🌸26🌸 Toxic Step-Brother [IndraSakuAshura]

391 40 1
                                    

Judul ⋙ Toxic Step-Brother

Pair ⋙
Otsutsuki Indra x Haruno Sakura
Otsutsuki Ashura x Haruno Sakura

Latar Modern

Story By hr_alana | 2024

Disclaimer ©Masashi Kishimoto

______________________________

Menjadi saudara tiri dari dua laki-laki berbeda karakter nyatanya membuat kehidupan Sakura seperti rollercoaster. Harus menguatkan mental menghadapi sikap cuek dan kasar kakak tiri pertamanya ─ Otsutsuki Indra, dan harus sabar menghadapi kekonyolan dan sikap penuh energi kakak tiri keduanya ─ Otsutsuki Ashura.

Sakura sudah terbiasa dengan kata-kata ketus Indra, bagaimana laki-laki itu berkata sinis serta acuh tak acuh atas keberadaan Sakura.

Namun, tindakan Sakura sekarang seolah sudah benar-benar memancing emosi Indra.

Laki-laki itu tampak berdiri menjulang tinggi di depan Sakura, dimana mereka berada di dekat pintu utama, Sakura barusaja pulang dari pesta temannya, dan ini sudah menunjukkan pukul 12 malam, mungkinkah itu alasan Indra murka?

"Siapa dia?"

Sakura menoleh ke belakang, mengingat tadi dirinya pulang bersama Sasuke─temannya untuk berangkat bersama ke rumah Ino─gadis pemilik pesta.

Tatapan Sakura kembali pada Indra. "Dia Sasuke─"

"Dia siapa!? Kekasihmu?"

Tubuh Sakura bergetar samar dengan sentakannya, terlebih bagaimana sorot mata Indra menampilkan aura sinis.

"A - apa? Tidak. Bukan," Sakura segera menggeleng.

Dan dihadiahi desisan ejekan dari Indra. "Aku tidak menyangka memiliki adik angkat sepertimu,"

Kening Sakura mengernyit, tak mengerti. "Apa maksudnya dengan sepertimu ? Memangnya aku kenapa?"

"Kau terlalu dekat dengan banyak pria, kemarin si kuning itu, lalu kemarin lusa si setan merah, sekarang berbeda lagi?" Indra menyeringai, tidak, itu hanya sebuah ejekan dan Sakura sangat membenci raut tersebut.

Raut yang seakan merendahkannya, tatapan Sakura segera menajam. "Kau ini kenapa? Mereka hanya temanku,"

"Teman? Mengantarkan pulang hingga larut malam? Teman tapi mesra?"

"Kak!" Sakura membentak tanpa sadar, emosinya sudah nyaris tak terkendali. "Mereka memang hanya temanku!"

"Dan teman priamu terlalu banyak, kemana teman-teman wanitamu? Tidak punya? Karena lebih nyaman dekat dengan pria? Agar kau bisa menggodanya?"

Bibir Sakura yang awalnya terbuka langsung terkatup, kepalanya menggeleng samar, rautnya memancarkan kekecewaan atas ucapan Indra, hatinya serasa tercubit mengetahui Indra berpikir seperti itu tentang dirinya.

"Kau..." Sakura bahkan sampai tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Kenapa? Aku benar? Astaga, kau seperti ini ternyata?" Indra memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, masih menatap Sakura dengan angkuh.

Kemudian wajah Indra berubah tak berekspresi, menjadi lebih serius. "Sudah berapa pria?"

Sakura tersentak. Pertanyaan macam apa ini? Kedua tangan Sakura terkepal kuat atas tuduhan tak mendasar tersebut. "Aku tidak─"

"Murahan."

Jantung Sakura seolah berhenti berdetak mendengar satu kata yang begitu tajam itu, seakan menghunus hatinya dan membuat luka begitu dalam. Sakura merapatkan bibirnya dan merasa kedua matanya kabur, pelupuk matanya nyaris dipenuhi air.

Sakura memicingkan mata kecewa. Tanpa berkata gadis itu langsung berjalan menubruk lengan Indra dan segera berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya.

Indra sempat mengaduh samar atas tabrakan Sakura, tubuh kokohnya menyerong dan kepalanya menoleh untuk memperhatikan Sakura yang pergi menjauhinya. Indra termenung kemudian berdecak karena memikirkan tindakannya dan dampaknya terhadap Sakura.

...

Sakura berdiri di balkon kamarnya, menatap ribuan bintang di atas sana, pipinya telah banjir oleh air mata yang hampir mengering, kemudian gadis itu menghapusnya dengan kasar.

Murahan?

Apakah seperti itu dirinya di mata kakak tirinya? Sakura mengakui temannya memang lebih banyak pria, tapi itu bukan karena alasan buruk, tapi memang Sakura membuka pintu pertemanan pada siapapun tanpa terkecuali.

"Yeah. Memang hidup itu kadang kiding~"

Tubuh Sakura terjengkit, Sakura langsung menoleh dan mendapati Ashura di balkon kamarnya dengan nyengir. "Kak Ashura? Bagaimana kau bisa masuk?" Sakura melongok pada pintu kamarnya yang tertutup kemudian kembali pada Ashura.

"Hm?" Ashura mendekat dan berdiri di sisi Sakura. "Pintunya tidak dikunci, jadi aku masuk saja. Terlebih Kak Indra sudah menceritakan semuanya,"

Sakura tecekat mendengar nama tersebut, emeraldnya bergulir menuju ke atas langit. "Kak Indra..."

"Dia menyesali ucapannya. Yeah, dia memang seperti itu, kan? Kuharap kau mau memaafkannya,"

Bibir Sakura terlipat ke dalam mengetahui Indra menyesal. Rasanya menjadi tak menentu.

"Dia itu sangat kaku. Apa perlu kita merendamnya di dalam air supaya lebih cair?" Ashura sedikit terkikik menanggapi ucapannya sendiri.

Sedangkan Sakura hanya mendengus geli, lelucon Ashura sangat garing. "Tidak lucu."

Tawa Ashura semakin terdengar atas respon Sakura. "Aku tidak berniat melucu,"

"Lalu apa niatmu?" Sahut Sakura.

"Memberimu ini,"

Sakura menoleh, sebatang coklat tersodorkan padanya, tatapan Sakura tertuju pada kedua iris Ashura, wajah Ashura berseri dan mengangguk seolah ingin Sakura menerimanya. "Ini bisa membuat mata sembabmu menjadi lebih baik~"

Sakura berdecak dan memalingkan wajahnya untuk merajuk karena godaan tersebut. "Aku tidak suka coklat."

Alis Ashura terangkat satu. "Hm? Benarkah? Lalu setumpuk coklat milik siapa yang ada di atas meja belajarmu?"

Kedua mata Sakura langsung melotot saat menyadarinya, segera Sakura menatapnya dan kembali pada coklat di tangan Ashura, wajahnya tercengang. "Yak! Itu coklatku! Hey! Kau memberikanku coklat, tapi itu pada dasarnya adalah coklat milikku!"

Ashura terkikik dan mengelus tengkuknya. Benar. Coklat ini Ashura ambil dari meja Sakura. Memang niat awalnya ke sini hanya untuk menghibur adik tirinya ini, namun saat melihat coklat menganggur, Ashura memiliki ide tambahan─memberikan Sakura coklat dengan tanpa modal, hehe.

"Memang, hahaha. Ini ambilah, atau untukku saja?"

"Tidak!" Sakura dengan gesit merebut coklatnya, membuka bungkus dan dengan kasar menggigit makanan manis tersebut.

Bagaimana rakusnya Sakura memakan berhasil membuat Ashura terheran-heran namun juga tergelitik. "Hey, Sakura," panggilnya.

"Hm," gadis itu hanya bergumam.

"Kau tidak lupa kan jika ibu melarang kita membawa makanan ke dalam kamar? Apa yang akan ibu lakukan jika dia tahu kau melanggar aturan─mmpp!" Ashura langsung terbungkam oleh sepotong coklat.

Sakura mendesis setelah menyumpal mulut toa Ashura dengan coklat dan mendengus, menatap langit kembali. "Aku akan membunuhmu jika kau ember."

Dengan mengunyah coklat, Ashura hanya tersenyum kecil.

-END-

Ide spontan lagiiii ~

𝐎𝐧𝐞𝐒𝐡𝐨𝐭 𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐕𝐨𝐥.𝟐 || SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang