraukan Sehun kembali.

"Oppa..." panggil Via pelan. Seunghwan menghentikan langkahnya dan menatap Via nyalang. "Bolehkah aku bertemu dengannya?" pintanya lirih. "Untuk yang terakhir kali."

***

07.44 KST

Sehun berjalan perlahan menuju ruang tamu saat Ricky menyuruhnya untuk masuk. Tatapannya langsung berubah sumringah tatkala gadis yang tengah dicarinya kini tengah duduk di salah satu kursi ruang tamu.

"Via..." Sehun langsung saja berlari untuk menarik Via ke dalam pelukannya. Ricky yang masih berada di tempat tersebut langsung memalingkan mukanya. Tersenyum getir dengan akhir yang ia dapatkan. Ia kalah dalam pertempuran tak kasat mata itu. Dan ia harus siap untuk melepasnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sehun khawatir, sembari mengecek seluruh tubuh Via kalau-kalau ada luka yang disembunyikan. "I'm okay." Jawaban lirih dari Via mampu membuat Sehun menghentikan gerakannya. Lelaki itu kembali memandangi Via.

Sasaeng Fans [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang