Serpihan 11
Do you see my heart? I was never gonna fall in love again, cause I'm such a fool. -Kai-
-Flashback on-
Sungai Han - 5 tahun lalu.
"Jangan coba-coba mengintip." Lelaki itu memperingati gadisnya yang tengah mencoba mengintip di sela-sela jari si lelaki yang kini tengah menutup mata sang gadis.
"Aku tak mengintip." Sangkalnya kembali. "Tapi... aku penasaran..."
Lelaki itu tertawa kecil melihat gadisnya yang semenjak tadi tak bisa diam. "Kau tak sedang berniat mengerjaiku kan?" gadis itu kembali berucap, membuat senyum geli kembali muncul di wajah si lelaki.
"Aku tak akan berani mengerjai perempuan galak sepertimu." Bisiknya pelan sambil menahan tawa yang siap meledak.
"Ya !" tangan perempuan itu membentuk kepalan. Lelaki itu kembali tertawa.
Lelaki itu terus membawa si gadis sampai ke tempat tujuan mereka. Tangannya menutup mata si gadis untuk serangkaian kejutan yang ia buat. Angin dingin berhembus, membuat gadis itu lagi-lagi mengeluh.
Tak selang berapa lama, mereka berdua akhirnya sampai di tempat tujuan mereka. "Setelah aku melepas tanganku dari matamu, jangan buka mata sebelum aku menyuruhmu membuka mata. Oke?" bisik lelaki itu yang dijawab dengan anggukan cepat.
Tangan lelaki itu perlahan terlepas. Ia lalu berjalan ke depan untuk menghidupkan lilin yang ada di atas kue yang sudah ia persiapkan. Setelah semua serangkaian kejutan sudah siap, ia menyuruh wanita itu untuk membuka mata.
Mata yang tadi tertutup, perlahan terbuka. Gadis itu langsung menganga takjub melihat apa saja yang kini tengah berada di hadapannya. Sebuah candle light dinner romantic di pinggiran sungai han yang sepertinya sudah dipersiapkan kekasihnya sejak lama. Juga ada sebuah kue bertuliskan 100 days.
"Jonginniee..." ujar gadis itu takjub. Ia sampai hampir menangis terharu melihat kejutan manis itu.
Lelaki itu berjalan perlahan mendekati gadisnya sambil membawa kue dengan lilin yang menyala. "Happy 100 days anniversary." Ucapnya lirih saat ia sudah sampai di depannya.
Si gadis tersenyum. Ia lalu memejamkan matanya untuk merapalkan doa sebelum meniup lilin tersebut.
Setelah lilin itu mati ditiup oleh mereka berdua, lelaki itu meletakkan kuenya di atas meja. Ia kembali mendekati gadisnya sambil mengulurkan tangan kanannya. "Mau makan malam denganku, nona yang cantik?" katanya menggoda diikuti kedipan singkat darinya. Lelaki itu bertindak bagai seorang waiters di depannya gadisnya.
Gadis itu menerima uluran tangannya dengan senang hati. Lelaki itu lalu membawa gadisnya untuk duduk di kursi yang ada.
"Ah iya." Gadis itu berteriak saat ia baru saja ingin mendaratkan pantatnya ke kursi. Si lelaki terheran. "Kenapa?" tanyanya bingung.
"Aku lupa memberikan sesuatu padamu." Ucapnya singkat. Kini tangannya tengah sibuk mengobrak-abrik tas kecilnya. Lelaki itu hanya melihat gadisnya penasaran.
"Uh... dimana ya?" katanya frustasi ketika barang yang dicarinya tak kunjung ditemukan. Lelaki itu semakin mendekatkan diri pada sang gadis. Mengintip barang-barang yang ada di dalam tas itu untuk ikut mencari.
Hingga akhirnya... Cup. Sebuah ciuman singkat dari sang gadis mendarat di bibir si lelaki saat ia lengah. Si gadis tersenyum malu sedangkan si lelaki hanya diam mematung mendapat serangan tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [EXO]
ФанфикAda dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar kaca. Sasaeng fans, tahu semua sisi itu. *** "I'm Miranda Savia. Not Miranda Kerr. But, i'm sexier than your miranda, Oppa." Dan Sehun hanya...