Kris Story
Keadaan yang membuatku bertingkah bagai penghianat. -Kris-
Guangzhou
Kaki itu menendang kaleng minuman di depannya. Merasa kesal dengan ditolaknya ia di audisinya yang entah keberapa. Mungkin kelima. Entahlah. Menghitung berapa kali ia gagal dalam audisi membuatnya semakin kesalsaja
Dirinya kembali menendang tembok bangunan di belakangnya yang berakhir dengan dia yang merintih kesakitan. "Ah...sakit." Lelaki itu terduduk sambil memegangi kakinya yang bengkak. Ia mulai kesal kembali karena hanya mengenakan sepatu kanvas yang terbilang tipis. Tak akan dapat melindungi kakinya yang tengah melawan si tembok nan keras tadi.
"Apa ini hari sialku?"rintihnya lemah. Ia tengahterduduk sam sibuk meniup kakinya yang kini telanjang. Jika saja dia tidak tampan, mungkin orang akan menganggapnya gila.
"Bagaimana bisa mereka selalu menolakku setelah mengatakan aku tampan." Dirinya melirik sinis gedung yang berdiri megah di depannya. "Harusnya mereka menerimaku."
"Aku sudah punya wajah menjual. Kau tinggal beri aku guru akting yang handal maka popularitasku akan melebihi seorang Andy Lau ketika debut sebagai aktor." Ia kembali berteriak marah pada gedung tak berdosa tersebut. Persis seperti saat ia ditolak di audisi pencarian peran sebuah film sebelum-sebelumnya.
Lelaki itu berdiri dari duduknya saat kapasitas orang yang memandanginya dengan tatapan aneh mulai meningkat. Tangannya sempat membersihkan debu yang menempel di celananya akibat kelakuan anehnya tadi. Lalu ia kembali mengeluarkan umpatannya pada gedung itu. Umpatannya yang terakhir. Lagi-lagi umpatan yang sama seperti sebelumnya.
"Lihat saja... Kau akan menyesal karena telah menolakku."
Setelah mengeluarkan umpatan terakhirnya, ia berjalan menjauh. Plak ! Baru beberapa langkah ia berjalan, seseorang tiba-tiba menimpuknya dengan koran. Ia mengelus kepalanya pelan dan berbalik cepat. Hendak mengumpat siapapun yang telah berani melakukan itu padanya.
"Hey, Long time no see, Wu Yifan." Lelaki itu terdiam tatkala melihat wajah oknum penimpuk kepalanya. Kata umpatannya tertelan kembali. Matanya melebar seketika.
"Eveline..."suanya keras. Ia bergerak maju untuk meraih leher gadis di depannya dan memitingnya dengan tangan. "Ini benar kau?"
"Eveline Wang."
***
"Jadi sekarang kau berkeliling mengikuti audisi akting? Ada apa denganmu.." Eve geleng-geleng takjub. "Bukankah kau ini pemalas. Main basket yang kau sukai saja masih harus dipaksapelatih."
Lelaki bernama Wu Yifan memandang teman masa SMA nya. Gadis keturunan campuran Amerika-Cina."Aku tak menyangka kau banyak berubah." lanjutnya singkat.
"Orangtuaku bercerai." Eveline yang hendak menyeruput teh nya meletakkan kembali cangkir yang ada di genggamannya. "Ber...cerai?" ulang Eveline.
Yifan mengangguk singkat. "Hmm, bercerai. Mungkin itu sebabnya aku banyak berubah."
Suasana langsung berubah canggung. Eveline pun sendiri tak tahu harus berkata apa sekarang.
"Jangan merasa terbebani." Yifan kembali membuka suara. Memecah keheningan yang sempat terjadi. "Kau sendiri-"
Eve kembali mendongak, "-kenapa bisa ada di Cina?"
"Coba tebak?" Eve memandangi lelaki di depannya intens. Yifan berfikir keras. Balik menatap wanita di hadapannya. "Entah." Jawabnya singkat setelah berfikir lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [EXO]
FanfictionAda dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar kaca. Sasaeng fans, tahu semua sisi itu. *** "I'm Miranda Savia. Not Miranda Kerr. But, i'm sexier than your miranda, Oppa." Dan Sehun hanya...