Baekhyun Story - Cinta Dua Hati
Dua hal tak terduga, yang datang bersama-sama. Cinta dan Prahara. -Byun Baekhyun-
***
Entah senyumnya, entah tatapannya, entah tawanya. Semua terasa asing sekarang. Tak ada lagi debaran yang tercipta. Atau balasan senyum manis yang sama saat melihat tawa indahnya. Semua seakan terasa menghilang. Atau mungkin memang tak pernah ada.
Lagi, lagi, dan lagi. Pikirannya melayang entah kemana. Fokusnya bukan lagi pada bibir yang tengah berbicara. Melainkan gadis lain di luar sana. Panggil dirinya brengsek. Karena memang begitu adanya.
"Oppa. Oppaaaa?" Sebuah lambaian tangan di depan wajahnya seakan menarik Baekhyun dari genangan lamunan yang ia buat. Dirinya tergeragap. Dan tak tahu menahu harus menanggapi bagaimana.
Untungnya, gadis itu mengerti. Terlalu mengerti malah untuk ukuran seorang kekasih. Karena ia tak marah atau pun kesal atas pengabaian yang Baekhyun lakukan.
"Oppa lelah ya? Sudah mulai mengantuk?"
Dan anehnya Baekhyun tak suka itu. Kebaikannya yang setingkat malaikat membuat hatinya tak juga berdebar. Bagai candu yang mulai memudar.
"Kalau begitu aku pulang saja." Gadis di depannya itu mengelus tangan Baekhyun pelan. Sebelum akhirnya beranjak hendak pergi.
Dengan cepat Baekhyun menahan tangannya. Ia ikut berdiri dari duduknya. "Aku antar pulang ya?"
Dia tersenyum manis. Senyum yang sama namun terasa berbeda. "Tak usah. Rumahku kan ada di sebelah dorm oppa. Aku bisa pulang sendiri."
Benar juga. Setelah beberapa bulan lalu aku mengakhiri hubunganku dengan gadis lain, gadis di depannya ini memutuskan untuk pindah ke Korea. Menentukan tempat tinggalnya tepat di sebelah dorm milik EXO.
Semua orang yang mendengarnya akan menyebut gadis itu sasaeng gila. Tapi aku tidak, karena aku alasan mengapa dia berbuat seperti itu. Ucapan rindu yang kuucapkan lewat jaringan telepon setiap malam saat ia masih tinggal di Beijing, menjadi satu diantara puluhan alasan lainnya.
Aku menarik nafas dalam sebelum mengucapkan kata terakhir untuknya malam ini. "Geurae... Hati-hati di jalan. Good night, Meimei." Ucapku pelan sembari mendaratkan kecupan singkat di dahinya.
Ia kembali tersenyum. Sebelum pergi, ia membawa diriku untuk dipeluknya singkat. Mataku mengantarnya hingga ia hilang di balik pintu depan. Diriku berbalik setelahnya. Sempat mendapati kawan satu grupku, Chen, memandangku dengan tatapan anehnya seperti biasa. Aku tahu arti tatapan itu. Terlalu tahu malah.
***
Baekhyun menjatuhkan dirinya ke atas ranjang besar miliknya. Ranjang satunya kosong, Chanyeol masih saja sibuk syuting di negeri orang.
Sepi. Tak ada yang mengajaknya bicara atau mengganggunya. Tapi dirinya malah tak kunjung terlelap. Jarum jam bahkan hampir menunjuk angka 12 di keduanya. Ah... Ini bukan seperti dirinya yang sangat menjaga pola tidur dan makan. Banyak pikiran yang berjubel di otaknya, membuat matanya enggan menutup.
Tangannya dengan cepat meraih ponselnya. Mungkin mendengar suara gadis itu bisa membuatnya terlelap. Mungkin saja. Jika gadis itu belum juga terlelap seperti dirinya.
Awalnya hanya ingin melakukan panggilan biasa. Namun keserakahannya membuat Baekhyun melakukan panggilan video call. Dirinya memandang siluet wajahnya pada layar sambil menunggu panggilannya diangkat.
Layar tersebut tiba-tiba berubah gambar menjadi wajahnya. Wajah yang juga dirindukannya.
"Em, Baekhyun-ah. Waeyo?" Matanya sayup. Sepertinya Baekhyun mengganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng Fans [EXO]
FanfictionAda dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar kaca. Sasaeng fans, tahu semua sisi itu. *** "I'm Miranda Savia. Not Miranda Kerr. But, i'm sexier than your miranda, Oppa." Dan Sehun hanya...